Author povAom menyusuri koridor sekolah dengan sangat hati hati. Sesekali bibir mungil itu meringis menahan perih dikedua lututnya. Kalau tau begitu, lebih baik aku menunggu saja tadi gerbangnya dibuka. Arrrggh, memalukan sekali kau Aom. Jatuh didepan laki laki tampan tadi, astaga kenapa aku memuji orang yang mengejekku 'pendek'. Ck, sial. Batin Aom.
"Tapi belum pernah ku lihat laki laki setampan itu. Dan juga menyebalkan" mendengus, lagi lagi dia memuji orang tak dikenalnya.
Aom berhenti didepan ruang UKS. Saat mau membuka pintu, pintu lebih dulu dibuka dari dalam.
"Astaga, kau mengagetkanku saja. Eh, sedang apa kau disini? Kau tak ikut upacara Aom? Ya ampun!!! Lutut mu! Kenapa bisa berdarah"ujar seorang gadis setengah barteriak, yang tadi membuka pintu dari dalam karna kaget, dan tambah terkejut lagi ketika tak sengaja melihat ke arah lutut Aom dengan darah yang hampir kering disana.
"Silla, tenang okey. Satu satu tanya nya. Sekarang bantu aku dulu kedalam. Kedua lututku perih sekali kalau lama berdiri begini"
Gadis yang dipanggil 'Silla' itu pun membantu Aom. Mendudukannya ditepi ranjang UKS. Mengambil kotak persegi putih, baskom kecil dan mengisinya dengan air di wastafel .
"Sini, ku bersihkan dulu kakimu. Kau ceroboh sekali Aom" gusar Silla, sambil membersihkan luka Aom dan mengoleskan obat dikedua lututnya.
"Ssttt, pelan pelan Sill, ini perih sekali"
"Ah, sudah selesai. Jadi, kau hutang cerita padaku" ditatapnya Aom. Menunggu penjelasan. Setelah selesai membereskan kotak obat tersebut.
Aom hanya cengengesan seperti orang bodoh. Silla yang bingung pun mengangkat sebelah alisnya. Memandang curiga pada Aom.
"Kau terlambat lagi ya?"
Aom mengangguk kecil mengiyakan ucapan Silla barusan.
"Dan lutut mu begini, kau jatuh dari pagar bukan" tanyanya lagi.
Aom mengangguk sekali lagi.
"Sudahku duga. Kau memang tak berubah. Selalu saja ceroboh"
"Aku kan hanya usaha Silla, memangnya aku senang jatuh begini. Mana jatuhnya didepan cowok tampan itu lagi" sungut Aom. Mengingat kejadian beberapa menit lalu.
"Cowok tampan?"
"Ah sudahlah, aku istirahat dulu. Bangunkan aku jika mereka sudah selesai upacara" sambil membaringkan dirinya di kasur, dan membelakangi Silla.
"Hem"
Mendengus pelan. Melihat kelakuan sahabatnya yang memang suka seenaknya itu.
Silla pun meninggalkan Aom di UKS. Kembali menjalankan tugasnya, patroli keliling dengan beberapa rekan lainnya yang bertugas mengawasi para peserta upacara takut kalau kalau ada yang sakit atau kehilangan keasadarannya.
Sementara di tempat lain. Tampak dua orang saling bercengkrama, sesekali tertawa mendengar lelucon dari salah satunya.
"Jadi kau siap Kim. Bibi harap kamu betah sekolah disini"
"Tentu saja bibi. Em, bibi Iin!"
"Ya"
"Apa bibi memberi tahu yang lain, kalau Kim anak pemilik yayasan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[SLS]:You & Me
Teen Fiction'Gadis aneh menyebalkan..'umpat Kim mendelik tak suka pada Aom 'Ck, pria tampan menyedihkan...?' Aom yang sama keras kepalanya pun tak mau kalah mencemoohkan Kim. 'Apa liat liat? Nggak pernah ya liat cewek cantik?' lanjut Aom sarkarstik. 'Dalam mimp...