22

1.2K 124 29
                                    

" Forth tunggu dulu !"

Forth tidak memperdulikan panggilan beam, tetap saja jalan dengan langkah yang cepat.

" Forth tunggu dulu!"

" Forth!!"

" Sayang !!!" Teriak beam ngos ngosan.

Forth masih berjalan dengan kecepatan lima langkah per sekian detik, tidak mendengarkan panggilan beam dan menganggap angin lalu.

Kalau cemburu mah bebas, mau marah, mau lari, mau kabur, terserah saja, tapi untuk kali ini tidak bisa dibiarkan.

Beam menjatuhkan tubuhnya sendiri, seakan akan dia mendapatkan luka yang serius. Mencari perhatian dari seorang forth, dengan tubuh beam yang lebih rendah darinya, dan ketangkasan mereka sungguh tidak bisa diadu sudah pasti forth menang diatasnya.

" Aw sakit sekali, kakiku berdarah, aduuh banyak darahnyaa." beam sengaja berteriak supaya forth dengan jelas mendengarnya.

Beam sempat tersenyum, karena terlihat sekarang forth berhenti ,berdiri mematung. Forth yang keras kepala, tetap saja melanjutkan jalannya yang dengan kecepatan lima langkah persekian detik tadi.

Beam langsung berdiri menghentikan aktingnya dan berusaha mencari jalan. Dipikirannya. Tapi apa ya?

" Forth BODOH!" Beam teriak histeris, dengan kedua tangan diantara mulutnya yang berteriak.

Akhirnya forth berwajah kesal, memutar tubuhnya, kedua alisnya menyatu, mata nya memerah.

" Iya aku memang bodoh." kata forth

" Mungkin Sangat bodoh sampai aku tidak bisa melihat semuanya dengan jelih." kata forth lagi.

" Dengarkan penjelasan aku dulu."

"Penjelasan apa lagi? Aku sudah mendengar semuanya." lirih forth.

" Memangnya apa sih yang kamu dengar? Memang apa yang kamu lihat, sampai sampai kau seperti seorang profesor menebak sesuatu dengan benar?" Tanya beam sok galak dan dibuat buat.

" Aku melihat kalian berpelukan." suara forth sedikit tertahan, "Aku mendengar.." forth menelan ludah,
" Aku mendengar kau mengatakan kalau."  diam selama dua detik. " Kau mencintainya." forth meradang.

Beam menganguk angguk kepalanya pelan. Mendekati dua langkah ke arah forth dengan langkahan diperbesar. Alis yang berkerut Seakan akan beam sedang berfikir.

" Sudah itu saja?" kata beam santai.

" Iya itu aja, aku harus mendengar dan melihat apalagi? Aku ingin pulang saja, aku tidak mau menganggu kalian." ucap forth memunggungi beam.

" Jadi janjimu untuk tidak meninggalkan aku lagi cuma omong kosong doang?" Tanya beam memancing.

" Kau janji tidak akan pernah melepaskanku, itu hanya rayuan aja?" beam mendekati dengan dua langkah ke arah forth.

" Jangan jangan, kau naksir ya sama suster cantik di rumah sakit ini?" Tanya beam menggoda forth. Beam berhasil membuat forth tidak berkutik, dan memutar lagi tubuhnya, dan mendapati beam sudah dekat dibelakangnya. Forth terkejut dan saku kaki melangkah mundur.

Beam berjalan melangkahi melewati forth. Diikuti pandangan forth ke arah beam.

Mereka sekarang berada di tengah tengah, mereka di jalan setapak kecil dibelakanh rumah sakit. Samping kiri ada danau kecil dengan air mancur sebagai penghias taman itu, sungguh sederhana tetapi cantik.

Lalu di sebelah kanan ada kursi kursi panjang terbuat dari kayu, dengan pagar pagar kayu di susun dengan rapih sepanjang jalan taman ini membatasi antara jalan setapak dengan pohon rindang berakar besar.

Beam's Suffer (LDR)Where stories live. Discover now