"Guru jaman sekarang ya seperti Jailangkung. Datang tak di undang, pergi tak di antar. Guru tak masuk, murid pun senang" -Nessazka.
Azka melihat Nessa yang sedang duduk dikelas sambil membaca buku. Lalu menulisnya lagi kedalam buku diary, sebenarnya apa yang dilakukan Nessa. Azka berniat menghampiri Nessa.
"Lagi ngapain Nes" tanya Azka sambil duduk disampingnya.
"Makan" ucap Nessa tanpa menengok Azka. Azka terkekeh mendengar jawaban Nessa.
"Kan lo lagi nulis. Bukan makan Nes" ucap Azka.
"Ya udah tau ngapain nanya" ucap Nessa.
"Iya juga ya hehe" muka Azka dengan tampang polosnya tersenyum melihat Nessa.
"Ngapain lo senyum-senyum gitu. Gila" kata Nessa.
"Iya deh kayaknya gua gila juga karena lo"
"Udah deh Az. Diem bisa gak sih!" Ucapnya dengan sebal.
"Enak tau gangguin lo. Kesenangan buat gua" kata Azka sambil menaikkan satu alis tebalnya itu.
"Lo kesenangan dan gue risih" kata Nessa.
"Gak usah risih gitu. Nanti juga lama-lama terbiasa kan" ucap Azka.
"Sana Az. Gue lagi nulis"
"Nulis ya nulis aja"
"Ada lo. Otak gue blur" Nessa geregetan dengan tingkah Azka.
"Bisa gitu ya. Emang otak lo editan PicsArt bisa blur gitu" ucap Azka dengan tampang menjahilinya.
"Au ah!" Kata Nessa sambil berdiri dan Azka menarik tangan Nessa agar duduk kembali.
"Yaudah gua gak ganggu lo. Lo nulis aja lagi, gua mau tidur. Nanti kalau ada guru bangunin gua ya" kata Azka lalu menelungkup kan kepalanya diatas meja.
Lalu Nessa melanjutkan nulis yang sempat tertunda karena Azka. Diam-diam Nessa melirik Azka yang sedang tertidur. Lalu melanjutkan nulis.
Risih tapi lirik-lirik gue. Gimana sih batin Azka sambil tersenyum kecil.
Ketika Nessa sedang menulis dengan serius tiba-tiba saja Fabio datang dan melewati meja Nessa. Fabio menatap Nessa dengan tajam dan bukan seperti tatapan biasanya, mata Fabio menyiratkan sesuatu.
Nessa tersadar akan tatapan itu, tetapi Nessa tak memperdulikan nya. Nessa tetap fokus apa yang dikerjakan nya. Sedangkan Brian di belakang nya masih dengan muka kesal karena ulah Cia.
Cia masuk dengan muka cemberut dan ia kesal dengan Fabio si manusia es balok. Azka terbangun dan mengucek matanya dengan pelan, ia melihat teman-teman nya dengan wajah yang aneh.
Cia dengan wajah yang cemberut, dengan bibir yang terus ditekuk.
Brian dengan wajah yang kesal dengan bibir yang terus saja mendumel.
Fabio dengan wajah yang datar seperti orang yang tak semangat hidup.
Nessa dengan wajah serius yang sedang menulis sesuatu di handphone.
Dan gua pun bingung mau ngapain. Semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Kalau gua gangguin mereka pasti gua yang kena semprot. Gabut woi! Pikir Azka.
Sehabis ini masuk ke pelajaran Sejarah. Dimana pelajaran itu yang membuat semua siswa maupun siswi terus-menerus ngantuk tanpa henti.
"Ya ampun habis ini Sejarah lagi. Mana catatan gue belum semua" ucap Brian.
"Mampus" sahut Fabio. Azka melirik ke belakang dimana temannya itu sedang pusing dengan catatan sejarah.
"Gua juga belum. Tenang aja sih, masih banyak yang belum ini" kata Azka.
"Gue gak nanya lo" kata Brian dengan ketus.
"Gua kan ngasih tau" sahut Azka.
"Gue gak mau tau" kata Brian dengan tengil.
Tuk... Azka mengetuk kepala Brian dengan pulpennya.
"Yaelah songong lo ya kalau lagi kesel gini" kata Azka
"Suka suka gue" ucap Brian sambil memeletkan lidahnya.
Saat pelajaran Sejarah di mulai. Bu Ani masuk dengan wajah ceria lalu menyapa siswa dan siswi dan selanjutnya Bu Ani menyuruh kita semua untuk menyanyi lagu-lagu nasional dan wajib.
"Apa kabar semua" sapa Bu Ani dengan wajah cerianya.
"Alhamdulillah baik Bu. Gimana kabar ibu sebaliknya" serentak siswa dan siswi menyapa.
"Yang seperti kalian lihat. Ibu Alhamdulillah baik baik saja" kata Bu Ani sambil memainkan spidolnya.
Bu Ani melihat wajah Brian, Fabio, Azka juga Cia. Kenapa mereka? Tidak seperti biasanya.
"Azka! Kenapa wajahmu di tekuk" tanya Bu Ani.
"Biasa bu Azka kebanyakan utang jadi gitu tuh" sahut Brian. Dan di tertawa kan oleh semua siswa dan siswi.
"Songong lo ya" kata Azka.
"Bodo amat" sinis Brian.
"Heh udah-udah. Kenapa jadi berantem begitu" kata Bu Ani dan ia melihat wajah Fabio yang datar tanpa ekspresi.
"Kamu kenapa Fabio datar begitu" ucap bingung Bu Ani.
"Muka dia mah emang udah datar dari bayi Bu. Bayi kalau baru lahir nangis dia mah baru lahir langsung datar" celetuk Cia sambil meledek Fabio. Semua tertawa ngakak mendengar ucapan Cia termasuk Bu Ani. Fabio tetap pada muka datar.
"Yaudah daripada ditekuk mulu wajahnya. Kita nyanyikan lagu Tanah Airku.
Setelah selesai menyanyikan lagu Tanah Airku. Bu Ani menulis di papan tulis. "Kerjakan bab 2 sampai selesai, yang sudah selesai silahkan maju. Untuk di nilai" Kata bu Ani.
Nessa maju dan menyerahkan buku catatan sejarahnya. Bu Ani terpelongo melihat Nessa yang sudah kelar mengerjakannya. Padahal baru 2 hari yang lalu ia ngasih tugas dan Bab 2 itu gak sedikit, tapi banyak.
Ajaib sekali Nessa.
"Kamu sudah selesai Nessa?" Tanya Bu Ani.
"Sudah"
"Ibu periksa dulu ya" Bu Ani melihat dari halaman buku awal sampai selesai. Ya ternyata Nessa mengerjakannya dengan benar dan tepat. Nessa mendapatkan 85.
"Kamu boleh duduk Nes. Nanti kerjakan lagi ya bab 3" ucap Bu Ani.
Azka mendengus kesal ketika Bu Ani terus saja menyuruhnya mencatat rangkuman dari Bab 1 sampai Bab selanjutnya. Lalu dengan seenaknya Bu Ani bermain handphone dan kadang keluar kelas dengan alasan mau ke ruang guru ada hal penting. Itu alasan klasik yang sudah terlalu mainstream.
"Ngeselin banget anjir. Gua capek-capek nulis cuman di contreng doang di daftar nilai" dengus Azka.
"Kasian banget tangan gue pegal-pegal tapi gak ada hasil nilai. Apa faedahnya di contreng doang, nulis panjang lebar gak di periksa." Dumel Brian. Azka menengok kebelakang.
"Bener tuh. Seenggaknya hargain gitu kasih nilai yang sesuai sama catatannya." Ucap Azka.
"Jadi males gue ngerjain begini kalo jadinya" ucap Brian. Fabio pusing mendengar ocehan temannya itu.
"Beli buku mahal-mahal eh tetep aja disuruh ngerangkum. Ini mah nyalin semua ke buku tulis, terus gunanya beli buku tuh apa." sahut Cia.
"Tangan jadi korban. Nilai gak ada" kata Brian.
"Nulis panjang sampe berkembang lembar terus di paraf doang" ucap Azka dengan kesal.
"Masuk kelas, absen, ngasih tugas abis itu keluar kelas" sahut Cia.
"Guru jaman now" ucap serentak Cia, Brian dan Azka. Semua temannya melihat kearah mereka bertiga. Nessa mendengus sebal.
"Ihh apaan sih lo! Gue kan lagi males ngomong sama lo pada" kata Cia sambil melihat Azka dan Brian lalu menelungkup kan kepalanya diatas meja.
"Bodo amat!" Ucap dengan kompak Brian dan Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nessazka
Teen FictionNessa, gadis cenderung yang kuat, jutek, bawel, keras kepala dan kadang sifatnya yang dingin. Omongan Nessa memang terkadang pedas. Nessa juga takut dengan kata Cinta yang kata orang Cinta itu indah dan bisa membuat hati senang dengan perasaan baha...