CHAPTER 11

28 11 0
                                    

Ada kalanya
Saat manusia menyerupai mentari
Bukan karena bercahya
Namun karena lemahnya terang
Yang kadang kalah dari awan kelabu
pembawa mendung
Seakan takut dan hanya bisa bersembunyi

Alo terkejut, ia melihat sosok ibu Clara mendekati mereka. Jantungnya berdegup kencang, kepalanya pusing. Ia tersandar, samar-samar ia melihat clara memeluk wanita itu. Alo tersenyum, ia mengira bahwa Akiane masih hidup.

"Alo, Aloo banguun" dengan setengah sadar, Alo membuka matanya ia bingung kenapa ia berada di rumah sakit.

"Kau sudah bangun nak? Syukurlah. Kau demam tinggi, seharusnya kau tidak main hujan hujanan" ujar Dialf lembut.

Setelah melihat Alo kembali sadar, Clara langsung berlari keluar. Spontan, Alo berkata, "Mungkin ia ingin menemui ibunya".

Mendengar perkataan Alo, Dialf terkejut. "Ibu Clara sudah meninggal nak, kenapa kau berbicara seperti itu?" Tanya Dialf.

"Tadi aku melihat Clara memeluk ibunya sebelum aku pingsan" jawab Alo.

"Ohh ternyata kau juga berpikiran yang sama dengan Clara. Perempuan itu bukan Akiane, ia adalah kakak kembar Akiane"

Mendengar penjelasan ayah Clara, Alo terkejut dan bertanya, "Kenapa kau tak menjelaskannya pada clara?".

"Aku tidak tega melihatnya sangat terpukul seperti tadi. Aku ingin membiarkan ia mengira bahwa ibunya masih hidup untuk sementara. Aku akan memberitahunya pelan pelan nanti"

Are Life Easier?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang