13. Typo & Receh

1K 104 0
                                    

Selepas pelajaran seni rupa, rombongan Kiyoshi berkumpul didepan kelas dikarenakan kelas mereka masih digunakan untuk pelajaran seni tari. Jadilah mereka terlantar disana.

"Eh, bang, mau main game yang kemarin dong!" Celetuk Izuki pada abang Kiyoshi Teppei terchayank.

"Yang mana? Kan game gua banyak bukan cuman 1, neng~" jawabnya sambil melihat ke arah hp nya.

"Yang itu lah, sini hp nya!", kata si pemilik Eagle eyes itu sambil merebut hp dari sang abang kita yang ke-bapak-an.

Akhirnya mereka bermain berdua dengan seru lalu datanglah Takao ikut main juga tapi hp nya sendiri sambil tidur di pangkuan si abang Kiyoshi.

Ngomong ngalor ngidul lalu mereka teringat akan perkataan typo kawan mereka tempo hari.

"Sumpah, eh, gua masih ngakaque gegara si Miyaji ngomong gini di depan kelas 'eh, tulis di buku tulus ya!' Mana muka ama suara datar tea."

"Hahahaha, iya ya, mana dia ngomongnya kenceng lagi didepan kelas. HAHAHAHA!" Tawa si Izuki semakin pecah.

"Atuh, untung di kelas gak ada yang namanya Tulus. Kalo ada kan kasian entar semuanya pada nulis di buku si Tulus. HAHAHAHAHA!" Tambah Takao yang menambah ketingkatan receh kedua temannya.

Keadaan kembali hening dan Kiyoshi fokus pada Takao yang masih anteng bermain Plants vs. Zombies di hp nya.
"Ih, itu jombi nya jadi jombi geprek ya~" celetuk si Kiyoshi saat melihat sebuah jambu menindih seorang zombie yang lewat di dekatnya.

"Ah, si abang mah suka gitu~ entar abang bikin restoran namanya jombi geprek ya~" canda si Izuki pada abang Kiyoshi.

"Boleh, boleh~" respon si Takao kepada pernyataan si tukang bikin pun itu.

"Iya, entar menunya semuanya digeprek! HAHAHAHA!" Tawa Takao semakin menggelegar.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!"

"Eh, udah ah pada receh ih~ hahahahaha."

"Ih, tapi ya pernah si Akashi ngomong waktu itu 'tumis sampe haram' Hahahahaha"

"Hahahahahahaha, haram!"

"Iya ih sumpah ngukuk, sampe haram coy! Hahahahaha"

"Coba pikirin kalo itu kangkung di tumis sampe haram, kapan kelarnya coba?"

"Iya ya HAHAHAHAHAHA."

Dari jauh terdengar suara adzan berkumandang dari musholla sekolah mereka.

"Sstt, udah eh, ujan." Ujar Izuki untuk menenangkan tawanya dan kawannya.

Tawa pun pecah lagi karena perkataan typo yang meluncur dari mulut sang Izuki Shun.

"Hahahahaha, ujan! Adzan neng~ hahahahaha" tawa Kiyoshi pada typo Izuki yang lumayan gak parah parah banget (?).

Dari dalam kelas pun terdengar suara Bu Kucatatan (?) sedang berkoar-koar pada muridnya dengan menirukan gerakan dan nada musik tari.

"EH! Kamu tuh yang bener! Iramanya dang dang dang deng deng!"

"Dang dang dong dong~ Hehehe~" tiru si Juki yang berada diluar kelas.

"Eh gak boleh eh, kasian si pak Dad*ong, Hahahahaha" sela Kiyoshi menasehati si Juki.

"Eh atuh tapi si Bu Kucatatan kan gitu ngomongnya. Hahahaha!" Tukas si eneng Juki.

"Tapi, jangan atuh karena itu melanggar HAM, karena menjelek-jelekkan seorang individu atau sekelonpok individu yang disengaja maupun tidak disengaja." Takao memberi pembelaan pada nasehat abang Kiyoshi.

Ya, maklum lah Bu Kucatatan itu kan guru PPKN sekaligus guru tari yang mengajar dikelas mereka, jadi pantas saja kalau materi pelajarannya menempel di otak salah satu receh kids itu.

"Iya deh~" jawab Izuki mengalah

"....."

"Dang dang dang dong" ucap Takao pelan.

Hening beberapa saat sebelum gelak tawa pecah kembali diantara receh people di TKP.

"Tuh kan! Lu sendiri yang barusan ngomong kalo itu melanggar HAM, tapi buktinya dia sendiri yang ngatain HAHAHAHAHA!" Bentak Izuki pada kawannya namun dilanjutkan dengan tawanya.

Suara tawa mereka bergema di lorong kelas bahkan dalat terdengar hingga ke dalam kelas tari.

Begitulah keseharian sekelompok receh people yang sangat kalerpul ditengah banyaknya tugas mereka.

#TypoEpriwer #DangDangDong #RecehPeople #MaafYaaKaloGaring #MakluminAjaYa

Kuroko No SengklekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang