Keesokan paginya menjelang siang, forth dengan wajah kusam belum mandi, cuci wajahpun belum sempat, dengan gaya rambut yang tidak dirapihkan dengan sisir, rambutnya terjatuh menutupi kening dan sebelah matanya. Tubuhnya yang tinggi, badan berisi kekar, dan gumpalan gumpalan otot di kedua lengannya terlihat dengan kaos putih biasa yang dia pakai, celana jeans biru yang membuatnya terlihat sempurna, menambah kegagahan bila dipandang dengan perutnya yang datar.
Forth berjalan sendiri, mencari segelas kopi pergi menuju mesin kopi yang terletak disudut rumah sakit, dimana saat itu keadaan sedang ramai orang lalu lalang dan para suster yang mulai berganti shift.
Forth yang rada cuek, suka tidak perduli dengan sekitarnya, sudah membuat gaduh rumah sakit. Lihat saja suster suster muda dan juga tua, saling berbisik satu sama lain, mencibir ketampanan wajah lelaki beralis tebal itu. Suster suster yang mulai kegenitan dan mencari perhatian forth, ikut ikutan membeli kopi di mesin kopi dekat forth, dimana forth duduk dikursi dekat dengan mesin kopi tadi.
*****
Jota kembali setelah membeli makanan untuk beam. Tiga burger dibelinya di restaurant fast food dan dua minuman ice coffee. Beam keluar dari kamar mandi, dengan wajah segar habis mandi, mendapati jota diambang pintu dengan mengangkat plastik makanan itu didepan beam, "Breakfast." Jota tersenyum. Dan beam pun membalas senyuman jota.
Beam memberikan kode jota dengan telunjuknya, keluar dari kamar dan menutup kamar rapat rapat.
" Ayah lagi tidur, jadi kita makannya diluar saja ya." ucap beam. Bagaimana jika makan di kursi dekat lobby?" dijawab anggukan beam.Mereka berjalan dengan langkah yang sama, sambil bercakap cakap ringan. Disini jota baru menemukan, sisi lain dari beam yang suka tersenyum dan lebih santai. Mereka mengobrol seperti tidak ada dinding penghalang lagi. Dan jota menyukai sisi lain dari beam, mempermudah jota untuk masuk lebih dekat.
Mereka pun menemukan kursi dekat mesin kopi. Mereka melihat sesosok forth yang duduk sendiri dikerubungi suster suster yang duduk diantara kursi forth. Ibarat satu gumpalan gula yang dikerubungi semut, tidak sadar dan diam saja. Merubah mood beam, yang tadinya tersenyum cerah memasang muka masam. Jota melihat pemandangan itu seperti ada celah kemenangan, sepertinya bagai permainan games di gadget, jota naik level 2.
Beam menghentak hentakkan kakinya, mendekati forth yang masih belum sadar, wajah tampannya mengundang mata mata para suster ini menggila.
Forth sambil memijat mijat pundaknya yang kaku, setelah pulang dari bandara kemarin, belum juga sia istirahat cukup, sambil menghela nafas dia menyeruput kopi hitam panas ditangannya.
Tiba tiba beam berdiri dengan wajah masam dihadapan forth, belum juga menyapa, beam melengos dan menarik kursi di meja yang lain san merangkul tangan jota ikut serta. Forth melihat itu sudah lelah untuk berdebat. Forth mengenal beam sudah lama dan mengenal karakternya lebih dalam dari oranglain. Forth menatap lembut dan dalam ke arah beam. Tanpa ada rasa cemburu, tanpa ada kemarahan apalagi emosi, yang ada di mata forth saat ini sebaliknya, mata yang sangat mencintai orang yang ada didepannya.
Forth tidak.perduli dengan adanya kehadiran jota disamping beam, beda hal dengan pikiran jota saat ini, dia merasa lebih unggul karena barusan saja beam merangkul lengannya dan mengajak dirinya untuk makan bersama di meja yang sama.
Jota melihat tatapan mata forth yang tak lepas dari wajah beam, malahan dia seperti orang kurang waras, tersenyum mesem mesem sendiri seperti sedang mengkhayal entah apa itu.
" Hai.. Aku baru liat kau disini, apakah ada saudaramu yang sakit?" Nimbrung satu suster muda, mengambil kursi di samping forth, dengan menopang dagu sedikit mengedipkan mata dengan nakal. Forth tidak menjawab tetap tersenyum, menyeruput kopinya dan menatap kembali wajah beam.
Beam yang kesal melihat suster itu mendekati forth, mengigit suapan besar burger yang ditangannya, dan mengunyah keras keras melihat ke arah forth." Mas mas ganteng. Sudah punya pacar belum?" Tanya langsung suster muda yang berbeda, menduduki bokong nya di kursi sebelah kanan forth. Forth malahan tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat cara makan beam yang menggemaskan,
Lihat sayang, dari aku mengenalmu sejak kuliah, cemburumu dan keposesifanmu sangat menggemaskan, dengan semua kalimat judes mu, dibalik itu aku tahu kau mencintaiku
" Beam apa kau sangat lapar, cepat sekali kau menghabiskan burgermu?"
" Iya ! Sangat sangat lapar!" Beam mengunyah dengan keras keras, sampai penuh didalam mulutnya, saus burger keluar dari sudut bibir beam, jota melihat itu menghapus lembut dengan jempolnya, kali ini forth yang melihat jota menghapus bibir beam, bermuka kesal melihat ke arah jota, jota tersadar dan tersenyum smirk.
"Boleh kenalan gak mas ganteng, barangkali aja kita jodoh?" tanya suster muda ke tiga sambil membelai tangan forth yang berurat.
" Saya kesini sedang menunggu ayah saya." Kata forth menerangkan ke suster suster muda cantik itu.
" Benarkah kok baru kelihatan?" Tanya kepo suster lainnya.
"Saya baru datang kemarin dari jepang." Jawab forth sopan.
Beam sudah mengabiskan burgernya yang kedua. Beam menepuk nepuk dadanya, terasa sesak didalam. " Uhuk uhuk," Beam tersedak. Jota dengan sigap mengambil minuman es kopi itu diberikan ke mulut beam. "Uh terima kasih jota." Senyum beam ," Sama sama sayang." jawab jota menggoda.
Forth masih menatap wajah beam dengan dalam. Dibalas dengan beam yang menatap wajah forth yang ditekuk.
Kali ini satu datang suster yang sudah kelewatan, merangkul pundak forth dan bersandar ke lengan forth, " Mas ganteng daritadi lihat apaan sih, kok kaya salah fokus gitu?"
Beam mulai meledak, beam tiba tiba berdiri, dengan mulut penuh burger. Dia berjalan menghampiri tempat duduk forth, tangannya menyebrangi meja, beam meraih telinga forth dan ditariklah telinga itu ke atas atas, membuat forth berdiri dan meringis kesakitan, secara tangan beam pun ikut memelintir daun telinga forth dan menjadi merah, suster suster itu melongo, melihat adegan yang cukup aneh, bagai suami yang keciduk istri sedang berselingkuh. Seorang pria tampan kalah dari pria berwajah cantik.
Beam bertolak pinggang, berjalan didepan forth dengan satu tangan yang bertolak pinggang,
" A-aduh , duh sakit beam." forth merintih perih, tapi tetap bibirnya tidak berhenti tersenyum.
" Sakit huh? Mau aku tambahin rasa sakitnya!?" Geram beam.
" Eng-enggak, ga mau, ampun, bendera putih." forth mengusap usap daun telinganya, beam melepas tangannya.
"Sudah puas? "
"Puas apa?" tanya forth pura pura bodoh sambil tersenyum.
Beam bertolak pinggang dan berwajah masam.
" Puas dengan suster suster cantik yang pecicilan itu."" Cantik? Masa sih? Kok aku tidak tahu?"
" Jangan bercanda forth."
" Aku bertanya sungguhan, setahuku hanya ada satu orang yang cantik disitu."
" Yang mana?? Suster mana yang kau maksud, huh?"
Beam yang masih bertolak pinggang, dan mengembungkan pipinya sebesar bakpao, forth melangkah mendekati beam, dan menyentuh ujung hidung beam dengan telunjuknya,
" Kamu."
Bersambung
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Vomen
Terima kasih
YOU ARE READING
Beam's Suffer (LDR)
Romancecerita tentang forth dan beam, Romansa ringan tentang mereka Kisah hubungan jarak jauh antara mereka