Dear Diary,
Ayah gak pernah pakai baju resmi seperti Jas kecuali acara pernikahan sepupu dan adik perempuanku. Beliau lebih suka mengenakan batik.
Suatu hari,aku pernah menemani Ayah membeli batik, karena akan menghadiri salah satu undangan anak temannya yg menikah. Jumlah baju batik yang Ayah punya tak banyak hanya sekitar dua buah.
Selain itu, Ayah tak penah memakai sandal, selalu dengan sepatu kesayangannya. Aku pernah belikan Ayah sandal, itu pun hanya dipakai saat menyetir mobil agar lebih mudah saat menginjak rem dan gas.
Setiap menghadiri undangan, aku dan Ayah punya cara agar setiap makan bisa kami cicipi.
Hal pertama, kami akan langsung bersalaman dengan kedua mempelai dan orang tuanya di pelaminan.Setelah itu, kami akan mengambil makan kecil seperti kue dan buah. Beberapa menit kemudian,kami akan mengambil makan besar tapi tidak dengan porsi banyak, agar dapat coba makan pendamping lain. Makanan pendamping itu berupa bakso, siomay dan dimsum.
Salah satu kualitas kami bertemu dengan menghadiri acara sekeluarga. Mengingat kesibukan Ayah saat bekerja,yang kadang waktunya tak menentu.
Love You...Ayah...
With Love...Via
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Tentang Ayah
Non-FictionI saw a man with a golden heart. By the way, he is my father. Dear Father, Actually, I don't know how to express my Love for you. I'm just speechless by remembering your contribution to my life. I Love You so much. (From iam_writer27) #425 in Non...