[______________:::::::::______________]
Dekap lembut fajar menjemput surya kala ini
Meski kabut masih bercampur kepul asap
Pekat, kami sesak
sesosok embun membisik hati pemimpiMengusik alam fana sosok hitam
Duhai para penggerogot bumi pertiwi
Pencuri berdasi metropolitan
Lihai gemulai ia berlidah
Berpanggung sandiwara sudah biasa::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Kejujuran dengan mudah tergadaikan
Janjimu, sudahlah
Mungkin telah kau jual di pasar loakBertepuk pundaklah sekalian
Akan ada masa kalian harus tersingkir
Berlarilah kepada rentetan jeruji
Tunas-tunas pertiwi kan bersaksi
Berderu membakar jiwa nan kotor
Bangunlah heiiiii koruptor kotor
Serdadu kini tak gentar
Melenyap sudah para tikus
itu<><><><><><><><><><><><><><>
Maju
Jujur
Tak raguDengan bismillah
Dan paragraf-paragraf doa
Kami tegak berdiri
Demi negeriD.A
Saya generasi muda mengecam keras korupsi. Suka sebel ya sama orang yang katanya mau menyalurkan aspirasi rakyat eh malah nampung uang rakyat. Bismillah, ayok istiqomah JUJUR dan AMANAH. Serta doakan yang terbaik buat Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orbit Kepada Hujan
Poetry#57-sastra(11/05/18) Melalui aksara, ingin kusampaikan manuskrip hati yang sempat tertahan. Berharap pesan yang tersurat maupun yang masih berwujud kabut dapat mendarat di gang-gang kecil kehidupanmu. Entah melewati jalanan yang dibasahi rintik awan...