"I need somebody and always
This sick, strange darkness
Comes creeping on so haunting everytime
And as I stared I counted the webs from all the spiders
Catching things and eating their insides
Like indecision to call you and hear your voice of treason"
— Blink 182, I Miss You
***
Makan malam bersama di restoran Italia ini tidak seburuk yang aku pikirkan. Sebenarnya, aku masih belum ikhlas untuk memaafkan Cecil atas perbuatannya yang telah menghancurkan keluargaku. Namun aku mulai berusaha untuk menyanggupi kejadian itu, karena apa yang diceritakan oleh Cecil sepertinya benar. Aku bisa melihat dari matanya ketika dia menceritakan dan menjelaskan semuanya dari awal. Mata juga berbicara ketika kau juga berbicara. Kutipan yang bagus, eh?
Beberapa jam kemudian, setelah kami menghabiskan makanan yang telah disajikan. Kami mengobrol dan menertawakan beberapa hal bersama-sama. Bahkan, Leila pun tidak merasa canggung pada keluargaku. Dan, ini baru kalinya aku bisa tertawa bersama ayah tiriku setelah sekian lama aku mengubur perasaan sayangku padanya dan memberikan segala rasa kebencianku padanya. Aku telah durhaka pada ayahku. Tunggu, aku punya beberapa alasan mengapa aku melakukan hal itu.
Satu, karena ayahku telah berselingkuh dari ibuku bersama Cecil—atau—ayahku telah berselingkuh dari Cecil bersama ibuku. Entahlah. Hubungan mereka cukup membingungkan. Bahkan, aku tidak tahu sejak kapan ayahku berpacaran dengan Cecil. Aku tidak tahu dan aku tidak mau tahu akan hal itu.
Dua, karena ayahku telah membiarkanku mengumpat hal-hal negatif pada Cecil. Padahal, aku sama sekali belum mengetahui kebenarannya. Aku rasa tamparan yang aku dapat dari ayahku sudah sepadan dengan ini. Dia tidak akan membiarkanku mengumpat lagi pada Cecil. Aku rasa.
Tiga, karena ayahku tidak berusaha untuk menumbuhkan rasa kasih sayang tumbuh pada diriku. Aku tahu aku egois, tetapi aku rasa dia sangat kurang untuk mengusahakan hal ini.
Keempat dan yang lainnya, aku tidak tahu harus menjabarkan apa lagi. Intinya, aku harus menjalaninya dan membiarkan semuanya terjadi.
Tiba-tiba, telepon genggamku bergetar. Aku melihat layar telepon genggamku. Ada sebuah pesan dari nomor yang tidak aku kenal.
From : Unknown Number
Halo, bro. Kau masih ingat denganku, kan?
Baiklah. Itu adalah pertanyaan awal terkonyol yang pernah kau dengar.
Ini aku, Bertrand, saudara sepupumu dari Perancis! Bro, aku sangat rindu padamu!
Dengar, kebetulan sekali bandku akan tampil di kotamu. Dan, yang aku maksud adalah BANDKU MENGIKUTI WARPED TOUR! Keren? TENTU SAJA!
Aku berharap kau mau menemuiku saat ini. Aku sangat rindu padamu. Tunggu, sudah berapa kali aku mengatakannya padamu?
Jika kau ingin menemuiku, aku bisa memberimu tiket VIP Pass menuju backstage Vans Warped Tour. Aku yakin kau mau dan tidak akan menolak untuk hal ini.
Kabari aku tentangmu, bro. Aku rindu padamu. Ini yang ketiga kalinya aku mengatakan hal yang sama. - Bertrand Poncet
KAMU SEDANG MEMBACA
Band Saved Our Love [ON HOLD]
Teen FictionTroy William Austin. Itu namaku. Ketua OSIS, kapten tim sepak bola, dan anak band. Itu semua bagianku. Cinta dan keluarga yang bahagia. Itu target yang belum aku miliki. Hingga saat ini. Musik. Itu pelarianku. Dan, cintaku juga memiliki pelarian yan...