Ku pijak pedal gas mobil ku, agar mobilku melaju lebih cepat. Untungnya jalanan tidak begitu padat. Kulakukan manuver menghindari banyak mobil yang mengahalangi jalanku.
Ku parkirkan mobilku di basement kantorku. Sekeluar dari mobil, aku langsung berlari menuju lift karena jam sudah menunjukan pukul 07.28.
"Tinggal dua menit lagi", gumamku.
Ku tekan tombol lift tanda naik, setelah pintu terbuka, ku tekan angka 18, nomor lantai ruanganku berada.
"Ayo , pasti tidak akan telat," gelisahku dalam hati.TINGGG..... Bel lift berbunyi, tanda sudah sampai lantai yang dituju. Setelah pintu terbuka, aku berjalan agak cepat agar sampai ke tempat absen, dan masuk keruanganku.
Setelah absen, ku cek jam tangan ku, jam masih menunjukan jam 07.29.
"Untung tidak telat" kataku dalam hati.Kubuka pintu ruangan ku, seketika semua lampu menyala tanpa perlu kunyalakan.
"Surprize!!!....." terdengar suara banyak orang.Ternyata, seisi lantai ku sudah berada diruanganku, membawa sebuah kue berukuran besar berwarna merah dihiasi buah strawberry diatasnya, ditambah potongan coklat putih bertuliskan "congratulation for the succes target", ditambah hiasan mengkilat dengan warna yang sama menghiasi dinding ujung ruangan.
"CONGRATULATION FOR YOU LEADER!!" teriakan meriah para karyawan menyambutku.
Bingung, kaget, senang, bercampur aduk di benakku, apa yang sudah kulakukan hingga ada kejutan seperti ini? Ku coba tanya kepada salah satu karyawan yang ada didepanku, dia mengatakan bahwa aku berhasil mencapai target perusahaan, dan berhasil mendapatkan proyek besar pemerintah bernilai puluhan triliun.
Hah? Proyek yang kuusahakan susah payah itu berhasil diambil perusahaanku? Betapa senang hatiku waktu mendengar kabar tersebut. Ditengah riuh para karyawan lain. Ada sosok yang tidak asing lagi bagiku.
Seseorang membuka pintu, sosok berbadan tegap dengan setelan jas serba hitam masuk ke ruangan kami. ya, dia bosku.
Dirinya langsung menghampiriku, merangkulku, dan senyum melebar di bibirnya.
"Untuk merayakan kesuksesan Rinan Danudireja, hari ini kita pesta!!" terangnya.
Dan pesta benar-benar dimulai.
Beberapa office boy membawakan kami makanan yang sudah disiapkan, seperti spaghetti aglio olio, beberapa snack macam chicken kiev, risoles, dan tidak lupa pula beberapa botol bir, dan champagne tersaji di depan kami.
Semua orang benar- benar menikmati euphoria dari keberhasilan diriku, yang bahkan diriku sendiri tidak percaya.
"Hasil kerjamu baik, bagus, dan dinamika pertumbuhan perusahaan kita naik secara pesat berkat usahamu" terang suara boss ku di telingaku, yang sedikit teriak karena wilman, temanku melakukan hobi nya yaitu menjadi disk jokey.
Aku hanya bisa tersenyum menikmati pesta ini, ada temanku yang sudah mabuk karena champagne, ada yang masih menikmati lagu sambil bergoyang heboh dari musik yang dimainkan wilman, bahkan ada yang hanya duduk lalu makan.
Dalam benakku, aku sangat bersyukur, karena aku, kantorku bisa maju secara pesat dan membawa dampak positif.
Hal ini sudah aku lakukan semenjak diriku diangkat menjadi Personal Manager dari perusahaan ku, diriku langsung bersumpah untuk selalu berusaha menaikan jumlah pemasukan kantor dan membuat kantorku sukses. Banyak sekali proyek yang berhasil diambil alih perusahaan ku berkat kerja kerasku, seperti pembangunan jalan tol, pembangunan hotel dengan 100 lantai, gedung pemerintahan, dana masih banyak lagi.
Suasana masih riuh, sayup terdengar suara dering handphoneku, adikku ravina menelfon ku.
"Halo mas, mas rinan dimana?" suara tergesa-gesa terdengar dari balik telfon.
"mas rinan sedang ada acara kantor, ada apa memangnya?" jawabku.
"Ibu sakit lagi mas, tadi pagi waktu aku mandiin, dia muntah dan ada sedikit darah disana"
"Yasudah, urus dulu semuanya, nanti secepatnya aku kesana"
"Sekarang mas kalau bisa!" adikku sedikit membentak.
Mendengar hal itu, seketika saja darahku naik.
"Kamu paham ga sih, aku sedang ada kerjaan di kantor!" balas ku agak memaki.
"Aku paham mas, dan selalu paham dengan kondisimu disana, tapi ingat mas, ibu sedang sakit" ucapnya
"Dan aku disini juga berjuang untuk aku, kalian, dan semuanya. Siapa yang membiayai kehidupan disana setelah bapak pensiun? Apakah kamu mampu menafkahi semuanya? Aku disini yang benar benar berjuang"
Sejenak, adikku terdiam, suara hening tercipta layaknya malam. Berkat emosiku, aku sedikit membungkam suara adikku.
Kemudian, terdengar tarikan nafas panjang dari balik telefon, nafas adikku.
"Ya, aku akui memang aku belum cukup mampu menafkahi ayah, ibu, serta kebutuhan yang lain. Bahkan, sekolah pun aku belum tamat" terang adikku, diselingi nafad yang berat. Ia menangis.
"Tapi ingat mas, aku berusaha melayani mereka seperti raja, karena aku sadar, bahwa aku harus bisa membantu meringankan pekerjaanmu. Aku sangat berterima kasih kepadamu karena berkat kerja keras mu, keluarga kita tidak terpuruk setelah bapak pensiun" cakapnya dengan suara gemetar.
Aku sedikit tersenyum, pertanda aku mengambil alih suasana.
"Dan juga, yang harus kamu tau, ibu kandungmu cuman satu, tidak ada ibu lain selain dia. Aku tidak butuh hartamu, aku masih sanggup bekerja paruh waktu untuk membiayai bapak dan ibu, kalau mas rinan berfikir, hal itu cukup membalas jasa ibu. Ingat dan selalu ingat mas, ibumu yang mengeluarkanmu dari rahimnya hanya satu manusia, satu jiwa, tidak ada duplikat, tidak ada pengganti."
Seketika, telefon ditutup. Aku terdiam dengan handphone masih ditelingaku, sejenak aku membeku seraya berfikir sejenak.
Ibuku hanya satu...
Ya, tidak pernah ada lagi selain dia, ibuku satu satunya.Tanpa kusadari, air mata telah menetes di pipiku.
Kutinggalkan pesta perayaanku secepat mungkin, demi ibuku yang tak akan terganti...
........
THANKS BERAT!!! untuk kalian yang udah baca cerita ini.
Insyallah cerita ini akan terus berlanjut, doakan lancar ya.Please vote dan beri komentar ya guys, itu adalah bentuk dukungan kalian kepada penulis.
merci beaucop 😀
KAMU SEDANG MEMBACA
R E I N
RomanceTentang cinta, tentang hidup, tentang rasa, tentang perjalanan. Hai! aku Rinan.