05. Kumpulan Mantan

9.3K 459 13
                                    

"Selamat pagi!" Sapa Pelangi saat tiba dimeja makan. Pagi ini, Pelangi sengaja menyempatkan diri untuk sarapan bersama keluarganya, karena kedua orang tuanya juga ikut sarapan bersama mereka.

Biasanya, kedua orang tuanya itu sangat jarang berada dirumah, bahkan dalam seharian penuh Pelangi terbiasa tidak melihat Papa dan Mamanya. Tapi bukan berarti Pelangi senang dengan keadaan itu, Pelangi hanya memakluminya karena orang tuanya sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan Pelangi dan Langit.

Papanya seorang CEO Perusahan cukup terpandang di Indonesia. Sedangkan Mamanya, adalah pemilik butik khusus pakaian pengantian yang juga bisa dikatakan cukup besar, bahkan sangat besar.

"Pagi sayang, Kak Langit mana?" Balas Anita—Mama Pelangi—sambil mengoleskan selai coklat pada roti.

"Ga tau. Masih molor kali." Pelangi mencomot satu roti yang sudah Anita oles dengan selai coklat kesukaannya.

"Kalau Langit masih molor, kamu mau pergi kesekolah sama siapa?" Sekarang giliran Antariksa—Papa Pelangi—yang berbicara.

"Kan ada Papa." Jawabnya.

"Morning guys." Sapa sebuah suara yang muncul dibelakang Pelangi, suara Langit. Langit menarik kursi disamping Pelangi dan mendaratkan pantatnya disana.

"Morning sayang, mau roti?"

"No. Langit mau nasi padang."

Tiga orang yang berada satu meja dengannya, langsung melihat kearahnya dengan pandangan aneh. Sarapan nasi padang, emang sesuai?

"Kak Langit, sehat?" Tanya Pelangi sambil meletakkan sebelah tangannya dikening Langit. Gak panas. Pikirnya.

"Alhamdulillah sehat. Kenapa?" Ucap Langit santai, seolah hal yang ia katakan tadi bukanlah sebuah hal yang melenceng.

"Mana ada orang sarapan sama nasi padang?!" Teriak Pelangi kesal sambil menghentak-hentakkan kakinya dibawah meja makan yang dipenuhi empat orang itu.

"Heh jangan salah lo, temen gue si Rudi yang orang padang dan punya rumah makan pandang, dia setiap hari cerita sama gue kalau dia selalu sarapan sama nasi padang. Lo gak tau seberapa ngilernya gue setiap kali dia cerita begituan." Balas Langit tak mau kalah.

Langit memang mempunyai teman sekelas bernama Rudi si orang padang yang suka masakan padang. Setiap hari si Rudi ini selalu bercerita tentang sarapannya yang berwarna karena didampingi oleh masakan padang yang tiada duanya

Tak jarang terkadang Langit sebelum sekolah selalu memesan kepada Rudi untuk membawakannya nasi padang lebih dari satu bungkus yang pastinya. Itu sebabnya Langit sudah jarang pergi kekantin dan uang jajannya yang cepat habis. Bahkan Langit sudah memintah tambahan uang jajan dengan alasan pengen sering-sering beli masakan padang.

"Whatever!"

"Hush, gak boleh ribut dimeja makan. Cepat habisin sarapannya, nanti telat. Langit sarapannya sama roti dulu ya, nanti siang aja kalau kamu mau makan nasi padang." Anita menengahi pertengkaran antara Pelangi dan Langit.

"Langit, pulsa yang kamu mintah kemarin udah Papa kirim. Sudah masuk kehape kamu?" Langit menolehkan pandangan dari roti dihadapannya kewajah Antariksa didepannya.

Langit mengambil hapenya yang ia letakkan dikantong celana abu-abunya dan melihat apakah ada notifikasi pulsa yang masuk kehapenya atau tidak. Dan benar saja, sebuah sms dari operator yang mengatakan jika ada isian pulsa masuk kenomornya.

"Udah, Makasih Pa."

"Kamu mintah isikan pulsa lagi? Bukannya sebelum sekolah kemaren kamu mintah isikan pulsa juga sama Mama. Kok cepat banget habisnya?" Ucapan Mamanya sontak langsung membuat Langit tersedak oleh susu yang sedang ia minum, dengan cepat Pelangi sedikit menepuk punggung Langit beberapa kali.

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang