Part 48

14.1K 358 17
                                    

Lyprian Oki Dinata's Pov

Bulan madu yang singkat dan tanpa direncanakan, hanya 4 hari dan langsung pulang. Batinku, aku senyum-senyum sendiri saat sedang menyisir rambutku didepan cermin karena aku baru saja selesai mandi. Ku lihat dari pantulan cermin, Ika tengah sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk dan masih duduk di atas kasur.

"kemarilah, biar ku keringkan rambutmu." Seruku pada Ika. Ika tersenyum lalu memundurkan posisi duduknya hingga aku dapat dengan mudah meraih rambutnya.

"sudah lama sekali kamu tidak melakukan ini." Ucapnya.

"kenapa? Kangen ya?" godaku.

"gak usah ge er." Jawabnya singkat. Aku terkekeh pelan.

"Kik, kita ke rumah sakitnya disetirin supir aja ya." Pintanya tiba-tiba yang kini menghadap ke arahku.

"loh kenapa harus pakai supir, biasanya juga nyetir sendiri. Lagian lebih romantis kalo kita pergi berdua, biar bisa mesra-mesraan gitu." godaku kembali sambil sedikit memajukan wajahku agar bisa menciumnya.

Ika segera menahan wajahku dengan jari telunjuknya yang ditempelkannya pada dahiku. "apa? Tuh, mulai lagi. pagi-pagi omesnya udah muncul."

"yaelah mau cium aja gak boleh." aku mendengus karena istriku menolakku.

"aku gak bilang kalo menolak, tapi aku aja yang cium kamu." ucapnya lalu kemudian mengecup singkat bibirku. "tidak boleh lebih dari ini." Ucapnya tersenyum dan hendak pergi menjauhiku, namun siapa sangka tanganku jauh lebih cepat meraihnya dibandingkan dengan langkah kakinya. Aku menariknya, membawanya kedalam pelukanku.

"mau kemana sayang?" bisikku dibelakang telinganya.

"Kik, kita harus ke rumah sakit sayang." Jelasnya.

"aku tau itu, tapi apa gak boleh bermanja sebentar dengan istriku." Aku semakin menggodanya dengan mengecup leher jenjang miliknya dari belakang, lalu aku menuntunnya untuk berjalan mundur mengikutiku hingga kembali ke kasur. Namun saat aku hendak menduduki kasurku tanpa melepaskan pelukanku padanya, aku merasa bahwa aku bukan sedang duduk di atas kasurku dan tiba-tiba terdengar suara teriakan.

"awwww... kalian gila ya." Teriak suara sosok wanita yang terdengar meringis kesakitan mungkin karena ku duduki. Sontak kami berdua terkejut mendengar suara itu, lalu langsung berdiri dan menoleh ke sumber suara tersebut.

"Elf? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Ika terkejut.

"kalau kalian mau bermesraan liat-liat dulu. Masak duduk dipangkuanku, sakit tau." Gerutu Elf sambil mengusap pahanya. "mana menampung dua orang lagi, gila banget kalian ya. Penyiksaan ini namanya." Lanjutnya terlihat kesal.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. "maafkan aku, aku tidak tahu bahwa kau disana. Lagian sejak kapan kamu datang kemari, kenapa aku tidak melihatmu." Ujarku. Ika tertawa lepas karena melihat ekspresi Elf dan kebodohanku tentunya.

"aku itu baru aja teleportasi kemari, jatuhnya ke kasur. Baru nyampe eehh udah kalian duduki. Gak sempat ngelak lah." Jelas Elf. Ika semakin tertawa mendengar penjelasan Elf. "kamu ketawa lagi, suami kamu ku lempar keluar." Gerutu Elf kesal.

"lah kok aku yang jadi sasaran." Ucapku tidak terima.

"kan kamu yang bawa Ika hingga kalian berdua duduk dipangkuanku." Jawab Elf.

"udah..udah.. maafkan kami ya honey. Kami tidak sengaja. Sekarang katakan padaku, ada apa kamu kemari?" Tanya Ika.

"baiklah, karena kalian temanku jadi aku maafkan. Aku kemari hanya ingin memberikan cincin ini padamu. Pakailah, semoga cincin ini bisa membantu kamu saat kamu membutuhkannya. Pergunakanlah sebaik mungkin." Jelas Elf sambil memberikan cincinnya pada Ika.

Cause I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang