Tampak seorang pria berjalan sambil menyeret kopernya.Gaya yang staylist bak model itu, mencuri perhatian setiap kaum hawa. Wajah tampan, badan tegap, rambut yang di tata rapi meyampir ke kiri serta pakaian mahal yang lekat pada tubuhnya mampu mencuri semua perhatian orang sekitar yang berada di bandara itu.
Hingga ia berhenti dihadapan seseorang yang sedari tadi menunggu kedatangannya dari Paris.
"Kau telat lima belas menit, Jazz. Bagaimana konsermu? Kau tak lupa oleh-olehku kan?." Grey memandang sinis Jazz, sembari mengambil alih koper dari tangan Jazz.
"Itu belum seberapa-" ujarnya santai "Bawa saja koperku. Semua ada didalam. Konserku lancar, bagaimana tugasmu! Kau masih mengawasinya bukan?,"lanjutnya seraya merapikan letak kacamata yang disampirkan pada kerah kaos yang ia kenakan.
"Tentu saja aku masih mengawasinya."
Jazz mengangkat sebelah alisnya seraya memandang Grey meminta penjelasan lebih dari yang ia sampaikan barusan.
Grey yang paham 'pun berkata "Dia baik-baik saja. Cuma...aku rasa kau akan memiliki saingan sekarang di sekolah."
"Maksudmu?."
"Selamat datang tuan Jazz." ucap seorang supir yang membukakan pintu mobil untuk Jazz dan Grey ketika mereka sampai di depan Pintu keluar.
"Ada murid baru di sekolah. Dan ini sedikit berbeda," sahut Grey ketika mereka sudah masuk ke mobil milik Jazz.
"Kau tau, para siswi pingsan massal tadi pagi pas perkenalan resminya selesai upacara. Ya...ku akui dia sedikit berbeda. Sebelum para gadis pingsan, mereka berteriak begini...kyyaaa dia tampan sekali. Astaga, aku seperti kelainan gender di sini."
Jazz menggeleng kecil melihat kelakuan sahabat kecilnya itu, sembari berkata, "Itu tak penting buatku, mereka juga tau, aku orang yang bagaimana. Dia hanya beruntung."
"Mungkin kau benar." Grey mengangguk kecil menanggapi perkataan Jazz, ya mungkin dia hanya beruntung, pikir Grey.
***
Pulang sekolah, bekerja paruh waktu dan pulang kerumah untuk mengerjakan tugas lainnya. Sudah menjadi hal biasa untuk seorang Aom Mannaying. Seperti sekarang gadis itu tengah mancuci pakaian yang menumpuk. Bukan hanya pakaiannya saja, tapi juga pakaian ketiga orang itu. Siapa lagi kalau bukan keluarga yang memungutnya dari panti asuhan.
"Dasar lelet, apa kau tak bisa lebih cepat mencucinya. Aku sudah lapar, bitch." Clara yang baru bangun dari tidur siangnya, langsung turun kebawah untuk melihat menu makan malam apa saja yang sudah tersaji kan. Namun, tak ada satu pun makanan yang ia lihat kecuali roti dan selai kacang di atas pantri.
"Astaga....Aom. Cepat sedikit, kau mau ku adukan pada ibu huh!!! Aku bisa mati kelaparan menunggu gayamu."
Aom segera menghampiri Clara, meninggalkan separuh pekerjaan ya mencuci pakaian.
"Maaf Clara, maafkan aku. Kau mau ku buatkan apa?" Clara memandang mencemooh Aom. Melihat kelakuannya yang gadis di depannya ini yang terus menundukan kepala.
"Lihat aku, apa segitu menyeramkannya wajahku, hingga kau selalu menunduk. Buatkan aku ayam panggang keju," ucapnya memberi jeda "Awas kalau kau tidak becus lagi, ku laporkan pada Ibu." Seraya beranjak dari hadapan Aom, meninggalkan gadis itu sendiri di dapur.
Aom menarik nafas lega, ia sangat takut jika Clara benar melakukannya.
"Ah sudahlah, lebih baikku segera memasak makanan untuknya. Atau ia lebih marah dari ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
[SLS]:You & Me
Teen Fiction'Gadis aneh menyebalkan..'umpat Kim mendelik tak suka pada Aom 'Ck, pria tampan menyedihkan...?' Aom yang sama keras kepalanya pun tak mau kalah mencemoohkan Kim. 'Apa liat liat? Nggak pernah ya liat cewek cantik?' lanjut Aom sarkarstik. 'Dalam mimp...