Kim povAku berjalan dibelakang gadis aneh yang tidak ku ketahui namanya. Sebenarnya, aku kasian melihat dia berjalan Seperti itu. Yang sesekali meringis menahan sakit di bagian lututnya. Aku ingin membantu, tapi mengingat bagaimana prilakunya padaku tadi, jadi kuurungkan saja niat untuk menolongnya.
Tok tok tok
Kami sudah sampai rupanya, aku tak terlalu memerhatikan dengan benar setiap koridor yang aku lewati tadi. Tapi yang pasti, sekolah ini keliatan sepi sekali. Kemana murid murid itu? Apa ini hari libur? Huh sudahlah, nanti saja ku tanyakan pada Bibi.
Terdengar sahutan dari dalam, aku dan si gadis aneh pun masuk keruangan, yang kalau tidak salah tadiku baca Ruang BK dengan pak satpam yang masuk lebih dulu.
"Permisi Bu, ini anak anak yang datang terlambat dan membuat keributan didepan gerbang". Ujar satpam itu pada wanita paruh baya dengan dandanan yang menor sekali. Apa dia lupa pada umurnya.
Haiiisss satpam ini asal menuduh saja. Bukan aku yang mulai keributan itu, tapi si pendek itu. Ujarku dalam hati sambil mendelik tak suka pada gadis aneh disampingku ini.
"Ya sudah anda boleh kembali kepos pak Wawan" balas wanita paruh baya itu, yang dibalas anggukan oleh si pak Wawan.
Setelah pak Wawan meninggalkan ruangan ini, guru yang belum kutau namanya siapa memandang kearahku dan si gadis aneh itu bergantian.
"Kalian berdua silahkan duduk" akhirnya, ini yang ku tunggu dari tadi. Capek sekali rasanya. Tak hanya aku, si gadis aneh juga tampak menghela nafas. Mungkin lututnya masih sakit.
"Jadi kenapa kalian bisa terlambat? Dan kamu Aom, ini kedua kalinya dalam minggu ini" tanya guru itu pada si gadis aneh yang baru ku ketahui namanya. 'Aom', namanya imut sekali. Haiisss kenapa aku malah memujinya.
"Ma...maafkan saya, bu Rossa. Tadi saya ketinggalan bis" balasnya sambil menunduk. Hei, apa apaan sikap itu. Dia seperti anak kucing yang ketahuan mencuri saja.
Kini pandangan guru itu mengarah padaku. Menunggu penjelasan dariku.
"Saya murid baru bu, dan baru mulai bersekolah hari ini. Jika ibu tidak percaya, ibu bisa langsung bertanya pada kepala sekolah" jelasku.
Ku lihat bu Rossa tampak kaget mendengar penjelasanku barusan. Apa ada yang salah dari kata kata ku?
"Ah, jadi kau murid baru itu. Maafkan aku karna menyambutmu dengan tidak layak seperti ini" ujar bu Rossa padaku. Jadi dia mengenalku? Astaga, ini pasti ulah bibi. Aku harap dia tidak membocorkan tentang siapa aku sebenarnya.
"Eng...tidak apa apa bu" balasku gugup karna gadis aneh itu tiba tiba saja memandangku lekat. Apa apaan pandangan itu.
"Ya sudah, ibu akan mengantarkan mu keruang kepala sekolah. Biar beliau langsung yang memperkenalkan mu pada semua murid dilapangan yang sekarang lagi melakukan upacara" ucap bu Rossa membuat arah pandangku dan si gadis aneh menatapnya. "Beliau sudah menunggumu diruangannya. Dan untuk mu Aom, kembali kelapagan. Berbaris dengan yang lain" lanjutny.
Aku membelalakan mata tak percaya mendengar kata kata bu Rossa barusan.Apa!!! lapangan? Murid murid? Ya ampun, bisa gawat kalau begini. Bagaimana kalau itu terulang lagi? Hais apa perlu perkenalan resmi seperti itu?
"Emm, bu boleh saya ijin ke UKS saja? Lutut saya sangat perih sekarang" ujar si gadis aneh membuyarkan lamunanku.
Kulihat bu Rossa berjalan kesamping meja menuju si gadis aneh itu.
"Ya ampun, Aom. Lutut kamu berdarah. Ya sudah segera kamu ke UKS, minta tolong pada petugasnya untuk membersihkan lukamu biar tak infeksi" tampak kekhawatiran diwajahnya melihat si gadis aneh. " apa kamu kuat sendiri ke UKS nya? Apa perlu ibu antar?"
"Tak usah bu, terimakasih. Saya masih kuat berjalan ke UKS sendiri. Ibu kan harus mengantar dia keruangan kepala sekolah" sambil melirik kearahku sekilas dan kembali memandang bu Rossa.
"Ah iya. Ya sudah kamu boleh ke UKS sekarang" perintah bu Rossa, yang diangguki olehnya. Setelah dia keluar ruangan ini. Kini hanya aku dan ibu Rossa saja. Ku lirik dia, bu Rossa memandangku dengan tatapan yang berbeda. Dia menatapku seakan aku adalah kua lezat yang siap santap. Ya aku tau aku tampan, tapi tidak harus juga memandangku seperti itu.
"Emm, bu jadi bisa antarkan saya keruangan kepala sekolah?" tanyaku cepat. Aku risih sekali ditatap begitu. Masih untung jika wanita sexy, berwajah cantik. Nah ini, bahkan dalam mimpi pun aku tak berharap melihatnya. Astaga, orang tua Kimhan. Kau harus sopan.
"Mari ikuti saya" ucapnya tak enak karna ketahuan olehku dia menatapku tampa berkedip seperti itu.
Kurasa ini takkan berjalan sesuai rencana awal.
Kami berjalan keluar ruangan dengan aku yang membuntuti nya dibelakang.
Setelah sampai, bu Rossa mempersilahkanku masuk keruang milik kepala sekolah.
"Masuk saja, beliau sudah menggumu dari tadi"
Aku hanya mengangguk, dan melangkah masuk kedalam ruangan, setelah bu Rossa meninggalkan aku sendiri didepan pintu bertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah'.
Aku masuk kedalam dan melihat seorang wanita paruh baya sedang duduk membelakangiku yang menghadap keluar jendela.
"Bibi Iin?" panggilku pelan.
Kursi itu berbalik menghadapku. Dia, bibiku. Tersenyum indah menyambutku.
"Selamat datang keponakanku yang tampan" ujarnya padaku.
Gimana ni readers? Masih kurang ya feel ny?
Kira kira kenapa ya kimhan takut gitu pas bu rossa bilang 'lapangan, murid murid'. Ada yang tau jawabannya?
Ikuttin terus ya story 'you & me' ini.Semoga kalian menikmati karyaku yang tidak seberapa ini.
Jangan lupa vote and comentnya ya....
Salam
Otakuxxx123
KAMU SEDANG MEMBACA
[SLS]:You & Me
Teen Fiction'Gadis aneh menyebalkan..'umpat Kim mendelik tak suka pada Aom 'Ck, pria tampan menyedihkan...?' Aom yang sama keras kepalanya pun tak mau kalah mencemoohkan Kim. 'Apa liat liat? Nggak pernah ya liat cewek cantik?' lanjut Aom sarkarstik. 'Dalam mimp...