Chapter 3

1.3K 144 22
                                    

Sehun menatap tajam seseorang dimana kini berkumpul dengan empat teman sekelas, orang tersebut sedang tertawa mendengar lelucon si pemakai eyeliner.

Laki-laki yang Sehun perhatikan merupakan namja penabrak minuman favoritnya itu.

Jika bukan karena insiden kemarin, ada kemungkinan Sehun tidak akan menaruh perhatian pada namja tinggi tersebut.

Senyum polos, tawa riang, semua keceriaan yang terpancar pada Park Chanyeol membuat Sehun emosi.

Sehun mengetahui namanya akibat Chanyeol sendiri langsung populer bagi para perempuan karena kharisma senyumannya, dan dikalangan laki-laki sebab keramahannya. Membuat siapapun menyukai personality nya.

Kecuali Sehun.

Ia benci melihatnya.

Bagaimana mungkin Chanyeol bisa begitu mudahnya menebarkan aura bahagia, seakan-akan dunia ini tidak memiliki sisi kejam?

Mungkin karena ia terus menatap, Chanyeol yang merasakan pun menoleh. Pandangan mereka bertemu.

Ada kekagetan serta... apa itu takut? Membuat Sehun mendengus senang.

Sedangkan Chanyeol sendiri segera memalingkan muka. Respon yang bagus. Membuat niat Sehun untuk menghancurkan Chanyeol terasa semakin kuat.

Ada keinginan untuk membuat wajah penuh aura positif itu menjadi muram. Melihat air mata mengalir pada pipi tembemnya, serta mulut yang terbiasa melengkung kebawah menjadi datar seketika.

Sadis?

Ya Sehun sendiri mengakui kepribadian sadisnya ini.

Sehun lah yang akan memberikan 'sisi kejam dunia' bagi si mata bulat tersebut.

"Sehun"

Menoleh kearah sumber suara. Kim Jongin atau biasa disebut Kai menyodorkan sebuah kertas. Namun Sehun enggan melihat hanya mengisyaratkan lewat tatapan mata. Seakan bertanya 'apa ini?'

Kai memutar mata.

Please selama ia kenal Sehun dari zaman Junior High School, ia selalu tidak pernah terbiasa akan sifat pendiam, angkuh, juga pemarah dari si bungsu Wu.

"Ini daftar kelompok musik yang sudah ditentukan oleh Ssaem Kang. Masing-masing kelompok berisi dua orang"

Sehun membaca bagiannya, dan entah ini sebuah kebetulan atau apa ia dikelompokkan bersama si bungsu Park. Membuat seringai maniak terpampang jelas.

Kai yang melihat hanya berdoa semoga Chanyeol baik-baik saja sekelompok dengan seorang seperti Sehun.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Hh ah! Sehunna!"

Desah nafas bersahut-sahutan. Sehun terus saja mencumbu perempuan didepannya dengan brutal. Menambah suasana panas dalam toilet tersebut. Sayang ia lupa untuk mengunci pintu.

Posisinya saat ini sedang menekan gadis tersebut yang kini sudah duduk di wastafel mengalungkan tangan pada lehernya. Tangannya sudah bergerilya kemana-mana. Pakaian si lawan jenis sudah berantakan. Kemeja sudah terbuka tiga kancing, memperlihatkan bra yang sudah hampir melorot, dengan rok pendek yang tersingkap. Tangan akan membuka celana dalam si wanita namun tak tersampaikan saat telinga mendengar suara pintu terbuka.

Cklek!

Perempuan dipelukan Sehun yang menyadari ada seseorang segera mendorong keras.

Membenarkan pakaian yang berantakan seadanya, lalu berlari. Kabur dari situasi memalukan.

Sehun sendiri?

Ia menggeram. Tubuhnya memang belum berbalik. Masih menghadap wastafel dimana otomatis didepannya cermin. Mengangkat kepala yang tertunduk, menatap cermin dan kini ia tahu siapa yang mengganggu kesenangannya.

Love Stories (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang