Diary 7

57 3 0
                                    

Dear Diary,

Ayah seorang yang penyayang namun sulit mengungkapkan dengan kata - kata. Beliau lebih senang dengan sentuhan baik pelukan dan belaian.

Suatu hari aku pernah mendiskusikan beberapa hal pada Ayah, terutama mengenai pasangan hidup. Ayah hanya bilang aku harus menemukan pasangan yang menyayangi dan memahami kelebihan dan kekurangan masing - masing. Karena pernikahan cukup sekali seumur hidup.

Aku jadi teringat kisah Ayah dan Ibu, mereka sempat berpisah karena keegoisan Ibu.
Ayah yang hanya seorang teknisi hanya memiliki penghasilan yang cukup tidak berlebihan. Sedangkan, Ibu tergoda dengan tetangga yang punya barang - barang mewah. Suatu hari, Ibu pergi meninggalkan aku dan Ayah. Beliau membawa kedua adikku bersamanya.

Selama satu tahun, kami hidup sangat sederhana bahkan hanya makan dengan nasi dan kecap. Aku mencuci pakaian, memasak nasi dan membersihkan rumah sepulang sekolah. Setidaknya beliau masih sanggup membiayai sekolahku.

Ayah sudah sampai batas kemampuannya. Beliau menghubungi Nenek untuk membawaku tinggal dengannya. Karena Ayah tidak tega melihat aku hidup sulit bersamanya.

Aku tinggal bersama Nenek dan Pamanku di sebuah kontrakan kecil dengan dua petak terdiri dari dua ruangan termasuk kamar mandi. Paman hanya bekerja sebagai penjual mainan keliling.

Satu tahun kemudian Ibu menemukan keberadaan aku dan nenek, lalu meminta kami kembali pulang ke kampung halaman. Aku bersekolah SMA di sana. Selama itu tidak pernah mendengar kabar Ayah.

Aku lulus sekolah, Ibu mengajak tinggal bersama dengan suami keduanya juga adik-adikku. Waktu terus berjalan seiring kerinduan aku pada Ayah.

Suatu hari, aku mencari keberadaan Ayah melalui Om Fred yang sempat menjadi tempat tinggal sementara beliau selama ini. Aku mendapatkan nomor ponsel Ayah.

Aku langsung mengubungi Ayah, kami saling mencurahkan rasa rindu dan memutuskan untuk bertemu.

Aku menunggu kedatangan Ayah di sebuah Food Court, pada sebuah mall daerah Jakarta Selatan.
Terlihat Ayah masih dengan keadaan yang selalu tampan dan tubuh gemuknya. Aku langsung menghampiri lalu memeluk serta mencium punggung tangannya.

Tapi beliau tidak datang sendirian, namun bersama seorang wanita dan anak perempuan kecil. Aku sempat menebak kemungkinan Ayah menikah lagi. Tapi beliau mengatakan wanita itu hanya pemilik kontrakan tempat tinggal Ayah.

Kami berbincang - bincang cukup lama sampai waktu menjelang malam. Ayah mengatakan akan sering menghubungi aku, tapi jangan sampai Ibu tahu.

With Love...Via

Diary Tentang AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang