•01• Selamat Pagi Cowok Tampan!

1K 62 19
                                    

     Beckham berjalan menuju garasi mobil, lengkap dengan setelan seragam sekolahnya juga tas yang ditenteng di bahu kirinya. Cowok itu segera mengeluarkan mobilnya dari dalam garasi dan melesat pergi begitu saja.

  Beckham meraih benda pipih itu, kemudian mencari kontak sang kekasih. Aplikasi berwarna hijau bersimbolkan telepon menampilkan obrolan chat antara Beckham dengan Agnes, pacarnnya.

Beckham.AL :  Gue jemput.
Agnesia.T : Iya. Gue baru selesai sarapan.
Agnesia.T : Hati-hati, yah!
Beckham.AL : Gue udah di jalan.

     Beckham menaruh ponselnya di dashboard  mobil. Ia tersenyum penuh arti ketika matanya menangkap penampakan seorang gadis yang cantik berseragam putih abu-abu. Rupanya Agnes sudah menunggunya di sana.

     Alasan kenapa Beckham selalu saja terlambat menghubungi Agnes jika ingin menjemput gadis itu, tidak lain karena Beckham tidak ingin membuat Agnes harus menunggunya. Jadi, Beckham akan memberi tahu ketika dia sudah di jalan. Seperti yang dilakukannya sekarang.

Beckham menghentikan mobilnya tepat di samping gadis itu sembari membunyikan klakson. Agnes tersenyum senang walau dalam hatinya ia mengutuk Beckham. Kebiasaan pacarnya itu memang sudah mendarah daging. Bagaimana bisa Agnes menerima cowok itu menjadi pacarnya? Cowok yang tidak ada sisi romantisnya sama sekali. Harusnya Beckham turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Agnes, tapi— sudahlah itu hanya angan-angannya saja dan Beckham tidak akan pernah melakukannya.

Agnes pun masuk ke dalam mobil, menatap cowok tampan yang dulu sangat ia dambakan dan sekarang sudah menjadi miliknya.

“Selamat pagi cowok tampan,” sapa Agnes dengan senyum yang merekah. Beckham hanya menoleh ke arah Agnes sembari mengusap puncak kepala gadis itu.

Masih dengan senyuman khasnya, Agnes mencolek bahu lebar milik kekasihnya. “Kenapa pagi ini tiba-tiba jemput gue?” 

“Pengen,” jawab Beckham tanpa menoleh sedikit pun.

“Cuma pengen?” pancing Agnes berharap Beckham punya alasan tersendiri.

“Iya.” Jawab Beckham singkat yang spontan membut Agnes menghela napas gusar bersamaan dengan bahunya yang menurun. Tidak tahu lagi apa yang dipikirkan oleh Beckham, Agnes pasrah. Bahkan Agnes curiga apakah Beckham benar-benar mencintainya atau tidak? Tapi, cepat-cepat Agnes menepis pikiran bodoh itu. Jelas-jelas Beckham sendiri yang menyatakan cinta padanya walau tak seromantis drama korea, namun berdampak besar bagi Agnes.

     Suasana di dalam mobil mendadak menjadi hening, keduanya bergeming. Jika bagi Beckham hal ini adalah hal yang biasa, beda lagi dengan Agnes yang justru menganggapnya luar biasa. Sangat luar biasa bagi sepasang kekasih yang hanya saling diam-diaman di dalam satu mobil.

Tak ada obrolan lagi, hanya ada suara mp3 milik Beckham yang sengaja memutar setelan lagu yang berjudul Love Me Like You Do. Sepertinya Beckham sangat menyukai lagu tersebut. Setiap menjemput Agnes atau mengantar Agnes pulang pasti lagu itu yang mengiringi perjalanan mereka. Atau itu hanya perasaan Agnes saja?

Otak Agnes dibuat pontang-panting demi memikirkan bahan obrolan dengan Beckham untuk mencairkan suasana. Jujur saja gadis ini sangat tidak tahan dengan situasi seperti sekarang. Mulutnya selalu saja gatal ingin bercerita, namun ia harus pandai-pandai menyaring karena Agnes sudah tahu betul sikap dari pacarnya itu. Di mana Beckham akan mengakhiri pembicaraan jika dirasa tidak penting untuk dibahas dan Agnes sudah sering mengalaminya. Sakit? jangan ditanya lagi!

The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang