Epiloge

1.8K 119 36
                                    

Pernikahan mewah nuansa serba putih menghiasi serba serbi, setiap sudut ruangan. Bunga lily berwarna putih dominasi hiasan dekorasi pernikahan itu. Lily adalah kesukaan beam, karena satu alasan, mendiang ibu beam sangat menyukai bunga tersebut.

Acara makan makan sudah dimulai, para tamu mulai berdatangan menyalami dua pasangan pengantin baru. Setelah selesai acara sakral, acara bebas dimulai.

Beam duduk dikursi melihat suami tampannya yang sedang asik berbincang ke tamu tamu kenalannya.

Aku sudah menikah sekarang, aku sudah menjadi istri dari CEO sukses. Seseorang yang dulu tidak aku kenal sebelumnya, hanya dengan selembar kertas kami bisa bertemu, bersama sampai sekarang.

Beam berpakaian baju pengantin dengan jas putih, kemeja putih setelan serba putih, bunga bucket lily putih yang digenggamnya sekarang.

" Halo pengantin baru cantik." Panggil jota dan menghampiri beam yang duduk termenung.

" Halo jota kau datang?" Beam senang mendapati jota hadir didepannya.

" Aku pasti datang, aku ingin melihat sendiri apakah kau bahagia atau tidak, jika tidak aku akan berniat menculikmu sekarang." goda jota mengedipkan matanya.

Beam tersenyum mendengar perkataan jota, "Jadi pengantin cantik, apakah kau bahagia?" bisik jota duduk di kursi dihadapan beam.
"Sangat." jawab singkat beam.

" Wah, kau menusukku untuk kedua kalinya." jota menunjuk ke arah dadanya. " Jika kamu bahagia, aku akan dengan rela melepasmu." ucap jota.

" Aku yakin pi, suatu hari nanti kau akan menemukan tulang rusukmu yang hilang." ujar beam pelan.

" Kapan itu? Apakah ada yang bisa menggantikanmu disini? Kau unik , aneh, nyebelin dan ngeselin, memang ada satu orang lain yang sepertimu?" Tanya jota mengedipkan matanya.

Beam merona dan memukul lembut lengan jota. " Aku yakin itu, dan aku akan dengan senang hati datang kepernikahanmu bersama suamiku."
Beam mengangkat jari kelingkingnya, dan jota membalas kaitan kelingking beam. " Aku janji akan mengundangmu, tapi jangan harap aku mau mengundang suamimu." jota tertawa lepas.

" Aku sangat iri pada kalian, kalian mendapatkan belahan jiwa kalian masing masing dan saling mencintai."
Jota menunduk.

" Baiklah, ini aku berikan
pada mu pi." beam memberikan sebucket bunga pengantin penuh dengan bunga lily berwarna putih.

"Untukku?" tanya jota bingung.

" Bukankah biasanya yang berlomba lomba mengejar lemparan bunga pengantin adalah wanita?" Ucap jota.

" Sepertinya kamu lebih membutuhkan ini pi, dengan bucket bunga pengantin ini, aku berdoa kamu akan mendapatkan pengantinmu secepatnya, dan mungkin saja salah satu tamu disini pengantinmu pi?" beam tersenyum mengenggam erat tangan jota. Jota pun membalasnya. Mereka saling tersenyum.

" Sepertinya aku harus pergi beam, atau besok aku akan masuk koran, dinyatakan mati dibunuh oleh pengantin laki laki yang baru saja menikah." Jota mengangkat dagunya, melirik ke arah belakang punggung beam.

"Sudah jangan lama - lama pegangannya, keenakan." ketus forth bermuka masam.

" Baiklah beam aku pergi dulu , cao baby beam cantik." jota berdiri dari kursinya, dan membelai lembut pipi beam, sengaja menggoda forth.

Beam dan forth bersamaan melihat punggung jota menjauh, " Kamu memberikan bucket bunga pengantinmu padanya sayang?" tanya forth.

" Iya , dia lebih membutuhkannya daripada wanita wanita disana yamg dari tadi melirik lirik suamiku nakal." beam menekuk wajahnya.

Beam's Suffer (LDR)Where stories live. Discover now