// C h a p t e r 2 //

123 10 5
                                    

"I got a lot to say to you, yeah, I got a lot to say

I notice your eyes are always glued to me

You're keeping them here and it makes no sense at all"

— Paramore, CrushCrushCrush

***

Sepulang dari rapat OSIS, aku berjalan menuju ke tempat parkir mobil. Aku segera mengeluarkan kunci mobilku dari saku celanaku. Tiba-tiba, langkahku terhenti setelah mendengar ada seseorang memanggil namaku dari belakang.

“Troy!” panggilnya. Oh, ternyata Leila.

Dia tampak seperti sedang mengikuti lari marathon seraya berlari menuju ke arahku. “Hai!” sapaku padanya. “Ada apa? Bagaimana dengan lomba lari marathonnya? Apakah kau menang?”

“Troy, aku tidak sedang mengikuti lomba lari marathon sekarang! Aku tidak akan pernah mau mengikuti lari marathon jika objek yang harus dikejar adalah kau! Berhentilah meledekku, Troy!”

Aku terkekeh. “Aku kira leluconku tadi sangat 'garing’.”

Dia menggeleng dan hanya menatapku seolah-olah leluconku tadi memang tidak lucu. “Troy, aku butuh bantuanmu.”

“Kapten Troy di sini siap membantu!”

Leila hanya menatapku. Dia pasti berpikir bahwa aku sedang kehabisan obat saat ini.

“Aku membutuhkan beberapa peralatan lagi untuk menyelesaikan dekorasi acara prom. Aku tahu kalau kau biasanya datang ke sekolah dengan mengendarai mobil.” ujarnya. “Jadi, aku meminta bantuan ini padamu. Kau bisa membantuku, kan?”

Kenapa harus aku disaat kondisi seperti ini? “Tunggu! Ke mana perginya pacarmu?” tanyaku. “Biar aku memberitahumu sesuatu. Memiliki pacar itu juga ada manfaat positifnya selain sebagai pasangan hidupmu saat ini.”

“Apa?”

Sepertinya Leila memang tidak tahu apa manfaat positifnya memiliki seorang pacar. “Manfaat positifnya adalah sebagai tukang antar-jemput. Jadi, lebih baik kau meminta bantuan ini pada pacarmu.”

Eh! Bukankah kau tadi sudah mengatakan ‘Kapten Troy di sini siap membantu’? Jadi, mau tidak mau kau harus tetap membantuku, tahu!” Leila mencubit lenganku sangat keras. Aku benar-benar merasa kesakitan karena cubitan Leila terasa seperti sengatan lebah. “Kau yakin tidak mau membantuku?”

“Aku mau membantumu jika kau berhenti menyubitku seperti ini, Leila.” jawabku seraya melepaskan cubitan Leila. Dia benar-benar membuatku kesakitan sampai aku susah untuk berbicara. “Sakit, tahu! Sumpah!”

Dia melepas cubitannya. Akhirnya. “Aku kira lengan sebesar ini memiliki kekuatan yang besar sekali. Ternyata—“

Aku langsung menutup mulutnya dengan tangan kananku. Berhentilah meledek jika kau memang membutuhkan bantuanku, si perempuan berambut lubang pantat! “Jadi berangkat, tidak?”

Dia mengangguk. Dia langsung menyingkirkan tanganku dari mulutnya dan segera masuk ke mobilku. “Supir taksi, cepatlah masuk ke mobil! Penumpangnya sudah masuk ke mobil, tahu!”

Apa? ‘Supir taksi’? Sial.

Aku memutar bola mataku. Aku tidak menyangka kalau Derek bisa menyukai seorang perempuan yang ‘sangat cerewet’ seperti Leila. Maksudku, bagaimana seorang laki-laki belagu seperti Derek bisa jatuh hati pada ‘si perempuan berambut lubang pantat’ ini?

Band Saved Our Love [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang