🍯. 11 Alternative: Mornin Lovin (18+)

6.3K 569 185
                                    


[daniel who had overslept, accidentally leaving  seongwu horny and confused the night before, is now fully resurrected and ready to give his bf some sweet lovin he deserves. alternative smut for ch. 11]


Suara hujan pagi itu mengguyur seirama. Bersahut-sahutan di ujung indra pendengarannya yang masih tenggelam dalam balutan sisa mimpi semalam.  Mau tidak mau Daniel mencoba mengerjapkan kelopak matanya yang terasa berat. Kemudian udara dingin yang menyelinap karena hujan membasuh bumi perlahan mulai menyapu alam bawah sadarnya.

Rambut sekelam jelaga adalah pemandangan pertama yang tertangkap oleh sepasang matanya yang masih kabur karena kantuk. Turun sedikit, pandangannya menangkap leher jenjang berbatasan dengan sepasang pundak ramping yang bergerak naik turun teratur. Seongwu yang tengah terlelap.

Eh? Seongwu?

Daniel tidak pernah merasa terbangun dari rasa kantuk secepat ini. Mimpinya yang entah tentang apa ia sibak jauh bersama dengan selimut yang menggelut tubuhnya semalaman.

Pria itu lantas meringis mendapati celana tidur  yang masih bertengger di pinggulnya. Bersebelahan dengan tungkai kurus Seongwu yang hanya berbalut celana dalam. 

Perlahan ingatan bercumbu dengan Seongwu adalah hal terakhir yang berseliweran di kepala Daniel. Ia pasti sudah ketiduran entah bagaimana caranya. Daniel menolehkan kepalanya menghadap punggung Seongwu. Rasa bersalah mulai menjalar saat lengannya merengkuh pinggang polos pemuda itu yang bahkan tidak repot-repot memakai kembali piyamanya.

"Engh," Seongwu bergumam lemah dalam tidur saat Daniel mulai mengecup perlahan tengkuknya seolah meminta maaf. Dieratkan dekapannya pada tubuh kurus itu sambil mencoba berbagi rasa hangat. 

"Niel?" Ah, apa aku membangunkannya? Daniel kemudian menjauhkan bibirnya dari permukaan kulit Seongwu. Alih-alih tidur kembali, Seongwu menggeram kecil, ia protes. Kemudian mulai bergerak mundur agar lebih dekat lagi dengan Daniel. Meminta Daniel untuk kembali bermain dengan tengkuknya.

Ugh. Just like cats.

Daniel hanya terkekeh kecil sebelum akhirnya kembali menyatukan bibirnya dengan leher Seongwu. Membiarkan lenguhan kecil itu meredam suara hujan yang semakin deras di luar. Daniel mulai menciumi perbatasan leher dan pundak sempitnya sembari bergumam, "Maafin aku."

"Untuk?" Suara Seongwu terdengar parau dan lirih. Jelas sekali ia masih mengantuk. "Ketiduran saat kita bercumbu?" Balas Daniel kikuk sebelum kembali menjelajah kulit Seongwu, mengecup tahi lalat di belakang telinganya. Membuat  Seongwu meremang dan menarik nafas kasar. Kemudian Daniel merasakan tubuh pemuda di dalam dekapannya menarik diri dan memutar tubuhnya, seratus persen menghadap Daniel sekarang.

"Kau lelah. Justru aku yang minta maaf," Seongwu bergumam lirih dengan kedua mata yang masih enggan terbuka. Bulu mata Seongwu yang panjang dan hitam itu dengan eloknya bertengger di atas pipi tegasnya. Daniel suka. Semua fitur pada wajah Seongwu yang bak langit musim panas dengan cahaya keemasan dihiasi rona merah seperti saat sore menjemput. Daniel suka.

"Istirahatlah lagi, Niel." Masih dengan mata yang tertutup, Seongwu mengangkat salah satu tangannya dan dengan bantuan instingnya, ia menangkup wajah Daniel. Bibirnya melengkung kecil kala tangannya menyentuh permukaan pipi Daniel yang lembut. Kayak pantat bayi.

"Hm. It's okay. Aku sudah tidur lebih dari cukup semalam." Daniel mengusap-usap pipinya (yang jadi semakin tembam karena baru bangun tidur) pada telapak tangan Seongwu yang selalu terasa dingin di pagi hari kemudian menciuminya. 

Merasakan kecupan pada telapak tangannya,  binar kelam Seongwu mulai terbuka. Ia mengerjapkan matanya. Sekali. Dua kali. Salah satu kebiasaan Seongwu yang tak luput dari perhatian Daniel. Terlalu menggemaskan untuk dilewati.

With Extra Sugar [ONGNIEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang