Part 7

23.2K 746 6
                                    

Lyprian Oki Dinata's Pov

Aku sering tersenyum sendiri jika mengingat tingkah gadis itu, apalagi saat ia sedang menggerutu kesal karena ulahku. Meski begitu ia tetap melakukan semua hal yang ku minta. Entah sejak kapan aku mulai merasa punya mainan baru di rumah, ada kesenangan tersendiri bagiku saat aku menjahilinya. Aku melihat gadis itu sedang tertidur di ruang tengah dengan TV yang masih menyala dan tumpukan buku serta kertas-kertas masih berserakan disekitarnya. Tak tega aku membangunkannya, dia pasti sangat kelelahan saat di kampus belum ditambah lagi menjalani hukuman yang ku berikan padanya.

Dengan hati-hati ku gendong ia, menjauhkannya dari kertas-kertas itu, dan membawanya ke dalam kamarnya. Ku baringkan ia di kasurnya, lalu keselimuti tubuhnya hingga menutupi dadanya. Ku nyalakan AC dengan suhu 23 derajat Celcius, takut jika terlalu rendah suhunya akan membuatnya merasa kedinginan. Lalu aku pun keluar dari kamarnya dan membereskan semua buku serta kertas yang masih berserakan di ruang tengah. Ku baca tertulis disana laporan praktikum, lalu muncul lah ide gilaku untuk mengerjainya.

Besok dia pasti akan sangat merasa malu pada teman-temannya karena tulisan ini. Pikirku sambil senyum-senyum sendiri. Well, aku menulis dibalik laporan praktikumnya "I love you so much suamiku tersayang, Lyprian Oki Dinata :*." Aku tertawa terpingkal-pingkal membayangkan apa yang akan dialami oleh gadis itu besok saat melihat tulisan yang ku buat ini.

***

"Hallo. Assalammualaikum"
Ku dengar suara Ika menerima panggilan telponku.

"Waalaikumsalam. Kamu masih di kampus? Pulang jam berapa?" Aku mulai bertanya padanya.

"Ngapain kamu nanya-nanya. Puas ya udah bikin malu aku?" Ujarnya dengan nada yang sedikit kesal, aku sudah terbayang ekspresinya yang sedang manyun karena kesal padaku atas ulah yang telah kubuat. Saat ini pasti ia telah menyadari tulisan itu. Hahahha... Tawaku geli

"Hahha, ihhh sewot amat istriku ini. Suami nanya itu dijawab yang bener. Mami tadi nelpon katanya mau ngajakin kamu pergi arisan ntar malem, kak Vira lagi gak bisa nemenin mami soalnya." Aku mulai menjelaskan niatku.

"Aku gak pernah pergi ikut arisan, ntar aku bikin malu mami." Jawabnya tedengar sedikit ketakutan.

"Kamu tenang aja, mami bisa ngatasinnya. Kamu nurut aja sama mami. Semuanya akan baik-baik saja. Buruan ke parkiran, aku udah nungguin kamu dari tadi." Seru ku dan langsung memutus telponnya agar ia tak banyak komentar lagi.

Tak lama kemudian dia mengetuk kaca mobil Ferrari milikku. Segera ku buka kuncinya dan ia pun masuk kedalam mobil dengan wajah yang ditekuk, jelas masih terlihat bahwa ia sangat kesal karena ulahku yang telah mengerjainya. Tapi aku menyukai ekspresinya itu, dia terlihat manis dan sangat lucu sekali. Dia terlalu menggemaskan saat sedang merasa kesal seperti itu.

"Tayang..tayang..tayang.. istriku cemberut amat. Aku cuma bercanda." Jelasku sambil mencubit pipi sebelah kanannya.

Dia menepis tanganku.
"Becanda kamu gak lucu, asal kamu tau tuh laporan dikumpulin sama asisten dosen, eehh dia yang baca. Mana mulutnya kayak speaker, jadinya seisi kelas melongo ke arahku, ada yang tertawa terbahak-bahak, ada juga yang memandang bingung. Mungkin sebagian dari mereka ada yang belum mengetahui bahwa aku telah menikah dengan orang resek kayak kakak." Dia mulai menggerutu saat aku mulai menancap gas mobilku.

Aku tersenyum melihat tingkahnya dan sesekali membayangkan kejadian saat ia didalam kelas.

"Tuh kan, kamu seneng banget ah ngerjain aku. Aku salah apa sih sama kamu?" Wajahnya mulai semakin menunduk. Aku mulai khawatir takut dia akan menangis.

"Aku minta maaf Ka, aku cuma becanda suer." Sambil mengangkat kedua jariku. "Aku gak tau kalo kamu bakalan semarah ini sama aku. Maafin aku ya, sebagai permintaan maaf aku, tuh di kursi belakang aku udah bawain bekal buat kamu. Kamu pasti belum makan siang kan? Aku tadi minta sama bik Tari buat bikinin ikan mujair tumis kecap kesukaan kamu."

Cause I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang