"Aaarrggghhhh!!!!"
Teriakan itu seolah terdengar ke seluruh penjuru toko. Gadis yang beberapa menit lalu memasuki sebuah toko di dalam mall. Menjerit ketakutan seraya menatap gaun pengantin yang terpajang di patung tersebut.
Mulanya gaun itu sangat cantik dan anggun. Namun bagaimana bisa gaun itu sekarang di lumuri darah dan hampir memusnahkan warna putih kemudian di gantikan oleh merah.
Ia terduduk di lantai sambil menutup mulutnya. Tubuhnya gemetaran melihat gaun itu. Tidak ada terlintas di pikirannya bahwa gaun pengantin itu akan jadi seperti itu.
Seorang karyawan toko berlari ke arahnya. Dan tentu saja gadis itu berteriak karena melihat pemandangan yang teramat, seram mungkin.
"Nona, anda baik-baik saja?" Tanyanya pada konsumen yang mendatangi toko itu untuk mempersiapkan gaun pengantin untuk pernikahan yang akan di laksanakan dalam jangka dua hari ke depan. Tapi, Ia juga bingung bagaimana bisa gaun yang telah di pisahkan itu menjadi..Aahh gadis itu ikut bingung
"Nona Bae, anda baik baik saja. Maafkan kami, sepertinya telah terjadi sesuatu dan kami-"
Bae Suzy, gadis itu langsung berdiri dan berlari pergi dari sana. Hatinya hancur dan remuk melihat gaun pilihan kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi miliknya selamanya. Tetapi, Ia harus menyikapi masalah ini seperti apa
Sangkin banyak berpikir, dering ponselnya berbunyi dan pertanda bahwa ada panggilan masuk. Ia sempat bingung karena nomor yang tidak di kenal telah masuk
"Halo?"
"Bagaimana? Kau menyukai hadiah yang ku berikan. Aahh, apa hadiahnya terlalu cepat. Tapi aku merasa lebih cepat lebih baik"
"Kang Seora! Apa yang kau lakukan? Kau!"
"Jangan lupa. Kita sahabat itu dulu. Sekarang kita bukan sahabat semenjak Kim Joon memilihmu. Kau tahu aku yang menyukainya lebih dulu dan kau ingin menikah. Jangan bermimpi. Kau ingin hadiah lainnya! Tunggu saja"
Tuutt..sambungan terputus. Sooji menahan nafas kemudian Ia hembuskan seiring dengan air mata yang mengalir di pipinya. Ia tidak habis pikir dengan sahabatnya itu. Hanya karena masalah pria mereka menjadi orang asing. Sooji juga tidak ingin menghianati Seora. Hanya saja, Joon melamarnya dan tentu Ia menerima itu karena sudah lama Ia memendam perasaan itu
Dering ponsel kembali terdengar. Itu bukan panggilan melainkan sebuah pesan masuk. Sooji memeriksa ternyata Seora mengirimkan sesuatu padanya. Ia membuka pesan itu dan ternyata itu hasil potret Seora bersama Joom sedang tidur bersama. Seora membabi buta mengirim setiap potret itu membuat Sooji tidak tahan menatapnya
Brraaakk!!!
Ia membanting ponsel itu. Ia bahkan tidak tahu Ia berlari sudah sejauh itu. Sudah cukup kesabarannya selama ini. Ia sudah tidak tahan menanggung semuanya.
Matanya berhenti pada sebuah pemandangan sungai Han di sana. Ia memejamkan mata dan berlari ke arah jembatan. Tanpa berpikir panjang Ia ingin mengakhiri hidupnya. Sungguh hidupnya sangat menyedihkan. Ia kehilangan keluarganya di masa kecil yang bahkan wajah orangtuanya tidak ia kenali. Dan kini sahabat satunya yang Ia punya berkhianat dan merebut kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
Tapi semua hancur. Dan tidak berjalan sesuai harapan. Bahkan harapan ingin mengabdi hidupnya kelak bersama Joon. Karena pria itu telah memberi warna dalam kehidupannya
"Kalian semua brengsek! Nappeun! Aku benci kalian...!" Suzy terus mengumpat dan memaki tidak jelas di tepi Jembatan.
Detik kemudian Ia menaiki jembatan tersebut dan menatap dengan menyipit ke arah air di bawah sana. Ia akan melakukannya. Ini akhirnya. Ia ingin semua berakhir. Penderitaan, kesialannya, dan semua yang menimpa dirinya
KAMU SEDANG MEMBACA
VOICE [END]
RastgeleSuara? Suara? Suara? Menyakitkan, menyedihkan, membahagiakan, dan memilukan. Kisah dimana seorang yang kehilangan suara. Namun masih dapat bertahan di tengah pedihnya dunia yang kejam. Voice-