"Euungg.." Pria itu mengerang dan perlahan membuka matanya. Ia merasakan denyut nyeri di area bagian kepalanya. Ringisan kecil terdengar dari bibir tipisnya. Dengan kerutan dahi ia melihat ke seluruh penjuru tempat itu, ia semakin pusing memikirkan segalanya
"Aku ada dimana?" Gumamnya mencoba bangkit berdiri dengan sisa tenaga yang ada. Tubuhnya benar benar sangat sakit sekarang
"Kau sudah bangun,?"
Ia mendongak menatap pemuda lain yang mengenakan topi bundar itu. Ia menyipitkan mata seolah melihat dengan jelas wajah siapa itu.
"Ini aku-"
"Kepala Nam, kenapa-"
"Duduk dulu, pasti kepalamu masih sakit. Dan tentu badanmu sedikit lemas, kau belum sempat makan malam sebelum pingsan"
"Apa? Jadi kau melakukan rencana tanpa mengompirmasi padaku dulu, kau benar benar-"
"Maaf, aku tidak sempat karena waktu mendesak. Aku harus lebih dulu sampai ke kamarmu sebelum suruhan Ratu Hong. Mungkin sekarang Istana masih heboh mencarimu. Karena berita kehilanganmu sudah menyebar, dan mungkin Ratu Hong berpikir jika bukan dia yang menculikmu maka ini kesempatannya mengambil alih selagi kau tidak ada,"
"Ckck, kau memang pintar Nam Woohyun. Tapi, sepertinya ini petak umpet-"
"Bukankah akan lebih seru jika kita bermain petak umpet dulu sampai kelinci kecil itu keluar dari lobang gajah.."
"Baiklah, tapi apakah tengah malam begini mereka masih berkeliaran..aku lapar, kita cari makanan dulu-"
"Ck, ini sudah pagi bodoh. Aku sudah bawakan makanan untukmu. Kau tidur seperti orang mati saja tadi, matahari sudah sangat terik. Kau tunggu-"
"Apa? Sudah pagi. Yak, aku harus bertemu seseorang-" Myungsoo bangkit dari tempatnya. Rasa sakit yang ia rasakan tadi seketika menghilang mengingat wajah Sooji yang tersenyum seraya menunggu seharian. Ia mengingkari janji untuk pertama kalinya
"Kau mau kemana? Kau lupa kita sedang berpetak umpet. Apa kau langsung muncul di hadapan gajah itu, kau tidak ingin lebih lama bermain di balik punggungnya. Sadarlah, Kim Myungsoo. Aku sudah mempertaruhkan jabatanku demi membantumu. Aku harus begadang untuk berjaga di Gua nan gelap ini agar tidak ada yang menemukanmu? Semua karena apa? Agar kau berhasil dalam pencapaianmu. Kami tidak pernah mengharap imbalan karena membantumu. Murni kami ingin memiliki pemimpin yang terpercaya.."
"Tapi Nam, gadis ku menungguku semalam. Dan aku melupakan janji itu sangkin asiknya dengan rencana konyol ini"
"Konyol katamu, ini adalah tujuanmu. Dan gadismu tentu saja tidak akan menunggu di derasnya hujan lebat semalam-"
"Apa? Maaf Nam. Aku harus menemuinya sekarang"
"Baik. Pergilah, sekalian bawa gadismu pergi dan nikahi dia. Dan tidak usah kembali sekalian. Untuk apa kau kembali jika hanya untuk gadis, ingat tujuanmu"
"Aku tahu, tapi dia juga berharga untuk ku. Aku-"
"Aku tidak ingin berdebat denganmu, Soo. Aku hanya ingin kau ingat tujuanmu. Sampingkan dulu gadismu, Toh, jika kau sudah berhasil kau sudah bebas. Jadi, tolong ingat jasa kami yang telah membantumu-"
"Maaf, aku terlalu panik sehingga melupakan kalian.."
"Tidak masalah, aku akan melihat keadaan, lalu kita ke markas. Jang dan yang lain mungkin masih mengejar suruhan Ratu Hong. Ayo-"
"Maafkan aku, Sooji. Aku berjanji akan menemuimu nanti" Batinnya kemudian mengikuti langkah Woohyun
.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOICE [END]
RandomSuara? Suara? Suara? Menyakitkan, menyedihkan, membahagiakan, dan memilukan. Kisah dimana seorang yang kehilangan suara. Namun masih dapat bertahan di tengah pedihnya dunia yang kejam. Voice-