18

835 98 3
                                    

" Jota apa kau baik baik saja?" Beam berusaha mengangkat tubuh bongsor jota, " Kau bisa berdiri?" dibalas anggukan oleh jota, lalu beam mengambil satu tangan untuk memapah tubuh besar itu.

"Dimana mobilmu diparkir?" jota menunjuk , diikuti mata beam " Ayo kesana." mereka berjalan pelan pelan menuju mobil yang terparkir rapih dan juga mencolok , hari ini jota membawa mobil sportnya kuning gading.

" Berikan aku kuncinya, apakah ada kotak P3k di mobimu?" Dibalas anggukan oleh jota. Lalu pintu pengemudi dibuka, jota duduk, sedangkan beam jalan memutar membuka pintu penumpang mengambil kotak P3k didalam dashboard , dan kembali dihadapan jota, dengan gerakan ahli, beam membuka kotak itu dan menyiapkan sesuatu untuk membersihkan luka jota dan menempelkan hansaplast dihidungnya.

Suasana mereka hening,
" Dia tunanganmu?" Tanya jota pelan

" Ehm." Dibalas singkat sama beam.

" Forth jaturapoom?" Tanya jota lagi.

" Ehm.."

" Yang aku tahu dia cukup terkenal akhir akhir ini, dia masuk majalah businessman, dia bussiness muda tampan dan berbakat begitu tulisannya."

" Iya."

"Tapi tidak tertulis dia sudah bertunangan, dan yang buat aku bingung.."

".."

" Tunangannya malah terdampar disini."

" Begitulah."

" Lalu?"

" Apa?"

" Apa rencanamu?"

" Rencana apa? Ya aku hidup seperti biasanya saja."

" Bagaimana penawaranku untuk bekerja sebagai pelayanku."

" Sedang aku pikirkan."

" Tunanganmu cukup kaya, dilihat dari beberapa perusahaan mentereng yang dia pegang, aku pikir dia hanya anak kecil kunyes yang tidak tahu menahu soal bisnis."

" Jangan menjelek jelekkan dia didepanku, bagaimanapun dia tunanganku."

" Kau lupa? Kau yang melepasnya."

" Apapun yang kau lihat tadi, itu hanya percakapan antara suami dan istri yang sedang bertengkar, dan aku tahu dia sangat mencintaiku."

" Bagaimana denganmu?"

"Itu urusanku, aku akan memberitahunya lebih dulu daripada aku memberitahumu sekarang." beam merapihkan P3k dan memasukkan obat obatan itu kembali kedalam kotak.

" Aku memang berhutang budi padamu tuan muda , tapi kau tidak bisa memaksakan aku untuk masuk kekehidupanmu, dan lagi, kami merasakan semuanya dari nol bukan dari minus." Beam memberikan kotak p3k itu ke wajah jota.

" Beamy, aku mencintaimu."

" Aku tahu."

" Kau tidak mau memberikan kita kesempatan?" Beam mendongakkan kepalanya ke atas, dan menarik nafas panjang.

" Aku tidak bisa." desah beam.
Beam melepas jaket kulit hitam milik forth, dia dekap erat erat, dia menghirup bau khas kejantanannya.

Ada pelayan dari club malam berlari ke arah jota dan beam, " Beam, beam." pelayan tadi berteriak dan panik.

Beam dan jota menoleh bersamaan,
" Apa kenapa kau berlari?"

" Ayahmu..ayahmu.. Rumah sakit menelpon ke kantor, bahwa ayahmu sedang mengalami kritis. Cepat!"

Beam berdiri melamun, jota menarik tangan beam, " Ayo aku antar, cepat beamy tunggu apalagi! Kenapa kau malah melamun??"
Jota menarik tangan beam dan membuka pintu, mendudukkan tubuh beam ke mobil. Jota siap berangkat.

*******

Didalam mobil,

" Mr spy maaf , anda haru melihat drama didepan mata anda." Forth tersenyum kecut.

" Saya lega melihat anda memukulnya, lalu kemana lagi tujuan anda , saya siap mengantar."

" Rumah sakit ayah beam dirawat, itu tujuan saya terakhir."

Mr.spy membawa mobilnya cepat menuju rumah sakit. Sesampainya disana, dengan arahan mr.spy forth berjalan mengikutinya dan sampai dikamar ayah beam, forth masuk pelan dan melihat ayah forth terlelap.

Forth pelan pelan mengambil kursi dan mendekati ayah beam, dan duduk dikursi untuk menenangkan pikirannya yang kalut.
" Mr spy. Terima kasih, dan anda sudah boleh pulang, mengenai pembayaran sudah dilakukan oleh skretaris pribadi saya langsung ke kantor anda."

Forth mengucek ngucek matanya, menyandarkan kepalanya menghadap ke atas langit atap, dan memijat pelipisnya.
" Baik kalau begitu saya pamit pergi, Terima kasih tuan."
Mereka pun berjabat tangan.

" Uh oh beam kau sudah kembali, bagaimana kerja kelompok mu dikampus?" Tanya ayah beam ngelindur, dan membalikkan tubuhnya.

" Ayah ini forth." Ayah beam terkejut melihat forth sudah ada didepannya, dan terduduk." Nak forth kok bisa ada disini? Lalu mana beam? Kapan pulang dari jepang?"

"Yah, mengapa ayah tidak memberiku kabar tentang ini semua? Forth mengenggam erat tangan ayah beam.

" Beam yang melarang ku nak, beam pada saat it sangat bangga padamu, dia berkali kali menceritakan bagaimana dia senangnya melihatmu dimajalah itu." Ayah beam terbatuk batuk. Menelan tenggorakanya yang kering, bercerita sambil membayangkan wajah ceria beam.

Forth tanpa disuruh, dia berdiri dan menuang air mineral didalam gelas.
" Minum ini dulu ayah." forth memberi gelas air ke ayah beam.

"Semuanya salah ayah nak, kalau saja aku tidak mempunyai penyakit ganas ini, rumah dan asek kekayaanku tidak ludes." suara sedih ayah beam, mengingat kejadian itu lagi, masa masa pahit. Lalu kepala ayah beam sedikit pusing.

"Tidurlah ayah jangan dipaksakan duduk, jika kepala ayah pusing." forth membantu ayah beam berbaring.

" Seharusnya walau beam bersikeras tidak mau memberitahuku, paling tidak ayah yang memberi kabar , aku tunangan beam ayah, dan aku juga anakmu, aku tidak akan mentelantarkan kalian."

" Aku.. Aku uhuk huk huk.."
Ayah beam berdehem sebentar, dan melanjutkan cerita pahit dulu.

" Kami bingung saat itu mau tinggal dimana nak, karena aku sekarang mau tidak mau bergantung pada obat dan kemo dirumah sakit ini agar bertahan hidup."

" Beam bekerja paruh waktu dan tetap melanjutkan kuliahnya." lanjut ayah beam.

" Kuliah? Ayah setahuku beam sudah berhenti kuliah."

" Apa? Tidak beam bercerita padaku dia mendapatkan beasiswa dan tetap pergi kuliah bahkan dia pergi sampai pagi untuk kerja kelompok."

Forth tertegun dengan cerita ayah beam, "aku tahu nak karena cuma disini tempat satu satunya tempat tinggal kami."

Tidak lama setelah ayah beam bercerita, dia mengalami pusing yang sangat hebat, terbatuk batuk keras dan mengeluarkan cairan dia muntah. Kepalanya pusing seperti diinjak injak. Dia meminta tolong ke arah forth, dan forth memeluk ayah beam sambil menekan bel tombol agar suster datang.

Para suster itu datang dan melihat ayah beam berteriak kesakitan, dan muntahan itu banyak dia keluarkan.

Akhirnya para dokter dan suster membawanya ke ruangan ICU.
Forth mengikuti kasur roda itu sampai depan kamar ICU lalu menyalalah lampu bulat diatas pintu berwarna merah.

Forth lalu mengambil ponselnya di kantong celananya, dia mendapatkan nomor contact club malam itu darinya,
" Hallo ini kantor Club XXX."

"..."

" Saya dari pihak rumah sakit ingin mengabarkan kepada karyawan anda yang bernama beam baramme, ayahnya kritis dan dia harus segera ke rumah sakit."



Bersambung

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Vomen

Terima kasih

Beam's Suffer (LDR)Where stories live. Discover now