6. Aldi

117 50 24
                                    

"Hai Kak! Baru dateng lo?" tanya Safa.

"Iya tadi dijalan macet, sori ya."

"Gak papa. Tadi Kak Aldi dicariin sama Papa Mama. Kak Aldi cari aja di dalem rumah."

"Ya udah, gue masuk dulu."

"Lah, Kak! Gak ada kado buat gue?"

"Ada, lo tenang aja."

--••--

"Kok, Safa kenal gitu ya sama dia?" tanya Nabila, Alena menaikkan pundaknya tanda tidak tahu.

"Eh Nab, gue tinggal bentar ya, haus nih."

"Oke, jangan lama-lama ya Len."

Alena mengangguk, lalu beranjak dari duduknya dan menuju meja minuman.

"Alsa." gumam Alena, Alsa juga sedang ada di tempat itu. Alena pun mengambil minuman yang tak jauh dari tempat Alsa.

"Lo sendiri?" tanya Alsa.

"Eh, iya. Nabila lagi duduk di sana." Alena menunjuk ke arah Nabila. Saat ini kursinya yang tadi sedang ditempati Raka. Alena ingin kembali tetapi diurungkannya karena dia akan memberi jarak untuk Raka dan Nabila. Bahkan saat ini mereka berdua sedang tertawa.

Alena dan Alsa sama-sama membelakangi meja, melihat keramaian dari tempat itu sambil menyeruput pelan minuman yang diambilnya. Pesta ulang tahun Safa tidak hanya dari kelas mereka saja yang di undang, tetapi sepertinya juga dari teman-temannya SMP juga.

"Ayo." kata Alsa lalu meletakkan gelasnya di atas meja.

"Kemana?" Alena berbalik, hendak meletakkan gelas miliknya di atas meja. Tetapi sebelum itu, tangan Alena menabrak tangan orang lain sehingga isi gelas itu tumpah. Alena terkejut, itu Aldi. Jaket kulitnya basah, belum lagi cipratan yang terkena kaus dan sepatu Aldi.

"Astaga lo lagi, lo lagi!" seru Aldi. Suasana yang ramai tak membuat banyak orang menoleh ke arah mereka. Alsa menoleh ke belakang, lalu menghampiri Alena. Wajah gadis itu berubah menjadi sedikit pucat.

"Nggak sengaja, maaf Kak."

"Lo sama temen lo, gak di sekolah, gak di tempat lain. Kalau jalan matanya selalu gak dipake!" bentak Aldi. Alena bergerak gelisah, matanya tidak berani menatap wajah Aldi.

"Maaf Kak!" seru Alena sambil berlalu, berniat menjauh. Tetapi tangannya ditahan oleh Aldi membuat Alena sedikit terpelanting.

"Asal pergi aja lo! Tanggung jawab!" seru Aldi.

Alsa menghembuskan nafas kasar lalu melepaskan genggaman Aldi yang ada di lengan Alena. Alsa pun menyembunyikan Alena dibalik badannya.

"Gak usah kasar." ujar Alsa dengan suara rendah dan berat, tetapi juga tegas.

"Lo siapa, gak usah ikut campur." Aldi menatap Alsa datar.

"Gue gak bakal ikut campur kalau lo gak main fisik sama dia." ujar Alsa dengan wajah dinginnya. "Kelihatan banget kalau banci."

Alena menatap lengannya, masih sedikit memerah karena perbuatan Aldi tadi.

"Dia harus tanggung jawab. Lo gak usah sok ngelindungin dia!" suara Aldi yang semakin mengeras membuat beberapa pasang mata semakin banyak yang menoleh ke arah mereka. Telinganya cukup panas saat diejek seperti banci.

Why Him?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang