twilight

306 79 18
                                    

minggu pagi seperti biasa seongwoo sudah siap dengan celana training dan hoodie.

seperti minggu minggu sebelumnya, seongwoo akan melakukan kebiasaannya setiap minggu. kalau tidak bermain basket di lapangan komplek, ia akan memilih untuk jogging.

hari ini ia memilih untuk jogging saja. ingin beristirahat dari bola orange bergaris hitam itu untuk sementara.

seongwoo keluar dari rumahnya bertepatan dengan ibu nayeon yang akan masuk ke dalam mobil.

"wah tante pagi-pagi udah cantik aja. mau kemana?" seongwoo berjalan pelan menghampiri ibu nayeon.

wanita paruh baya tersebut tersenyum ramah, "biasa lah ke rumah neneknya nayeon,"

seongwoo melirik ke dalam mobil dan mendapati ayah nayeon melambai pelan padanya, "mau olahraga ya? ajakin nayeon gih sekalian. itu anak lagi males-malesan di rumah."

seongwoo terkekeh pelan lalu mengacungkan jempolnya pada ayah nayeon, "siap om. tenang aja ntar saya paksa biar olahraga hehe. yaudah om tante hati-hati ya."

seongwoo melebarkan senyumnya sembari menutup pintu mobil untuk ibu nayeon.

"kamu makan di rumah aja ya, tante masak banyak."

seongwoo mengangguk dan melambaikan tangannya seiring dengan mobil hitam ayah nayeon yang kian menjauh.

setelahnya ia masuk begitu saja ke dalam rumah nayeon.

lelaki itu menghela nafas kasar mendapati nayeon sedang duduk santai di sofa menonton televisi sembari memeluk boneka kelincinya.

disampingnya berjejer beberapa cemilan yang terbuka.

tanpa ragu seongwoo mendekat lalu menyentil telinga kiri nayeon membuat perempuan itu menoleh kaget.

"tae gue kira tuyul," sungut nayeon kesal.

"anjer yakali tuyul seganteng gue?" seongwoo mendelik samar kesal disamakan dengan tuyul oleh nayeon.

"ndut ayo olahraga," ajak seongwoo seraya menyingkirkan cemilan-cemilan milik nayeon dari atas sofa dan duduk disana.

nayeon melirik seongwoo sinis, "ndat ndut ndat ndut, gue ga gendut! males ah panas."

"elah matahari pagi bagus ndut buat tubuh. siapa tau lo langsung menyusut kurus kena sinar matahari."

kali ini nayeon memukulkan boneka kelincinya pada seongwoo. pagi-pagi sudah dibuat kesal oleh laki-laki ini.

"lo aja sana sendiri. basket kek apa lari kek sana sana hus." usir nayeon menendang-nendang pelan kaki seongwoo.

namun lelaki itu tetap diam di posisinya, "bosen gue. makanya gue ngajakin lo. lo pakai jas hujan aja deh biar ga kepanasan," usul seongwoo ringan.

nayeon menoyor kening seongwoo gemas. setelahnya ia terlihat berpikir lalu bangkit menuju kamarnya.

seongwoo mengerutkan dahi bingung, "lah malah masuk kamar,"

pandangan lelaki itu jatuh pada boneka kelinci putih berukuran sedang milik nayeon.

lelaki itu mengambil boneka tersebut. beberapa saat ia memperhatikan boneka putih dengan tangan melingkar di depan dada.

tiba-tiba seongwoo berdiri dan memasukkan kedua kakinya diantara tangan boneka tersebut.

belum sampai disana, ia menarik ke atas boneka tersebut sampai ke pinggangnya. walaupun ia harus direpotkan karena baju dan hoodienya tersangkut karena tangan boneka itu terlalu sempit.

namun akhirnya ia berhasil. kini boneka tersebut menggantung di pinggang seongwoo, sekilas terlihat seperti memeluk lelaki itu dari belakang.

nayeon yang sudah kembali ke ruang tamu memekik tertahan melihat boneka kesayangannya.

rainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang