Chapter 1

1.5K 155 16
                                    

A/N: Sebelumnya baca sampai bawah yaaa. PENTING. Menyangkut plot cerita ini kedepannya.

Sudah 4 jam berlalu dari apa yang menimpanya tadi dan hal tersebut membuat Chanyeol katakanlah agak....shock?

Akan tetapi, rasanya masih terasa perih mengingatnya.

Padahal dia hanya orang asing yang tidak sengaja Chanyeol tubruk hingga membuat bubble tea yang dipegangnya terjatuh.

Beruntung minuman itu tidak tumpah pada bajunya maupun baju si namja. Tapi mengapa ia bisa semarah itu karena hal yang menurut Chanyeol sepele?

Toh dia tadi sudah berusaha sopan dan akan minta maaf, bahkan sampai membukkukan badan. Namun sebelum niatnya tersampaikan, ia sudah diacuhkan dengan kata-kata yang menyakitkan.

Sungguh itu sangat melukai hati Chanyeol. Begitupun dengan harga dirinya yang seolah dianggap rendah.

"Enyahlah"

Kembali, suara dingin yang diselimuti oleh kebencian menggema di pendengarannya. Membuat Chanyeol menutup mata. Berusaha menahan air yang akan keluar dari mata.

Dadanya terasa sakit. Juga ia menjadi susah bernapas. Mengapa pula ia menjadi cengeng seperti ini?

Melihat keadaan sahabat yang melakonlis awalnya Baekhyun merasa aneh. Ia tahu Chanyeol masih memikirkan kejadian tadi. Heh mereka ini sudah berteman sejak TK dan selalu satu kelas sampai saat ini.

Tidak biasanya Chanyeol begitu mengambil hati atas perilaku buruk orang lain, apalagi orang yang tidak dekat.

"Channie?"

Baekhyun bertanya dengan nada pelan. Ada dua panggilan khusus Baekhyun yang disematkan pada Chanyeol.

Yeollie pada saat mereka bertengkar dan bercanda.

Channie pada saat keadaan serius dan juga sedang....terluka. Entah itu fisik maupun psikis.

Chanyeol tidak menanggapi panggilan namja di samping kanan. Ia tetap memilih menelungkupkan wajah pada meja, enggan untuk beranjak walau jam belajar telah usai sepuluh menit yang lalu.

Menghela nafas, Baekhyun beranjak dari bangkunya kemudian menyentuh kepala Chanyeol lalu mengusapnya perlahan.

"Hei, tadikan kau tidak ke kantin di jam istirahat kedua. Sekarang kita ke restoran dulu sebelum pulang. Biar aku yang teraktir bagaimana?"

Beberapa detik tidak ada tanggapan, hampir saja Baekhyun kecewa tapi berubah tersenyum ketika Chanyeol akhirnya menegakkan badan. Menoleh kearah Baekhyun dengan mata memerah.

"Jinja?"

Semakin lebar senyumnya, mengangguk. "Nde"

Chanyeol menampilkan senyum kecil, mengusap mata menghapus bulir air yang akan keluar. Segera beranjak setelah merapikan peralatan menulis kedalam tas. Lalu berjalan terlebih dahulu, Baekhyun mengikuti dibelakang.

Senyum lebar yang terpatri di bibir Baekhyun, perlahan berubah datar dengan tatapan sendu pada punggung sahabat tingginya.

'Kuharap dia tidak tahu akan kondisimu'

"Kenapa dibelakang Baek? Kau sudah berubah menjadi bodyguard ku eoh?"

"Yak! Mana mungkin, dasar kurang ajar!"

"Hahaha!"
.
.
.
.
.
Kini mereka berada di restoran Jepang. Chanyeol sedang ingin makan Sushi, maka Baekhyun pun mengabulkannya. Dia kan sudah janji. Duduk di atas tatami, saling berhadapan. Meja dengan dipenuhi makanan sushi berbagai jenis serta minuman ocha yang begitu disukai keduanya.

Love Stories (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang