Chapter 15

5.8K 570 12
                                    

Chanyeol baru saja selesai dengan urusannya di kantor polisi.

Tidak. Chanyeol tidak melakukan hal buruk yang mengakibatkan dirinya berdiam diri di sel penjara, ia tak sengaja menangkap pencuri yang kedapatan tengah mencuri di supermarket saat ia berbelanja untuk minuman yang di pesan teman sekelasnya.

Saat itu ia memang telat datang di hari festival jadi sebagai gantinya ia bertugas untuk membeli kebutuhan perut teman-temanya. Namun tak di sangka ia malah menangkap pencuri tersebut.

Entah kebetulan atau takdir sudah mempertemukannya, Chanyeol bertemu dengan ibu Baekhyun saat Chanyeol selesai di mintai kronologi kejadian.

Merekapun memilih duduk di taman yang terdapat di samping kantor kepolisian.

"Bibi tidak suka saat anak bibi menjauhi bibi secara terang-terangan. Baekhyun adalah satu-satunya alasan bibi masih bertahan sampai sekarang." Chanyeol bisa mengerti jika ia berada di posisi nyonya Byun.

"Bibi tahu kau menjauhi Baekhyun selama ini bahkan tanpa bibi suruh, tepat setelah itu bibi bisa melihat sendiri Baekhyun mulai berubah. Bibi tidak tahu seberapa pentingnya kau bagi anakku, setelah melihatnya.. bibi bisa tahu tanpa perlu mengukurnya." Ibu Baekhyun menghela nafasnya.

Sedari tadi Chanyeol hanya diam tanpa memperhatikan, tapi ia mendengarnya. Chanyeol jelas tengah mendengarnya langsung dari ibu Baekhyun.

"Seharusnya bibi tahu mana yang bisa membuat anaknya bahagia. Bibi tidak akan melarangnya lagi, bibi juga terlalu takut jika Baekhyun menjauhi ibunya sendiri." Chanyeol menguatkan genggamannya pada kantong plastik yang ia bawa.

"Chanyeol."

"Ne, Bibi?"

"Baik-baiklah dengan Baekhyun."

.

"Here?"

Chanyeol kembali menurunkan tangannya, pandangan berkeliling sesaat. Mengambil nafas dan menghembuskannya dengan teratur.

"Saat kau bilang tentang bagaimana jika seseorang menyukaimu lalu orang kau sukai menyuruhmu untuk menerimanya, aku tidak benar-benar ingin menjawabnya." Chanyeol melihat Baekhyun yang terdiam.

"..."

"Dan saat kau melontarkan pertanyaan serupa tentang bagaimana jika orang kau sukai menyukai seseorang, apa kau akan mendukungnya."

"Apa maksudmu, aku bertanya di mana kau selama ini? Bukannya mengungkit hal lain."

"Aku tidak akan menjadi pengecut lagi yang tersenyum saat mengatakan aku akan mendukungnya atau membiarkannya pergi untuk kebahagiaan.. Kali ini aku akan egois."

Baekhyun mengerutkan keningnya.

"Aku ingin orang yang aku cintai mencintaiku, membuatnya mencoba menerimaku.. Aku hanya ingin mencoba egois untuk diriku."

Baekhyun luruh, seluruh persendiannya terasa lemas, ia jatuhkan badannya di atas tanah. Tanpa perintah air matanya sudah membanjiri seluruh wajahnya, ia menangis sampai terisak.

"Aku juga ingin egois. Apa aku salah saat memintamu untuk tetap tinggal, tapi kau bahkan selalu menjaga jarak saat kau melihatku." Baekhyun mengusap pipinya yang sudah basah, ia merasa bodoh karna menangis dengan begitu mudahnya.

"..."

"Tidak masalah jika kau meneriaku sekalipun, asal jangan mendiamiku. Kau membuatku merasa bersalah, kau tidak tahu aku begitu menderita."

"Maaf."

"Apa aku salah kalau merasakan sesuatu di sini." Baekhyun menunjuk dadanya. "Saat bersamamu."

Here!! [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang