Dugh! Dugh! Dugh!
Bunyi benturan yang datengnya dari si orange membuat semua gadis di lapangan itu berteriak histeris karena ada dua orang pria yang sedang tanding basket saat ini. Wajah mereka seolah bersinar karena peluh yang mulai bercucuran di pelipis masing-masing.
"Ayo Dit, lo kalah 6 point nih sama gue. Mumpung di sini lagi ada ramai cewek. Siapa tau ada yang terpesona sama lo, jadi bisa di jadiin pacar dong"Cakka menantang Adit. Adit yang tidak mau kalah mencoba untuk merebut bola basket itu dari Cakka namun ia gagal.
"Halahhh...masa baru gitu lo udah capek? Kenapa? Lagi patah hati ya?"Cakka semakin meledek Adit.
"Siapa bilang gue lagi patah hati? Yang ada gue malah lagi berbunga-bunga nih hatinya"kata Adit apabila tanpa sengaja matanya menangkap sosok seseorang yang entah sejak kapan mengisi hatinya.
Sap!
Shoott..
"Yuhuuu! 3 point! 3 point lagi mata kita akan sama Cakdut"ledek Adit, entah kenapa ia tiba-tiba jadi semangat lagi apabila meliat sosok orang itu.
"Liat aja siapa yang bakalan menang!"Cakka mencoba merebut bola basket di tangannya Adit tapi gagal. Pria itu seolah telah di sihir setelah meliat sosok seseorang.
Sap!
"3 point lagi Cak!"teriak Adit senang. Kini mata mereka sudah sama 49-49.
"Gue akan..."
Sap!
"3 point lagi Cakdut! Ya ampun, gue beruntung banget!"Adit memeluk Cakka dan langsung mencium jidat pria itu.
"Yak! Adit lo maho ya!"Cakka mendorong Adit.
"Wahh, gue harus mandi kembang tujuh rupanya nih. Jidat gue udah dinodai sama lo"kata Cakka tidak terima.
"Gue nggak peduli"Cakka bergidik sendiri meliat Adit yang tiba-tiba bersikap aneh seperti itu.
"Nggak panas kok. Tapi lo kenapa kek orang yang sakit Dit?"Cakka menggelengkan kepalanya.
"Ada bidadari Kka"Cakka meliat ke arah yang di liat oleh Adit. Sekarang ia sudah tau kenapa pria itu jadi gila tiba-tiba. Ternyata tidak jauh dari lapangan itu ada Agni dan temen-temennya yang lagi siap-siap untuk main basket.
"Oh Agni toh bidadarinya. Kirain bidadari beneran"Cakka mengambil bola basket yang sempat mereka abaikan. Adit mengangkat salah satu alisnya kemudian mengangkat bahu tanda tidak peduli.
*
"Hai, Cin..."
"Bentar, keknya dia bukan si cewek lollipop deh. Tapi kenapa wajah mereka mirip ya? Apa si cewek lollipop itu punya kembaran? Lah, kalo gitu sama kek gue sama si Adit dong?"batin Rio. Ia ingin menjahili "cewek lollipop"nya siapa lagi kalo bukan Ify. Tapi entah kenapa ia merasa agak janggal dengan gadis yang ada di depannya saat ini.
Ya, gadis itu adalah Ifa. Karena ia tidak bisa main basket jadinya ia kepikiran untuk membelikan minuman buat kakak dan sahabat-sahabatnya itu. Ia sedikit kaget saat ada seorang pria yang sepertinya ingin menyapanya. Dan sepertinya dia mengenal siapa pria itu.
"Kak...kak Adit ya? Tadi kaka manggil gue apa? Cin apa?"tanya Ifa. Rio terdiem.
"Salah orang"balasnya dingin lalu beranjak ke luar toko itu.
"Aneh"gumam Ifa, ia mengangkat bahu tanda ia tidak perduli. Lalu ia pun keluar dari toko itu.
*
"Apa bener cewek lollipop itu juga punya kembaran? Atau cewek tadi itu emang beneran si cewek lollipop? Tapi cewek tadi mukanya sedikit pucat, terus cewek tadi juga nggak sekasar si cewek lollipop. Terus, siapa dia? Kembarannya si cewek lollipop atau si cewek lollipop yang punya alter ego?"gumam Rio sendirian sampe ia tidak sadar kalo ada 'sesuatu' yang menghampirinya.