"Pangeran masih hidup. Pangeran Soo masih hidup–"
Rakyat kembali di hebohkan dengan berita yang berhembus bahwa Pangeran Kim Myungsoo masih hidup. Dan berita menyebar bahwa Myungsoo akan segera kembali ke Istana. Mereka semua menunggu pemuda itu melewati jalanan di pasar tradisional dan di balai kota beserta di depan Istana. Mereka sangat penasaran dengan pemuda yang 17 tahun ini telah menghilang.
Dan pemuda yang di tunggu itu kini telah menunggang kuda. Ia menganakan topi bulat bambu yang menutupi setengah wajahnya. Ia menoleh ke belakang kemudian tersenyum. Di belakangnya telah ada Soojung dan juga Mantan kepala pelayan Jang yang juga menunggangi kuda.
Ia mulai berteriak dan menarik kepala kuda memberi aba agar kuda tersebut mulai berjalan kemudian membelah kota. Seru histeris dan pekikan melengkingpun terdengar sepanjang jalan. Mereka mengangumi pemuda tampan yang menunggangi kuda tersebut.
Sementara Myungsoo tersenyum miring karena telah berhasil merebut hati para Rakyat. Kini dia hanya perlu fokus untuk kembali ke Istana. Ia sudah siap bertempur dengan siapapun yang menghalangi jalannya.
Tidak memerlukan banyak waktu kini Ia tengah sampai di pintu gerbang Istana. Ia tersenyum sinis melihat para pasukan mengawal gerbang. Sepertinya seseorang tidak suka bahwa Ia kembali ke Istana. Myungsoo menoleh ke belakang dan mengangguk seolah memberi kode pada Jang. Pria setengah baya itu mengangguk mengerti dan turun dari kuda.
"Beri jalan untuk, Pangeran Soo. Jika tidak ingin kalian mati mengenaskan menyingkirlah!" Jang mencoba memperingati beberapa prajurit itu. Namun mereka masih dengan pormasi mengacungkan pedang ke depan
"Biar aku yang mengurusnya–" Kata Soojung turun dari kuda. Ia berjalan mendekat dan menarik perlahan pedang yang berada di pinggangnya. Lalu mengacungkannya pada leher salah satu prajurit tersebut. "Beri tahu siapa yang memerintahkan kalian menutup jalan untuk Pangeran!" Soojung berteriak. Detik kemudian Ia menarik pedang itu dan tentu saja melukai leher prajurit yang kini tersungkur ke tanah.
"Majulah, jika kalian ingin berperang!" Soojung kembali berteriak dan mulai bersigap dengan memegang pedang tersebut di depan dada.
Para prajurit itu pun berteriak dan mulai menyerang mereka namun dari arah lain pasukan Hanju mengenakan pakaian hitam bermunculan menyerang balik prajurit istana. dan terjadi lah di sana perang pertumpahan darah.
Soojung mulai menghabisi prajurit itu dengan lincah. Beruntung dulu Ia dan Myungsoo sering berlatih. Karena mereka tahu ini akan terjadi. Setelah melumpuhkan banyak prajurit, Soojung menoleh mencari keberadaan Myungsoo. Dan ternyata pemuda itu tengah berdiri di gerbang istana. Ia berlari ke sana dan menarik Myungsoo untuk masuk ke Istana. Namun tidak hanya di situ, prajurit istana tengah membentuk pormasi di tengah lapangan. Sementara Raja dan Putra Mahkota berdiri di atas singgah sana.
Myungsoo tersenyum kecut melihat para prajurit Istana yang melindungi Raja di sana. Apa sebegitu menakutkannya dia sehingga untuk berjalan mendekat ke arah Raja harus melewati ratusan prajurit tersebut.
"Kau mau kemana?" Tanya Soojung menahan lengan pemuda yang hendak melangkah sendirian ke arah prajurit Istana. "Itu berbahaya, Soo. Tunggu sampai mereka muncul dan–"
"Gwenchana, Jung. Lihatlah, apa yang akan terjadi. Prajurit istana sangat banyak. Pasukan kita akan kalah nanti. Jadi, lihat apa yang akan aku lakukan?" Ia melepaskan tangan Soojung dan melangkah ke sana
Tanpa rasa takut sedikitpun, Myungsoo berjalan ke arah prajurit itu. Jelas sekali, Raja melihat apa yang akan dia lakukan. Seorang prajurit tengah melumpuhkan Myungsoo sehingga pemuda itu terjatuh. Soojung hendak mendekat namun Myungsoo memberinya kode agar tetap di sana. Soojung mendengus, ini bukan bagian dari rencana mereka. Ia menoleh ke atas tidak ada satupun pasukan Hanju yang muncul. Ia marah dan mengumpati pemuda yang kini menopang badannya dengan ke dua lutut. Dan pedang itu tengah bertenger manis di area lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOICE [END]
AcakSuara? Suara? Suara? Menyakitkan, menyedihkan, membahagiakan, dan memilukan. Kisah dimana seorang yang kehilangan suara. Namun masih dapat bertahan di tengah pedihnya dunia yang kejam. Voice-