20. Angkasa dan Pelangi

5.9K 317 2
                                    

Sore ini adalah Sore terakhir acara camping bersama SMA Garuda.

Angkasa yang sekarang duduk melingkar bersama semua anggota camping mendesah malas, karena Pelangi tidak duduk disampinya, melainkan Pelangi dihimpit oleh dua lelaki yang sejak tadi menagih pj padanya. Bukannya Angkasa tidak mau memberi mereka pajak jadian, tapi masalahnya sekarang ini mereka sedang berada ditengah hutan. Seharusnya otak mereka sedikit berpikir jika didalam hutan tidak ada restoran atau semacamnya. Kecuali kalau mereka mau dikasih ranting dan batu.

Angkasa terus saja melirik Pelangi yang nampak pasrah dihimpit Langit dan Bumi. Mereka berdua memang lelaki paling menyebalkan bagi Angkasa karena tidak membiarkannya bahagia sedikit bersama Pelangi.

"Bener nih rencana lo bakal manjur?" Bintang menyenggol lengan kiri Angkasa.

Angkasa mengalihkan tatapannya dari Pelangi kesebelah kirinya, menatap malas wajah Bintang yang sedikit putus asa.

"Iya bakal berhasil!" Jawab Angkasa yang kesekian kalinya karena Bintang telah bertanya hal yang sama sebanyak sepuluh kali.

"Siap-siap gue sunat lo kalau gak berhasil."

Angkasa tak terlalu menghiraukan ucapan Bintang dan kembali menatap Pelangi yang sekarang menyenderkan kepalanya kebahu Langit.

Angkasa mengumpat kecil. Dalam hati Angkasa merutuki Langit yang bisa-bisanya mengambil posisinya, walau status Langit adalah kakak kandung Pelangi, tetap saja Angkasa cemburu karena Langit juga laki-laki. Aneh emang.

"Untuk acara terakhir, saya ingin memanggil seseorang yang katanya akan menyumbangkan sebuah lagu untuk kekasihnya. Mari kita sambut penampilan dari kakak kece kita, Bintang Alight." Suara pembawa acara yang berada ditengah lingkaran berhasil mendapatkan sorakan heboh dari semua siswa Garuda. Kecuali Bulan yang sekarang masih dalam sesi keterkejutannya saat melihat Bintang maju ketengah lingkaran dengan percaya diri.

Pelangi menyenggol pelan lengan Bulan yang berada disamping Langit, "Cie.. cie.."

Dan dua kata 'cie-cie' dari Pelangi berhasil membuat pipi Bulan bersemu merah.

Tapi bisikan dari Intan berhasil melunturkan senyumannya sedikit, "Perasaan Bintang gak bisa main gitar deh Lan. Udah bisa sekarang?"

Jawabannya adalah Bintang sama sekali belum bisa main gitar karena Angkasa ikut berdiri menghampiri Bintang dan merebut gitar dari tangan cowok itu dan menggantungkannya dilehernya.

Bintang nyengir melihat semua pasang mata menatapnya bingung.

"Gue berdiri disini ingin menyanyikan sebuah lagu spesial untuk pacar gue, Bulan Sabita."

Kata-kata yang keluar dari mulut Bintang berhasil mengembalikan senyuman lebar Bulan.

Seperkian detik kemudian, suara petikan gitar mulai terdengar diiringi oleh suara merdu Bintang.

Angkasa memetik gitarnya sambil tersenyum memandangi wajah Pelangi yang juga sedang tersenyum padanya. Rasanya masih sulit dipercaya jika sekarang Pelangi menjadi pacarnya.

Tiga menit kemudian lagu dan petikan gitar dari Bintang dan Angkasa berhenti, menandakan jika lagunya telah usai.

Semua siswa bertepuk tangan heboh setelah Angkasa dan Bintang menyelesaikan pertunjukkan mereka.

Tanpa memedulikan Bintang yang sudah menghampiri Bulan, Angkasa melepaskan gitar dan memberikannya pada Benua. Lelaki itu berjalan ringan kearah Pelangi.

"Ikut aku bentar yuk." Angkasa menggenggam tangan mungil Pelangi.

Tanpa menghiraukan keberadaan Langit dan Bumi, Angkasa menarik pelan Pelangi agar menjauh dari jangkauan dua lelaki menyebalkan yang tak ingin berbagi.

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang