[warning: another chapter full of tooth-rotting madness sampai gumoh]
Daniel tidak jago-jago banget dalam hal memasak. Semenjak merantau dari Busan, indra pengecapnya sudah terbiasa dengan makanan instan di minimarket yang hanya perlu dipanaskan melalui microwave (dan disajikan bersama satu atau dua gelas anggur).
Park Woojin, salah seorang instruktur di fitness centre miliknya (Daniel memanggilnya sidekick) sering merutuki kebiasaan Daniel yang satu ini.
Hyung itu sungguh-sungguh pengelola tempat fitnes, tidak sih? Makanan kucing saja ngotot harus yang lengkap kandungan gizinya!
Celotehan Woojin biasanya hanya masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.
Toh, hari selanjutnya ia akan memberikan cengiran terbaiknya sebelum Woojin dengan kasar mengambil piring berisi mi instan yang, ya Tuhan, di beri topping nasi putih dan rumput laut kering. Kemudian membuangnya sambil berteriak histeris tentang karbohidrat yang ditumpuk dengan karbohidrat.
Tapi hari ini beda. Dia ingin memberikan sesuatu khusus ia peruntukkan kepada Seongwu yang sudah bekerja keras sampai harus lembur selama satu minggu ini.
Untuk Seongwu yang semalam sudah menyeduhkan cokelat panas untuknya.
Hm. Kok sudah seperti berumah tangga saja ya?
Daniel membayangkan Seongwu yang saat ini masih terlelap, terbangun karena aroma buttermilk menyeruak dari arah dapur. Dengan langkah gontai menyusul Daniel dan memeluknya dari belakang-
Daniel memekik girang tidak kuasa dengan imajinasi yang ia buat-buat sendiri. Oke. Saatnya bekerja. Ia sudah membeli bahan-bahan kemarin sore sebelum pergi dengan Seongwu. Masih ada waktu sebelum lelaki itu benar-benar bangun.
----
Cahaya matahari masuk di balik celah gorden berwarna krem yang menutup jendela besar di kamar Daniel. Seongwu menggeliat kesana kemari seperti kucing sesaat setelah ia rasakan dirinya sendirian di kasur yang ia dan Daniel semalam tiduri.
Enak kali, ya kalau punya kasur sebesar ini untukku sendiri.
Seongwu berusaha mengerjapkan kelopak matanya sebelum akhirnya menyerah karena matanya benar-benar berat. Ia pun kembali bergelung di bed cover Daniel yang lembut. Tanpa sadar tersenyum simpul. Hmph. Wanginya Daniel. Sejurus kemudian, dirinya langsung bangkit dan terduduk. Kaget dengan pikirannya sendiri yang menggelikan.
----
"Well..."
Dan disinilah Daniel.
Berkutat di dapur hanya untuk berdiri dan terdiam mengamati wujud waffle-nya yang sama sekali berbeda dengan yang ia lihat di google images. Tangannya masih menggenggam lemas handphone-nya yang barusan ia pakai untuk menonton Membuat Banana and Oatmeals Waffles (Super Mudah!) yang malah berakhir tragis 20 menit setelahnya.
Matanya tidak sanggup melihat waffle yang warnanya lebih mirip dengan sisa kayu bakar itu.
"Niel! Rooney mengeong-ngeong daritadi, tuh!"
Daniel terlonjak kaget. Sadar dari renungannya akan Simple and Healthy Homemade Breakfast untuk ia persembahkan pada Seongwu yang gagal total. Bahkan kucingnya meronta minta makan saja tidak ia gubris.

KAMU SEDANG MEMBACA
With Extra Sugar [ONGNIEL]
Fanfiction[COMPLETED] Nyatanya, ketimbang jadi Sugar Daddy, julukan budak (cinta) dari seseorang bernama Ong Seongwu terdengar jauh lebih pantas untuknya. [Older!Kang Daniel x Younger!Ong Seongwu]