Dear Diary,
Aku memiliki seorang adik perempuan, bernama Lia. Kami berbeda umur empat tahun. Lia pernah bekerja sebagai Pramugari pada sebuah Maskapai. Namun, ia memutuskan jadi ibu rumah tangga, setelah menikah dan hamil anak pertamanya.
Kebetulan Ayah, Ibu, aku dan Putra baru saja pulang mengunjungi saudara dari keluarga Ayah. Kami mendapatkan kabar, Lia akan melahirkan. Namun, suami Lia belum pulang dari tugasnya sebagai Pilot.
Kami langsung menuju ke rumah sakit, agar bisa mendampingi Lia, sambil menunggu kedatangan suaminya.
Lia sudah masuk UGD, tapi Dokter belum bisa melakukan operasi sampai suaminya datang. Setelah menunggu dua jam, akhirnya Mas Awan tiba untuk menandatangani surat izin mengambil tindakan operasi pada Lia.
Kami menunggu beberapa jam. Alhamdulillah, Lia melahirkan anak pertama dengan proses Caesar, saat Lebaran hari kedua. Anak perempuan yang diberi nama Afifah.
Ayah senang sekali, karena cucu perempuannya terlahir sehat dan cantik. Setelah Mas Awan mengumandangkan Adzan pada telinga Afifah, ia lalu dibawa ke ruangan khusus bayi.
Kami melihat Afifah dari luar, karena terbatas oleh kaca pada ruangan tersebut.
Ayah senang sekali dengan kehadiran Afifah. Hampir setiap hari minggu, menyempatkan diri mampir ke rumah Lia, untuk menemui Afifah.
Pernah suatu hari, Lia mengajak Afifah main ke rumah. Karena sulit tidur setelah Lia memberikan ASI, Ayah menggendong Afifah, tak lama ia langsung terlelap.
Afifah sudah mengenal gendongan tangan Ayah, jadi tidak sulit untuk nyaman.
Ayah juga sering diam-diam mengambil rekaman video dan foto tingkah laku Afifah. Itu bisa jadi hiburan Ayah, saat sedang bertugas di kantornya.
With Love...
Via...
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Tentang Ayah
Non-FictionI saw a man with a golden heart. By the way, he is my father. Dear Father, Actually, I don't know how to express my Love for you. I'm just speechless by remembering your contribution to my life. I Love You so much. (From iam_writer27) #425 in Non...