🍰. 10

3.9K 604 211
                                    

[selamat pagi! semangat untuk hari ini, kawan!]

"Apakah aku juga boleh memilikimu?" 

Seongwu membuka matanya perlahan, ia bisa mendengar degup nadinya sendiri berdentum hebat setelah Daniel mempertemukan bibir mereka untuk pertama kali malam itu. Dihadapan irisan lemon tart yang termakan sebagian dan teh earl grey yang sudah sepenuhnya dingin.

Dirinya tidak ingin berkilah lebih lagi. Semua yang Daniel pendam dan harapkan dalam diam, Seongwu juga merasakannya. Seongwu ingin keluar dari zona nyamannya yang selama ini adalah dirinya sendiri lalu berlari ke arah dekapan Daniel yang hangat. 

Seongwu ingin selalu melihatnya; lelehan madu bertengger hingga ujung kelopak yang melindungi matanya yang berwarna seperti biji kakao. 

Jadi, ketika Daniel bertanya sembari mengusap tiga titik di pipi Seongwu dengan bibir merah muda yang membentuk senyuman, Seongwu mengangguk pasti.

Seongwu ingin belajar menyayangi Daniel.

-----

Doyeon melihat jam digital di atas nakas di samping tempat tidur. Masih pukul 06.00. Alarm akhir pekan yang biasa gadis itu atur pukul 07.30 bahkan belum menjerit ribut. Lantas siapa yang menekan tombol bel apartemen sepagi ini?

Gadis itu berdecak jengkel sembari merapikan sejenak rambut panjangnya yang berantakan. Ia tahu kalau Seongwu tidak bisa diandalkan untuk hal ini. Saat akhir pekan begini, alarm Seongwu satu-satunya hanya suara perutnya sendiri yang meronta minta makan siang.

"Iya-iya! Sebentar!" Doyeon setengah berteriak dari ruang tengah setelah mencuri pandang ke jendela. Langit sudah terlihat kebiruan, namun kabut masih kentara. Setelah mengabaikan kertas-kertas hasil test mahasiswa yang ia koreksi semalaman di meja kopi, ia dengan gontai melangkahkan kaki membuka pintu apartemen dan menghela nafas saat mendapati dengan siapa ia berhadapan.

"Pagi, Doyeon-ah! Apa Seongwu sudah bangun?" 

Wajah ceria Kang Daniel menyapa pagi Doyeon hari itu. Aroma mint dan citrus dengan cepat membangunkan kerja otaknya yang masih setengah tertidur. 

"O-oh. Masuklah. Bangunkan saja anak itu. Eum.. Ingin minum sesuatu? Kopi?" 

"Tidak. Aku berencana langsung mengajaknya sarapan dan berolahraga. Doyeon-ah mau ikut?" Daniel bertanya sembari menarik kaos kakinya sedikit setelah merapikan sepatu dan menyusul Doyeon menuju pintu kamar Seongwu yang tertutup rapat.

"Nope. Oh, good luck membangunkannya. Injak saja perutnya bila perlu."

-----

Daniel sekarang berdiri di tengah-tengah kamar Seongwu. Di balik selimut kelabu yang terhampar di sepanjang kasur berwarna putih susu, nampak Seongwu yang sedang tertidur pulas. 

Wajah Seongwu berhadapan dengan sebuah nakas yang dihiasi beberapa miniatur beruang memegang makanan yang berbeda-beda, oleh-oleh dari Daniel. Melihat Seongwu menyimpan barang pemberiannya membuat hatinya hangat.

Dengan langkah perlahan, ia berjalan ke arah Seongwu dan langsung berlutut di samping kasur. Mengamati fitur wajah pria itu saat tengah tertidur. Seongwu tidur tenang sekali. Kontras dengan Daniel di sampingnya yang saat ini sudah menutup seluruh wajah merahnya dengan kedua tangan sambil menahan diri untuk tidak berteriak.

Huhu Seongwu benar-benar tampan dan manis di saat yang bersamaan. Rasanya Daniel ingin teriak hingga langit runtuh.

Mendengar suara grasak-grusuk dari samping tempat tidurnya, Seongwu perlahan membuka mata dan dengan spontan,

With Extra Sugar [ONGNIEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang