21

1K 106 14
                                    

Hari ini beam tersenyum sumeringah, berbincang dengan sang ayah dimana kondisinya saat ini menjadi lebih baik. Walaupun keterangan dokter mengatakan , sembilan puluh lima persen untuk sembuh adalah mustahil, dan lime persen lagi ada ditangan Tuhan. Hanya keajaiban semesta dengan membalikkan telapak tangan, kesembuhan ayah menjadi satu keajaiban.

Forth yang sedang berdiri di ambang pintu, tidak berani masuk, ingin memberikan mereka moment saling bercakap tanpa ada tangan orang lain.
Forth yang sangat rindu kekasihnya itu sudah mulai terobati, hanya dengan melihat wajahnya tersenyum bahagia seperti sekarang, bagai obat dihati forth.

Gerakan beam yang ceria, senyuman beam yang melebar menunjukkan giginya, matanya yang terpejam ditutupi pipi diwajahnya yang berseru, bagai slowmotion di televisi, gerakan melamban seorang beam.
Forth sudah merasa puas.

Jota tepat di sisi forth, juga merasakan hal yang sama, matanya yang melebar dan mulut berbentuk O. Jota menikmati gerakan lamban beam didepan matanya.

Ayah beam mulai mengantuk. Dia pamit tidur pada anaknya.
" Beam, ayah mau istirahat sebentar, sepertinya obat itu membuat aku mengantuk."

" Baiklah ayah, tidurlah." Beam menarik selimut ayahnya sampai leher dengan pelan.

Beam melihat ke arah ambang pintu, mendapati dua pangeran sedang asyik menatapnya, beam melambaikan tangannya.

Beam mendatangi mereka, dan menutup pintu kamar.
Beam menghentikan jemarinya didepan jota yang masih dalam lamunannya,

" Hoi jo, apa yang kau bawa itu?" Beam menunjuk bawaannya.

" Oh ini ada buah anggur, apel, pir, semangka, jeruk, sirsak, manggis, jambu, dan alpukat."
" Dan satu lagi ini ada kopi, susu, teh, soda dan makan siang malam untukmu." lanjut jota.

Beam melongo, " Kenapa gak sekalian aja durian jo." Ledek beam sambil tersenyum.

" Oh kau suka durian tunggu sebentar." Jota menaruh barang bawaannyA ke tangan beam, dan ingin melangkah pergi.

" Loh loh mau kemana jo?"

" Aku mau membeli durian." jota membalikkan badannya

" Ah tidak aku hanya bercanda kok."
Beam menutup mulutnya, dengan wajah tersenyum manis, mata beam seperti garis.

Forth melihat mereka mulai kepanasan, " Ehem hem .. I'm still here."

Beam melihat ke arah forth, seperti disengaja, menjulurkan lidahnya keluar , meledek forth.

" Terus jadi gak duriannya?"

" Tidak, aku hanya bercanda, terus mau diapain ini semua?"

" Kamu makan semuanya." kata jota

" Aku takut gemuk."

" Tubuhmu makin lama makin kurus aku lihat." Kata jota melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Lalu beam melirik ke arah forth,
" Forth bisakah kau menjaga ayah sebentar untukku?"

" Memang kamu mau kemana?" Tanya forth penasaran.

Beam mendekati forth dan menaruh barang bawaam tadi ke tangan forth, reflek forth menerima dengan dua tangannya.

" Aku mau bicara dengan jota." Beam tersenyum penuh makna.

Jota berdiri tegak dibelakang beam, forth mulai kelabakan kaya cacing kepanasan. " Tu-tunggu dulu kalau mau bicara disini saja, tidak perlu keluar segala, dan lagian aku bisa kesepian."

" Kan ada ayah, masa kamu kesepian? Jadi kamu anggap ayah aku tidak ada gitu?" gerutu beam.

" Ah aku salah ngomong lagi."

Beam's Suffer (LDR)Where stories live. Discover now