3. Hujan

143 80 96
                                    

Sudah sehari sejak kejadian bola basket itu, warna ungu di kening Alena sedikit menghilang.

Minggu pagi ini, Alena dan Nabila berencana untuk jogging bersama di taman kota.

"Udah lama nunggu Nab?" tanya Alena.

"Enggak kok baru aja. Udah yuk kita jogging."

"Yuk."

Alena dan Nabila mengitari taman dengan berlari kecil, setelah dua kali putaran mereka memutuskan untuk beristirahat di salah satu bangku taman yang kosong.

"Len, nanti agak siangan gue main ke rumah lo ya." ucap Nabila setelah meneguk botol air miliknya.

"Oke. Nanti kalau udah otw bilang aja."

"Iya. Eh ada gulali, beli itu yuk!"

"Ya ampun Nab, baru aja kita jogging, bakar lemak tapi sekarang mau makan yang manis-manis, nambah lemak lagi tau gak."

"Hahaha, masak gitu?" tawa Nabila.

"Iya, ih dibilangin kok gak percaya." ucap Alena.

"Alena, 'kan ya?" ucap seseorang di belakang Alena.

"Wah. Kak Dinda?"

"Haha, iya. Lagi olahraga di sini?"

"Iya Kak, bareng temen, ini Nabila." Alena memperkenalkan Nabila pada Dinda. Mereka berdua pun berjabatan tangan.

"Sendirian Kak?" tanya Alena.

"Enggak. Kesini bareng Alsa juga, tapi dianya masih jogging, Kakak ditinggalin ceritanya."

Alena dan Nabila mengangguk sambil membentuk huruf O di mulut mereka.

"Eh itu dia. Al! Alsa, sini!" seru Dinda. Alsa yang merasa dipanggil, langsung berlarian kecil kearah mereka.

Kerutan tipis muncul di kening Alsa. Dia heran, kenapa Alena dan Nabila bisa bersama kakaknya.

"Alsa, ini temen-temen lo 'kan?" tanya Dinda. Alsa mengangguk, mengiyakan perkataan Dinda.

"Eh, yaudah Kak. Kita duluan ya, 'kan Kak Dinda udah ketemu sama Alsa."

"Hm, bentar deh. Gimana kalau gue traktir kalian ice cream. Mau gak?" tanya Dinda.

"Hah?" mendengar kata traktir, Nabila menarik tangan Alena.

"Alsa, ayo lo ikutan juga." ajak Dinda.

"Gak. Gue langsung balik aja Kak." tolak Alsa sambil berlalu.

"Eh tunggu. Ayo ikutan juga, lo kerjaannya ndekem di rumah mulu." Dinda menahan lengan Alsa sedangkan Alsa menghela nafasnya kasar.

"Kak Dinda baik ya? Cantik juga." bisik Nabila.

"Iya Nab." jawab Alena.

--••--

Seperti yang dikatakan Nabila tadi, siang ini ia sedang ada di rumah Alena. Mereka sedang bersantai di pinggir kolam renang.

Alena mengingat-ingat kejadian tadi pagi. Disaat dirinya, Nabila, dan Dinda bercanda sambil memakan ice cream milik masing-masing, Alsa hanya diam memainkan HP nya sambil sesekali menyendokkan ice cream rasa coklat miliknya ke mulutnya.

"Aku heran deh Len. Kak Dinda tuh orangnya humble dan ramah banget. Tapi si Alsa kok malah cuek gitu ya."

"Setiap orang punya sifat dan karakter masing-masing, nggak bisa disamain. Walaupun mereka adik kakak, apa mereka nggak boleh punya perbedaan?" tanya Alena lalu terkekeh.

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang