3

61 5 2
                                    

Pagi ini Ryan lagi-lagi datang terlambat. Harusnya Ryan mendapat potongan poin lagi, namun ia berhasil merayu Pak Dadang untuk melakukan apapun asalkan tidak mengurangi pointnya yang sudah sekarat itu.

Akhirnya, Ryan pun diminta Pak Dadang untuk meminta maaf kesetiap kelas atas perbuatannya tersebut. Mungkin Pak Dadang mengira bahwa hal tersebut akan mempermalukan Ryan, dan akan membuat Ryan Jera pada akhirnya. Namun, ternyata dugaan Pak Dadang salah besar, Ryan malah kegirangan mendapat hukuman tersebut, karena ia bisa tebar pesona kepada fans-fansnya. Secara Ryan memang tampan dan diidolakan oleh banyak gadis di Sekolah ini.

***

Pertama, Ryan pun memasuki kelas X-1 dimana isinya adalah anak-anak baru yang pasti sangat-sangat menggagumi ketampanan Ryan.

Pak Dadang yang mendampingi Ryan, masuk terlebih dahulu untuk meminta izin kepada guru yang sedang mengajar di kelas tersebut.

Setelah mendapat izin, Ryan pun masuk ke dalam kelas X-1 dan memulai aksi permohonan maafnya.

"Selamat pagi semuanya" Sapa Ryan memulai aksinya.

Terlihat banyak adik kelas wanitanya yang sibuk membicarakan tentang dirinya. Terdengar bisikan-bisikan dan senyuman mereka yang penuh arti. Bahkan tak jarang pula ada yang memotret Ryan dan mengupdatenya di instastory.

"Pagii, kak" jawab merka semua serempak. Namun jelas, suara tersebut lebih dominan terdengar oleh siswi perempuan yang telihat mulai histeris.

"Jadi maksud kedatangan saya kesini itu untuk minta maaf karena selalu datang terlambat, dan saya berjanji...... eh nggak janji deh. Pokoknya diusahakan tidak akan mengulanginya lagi" jelas Ryan panjang lebar. Namun dengan ekspresi yang cengar-cengir, tidak ada seriusnya sama-sekali. Pdahal notabennya ini adalah hukuman bagi Ryan.

"Kalau begitu, untuk perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Btw, kalau kalian mau update story di instagram, jangan lupa tag ya et Adryan dot Rahardja @Adriyan.rahardja .Hehehehe, makasih senua" sambungnya lagi diikuti cengiran khasnya.

Pak Dadang yang mendengar itu jelas saja semakin emosi dengan tingkah laku Ryan. Ia langsung menarik kerah seragam Ryan keluar kelas.

***

"Kamu ini, ya!" Bentak Pak Dadang ketika mereka sudah berada diluar kelas.

"Saya ini kenapa, pak?" Jawab Ryan seperti tak berdosa.

"Saya sudah baik loh sama kamu, Ryan. Saya tidak jadi mengurangi point kamu, dan menggati hukumannya. Tapi kamu dikasih hati malah minta jantung, ya!" Bentak Pak Dadang benar-benar kehilangan kesabaran untuk Ryan.

"Duh bapak, saya nggak minta hati apalagi jantung bapak, loh." Jawab Ryan dengan entengnya tanpa mempedulikan ekspresi kesal Pak Dadang.

"Kamu ini—" belum selesai Pak Dadang berbicara, tiba-tiba omongannya dipotong oleh kehadiran Rara yang tidak sengaja sedang melewati lobi kelas X-1. Hal tersebut pun menjadi kesempatan emas bagi Ryan.

Ia memiliki ide cemerlang.

"Eh, Ran-Ran—" sapa Ryan kepada Rara. Ia sebenarnya belum tahu siapa nama gadis itu. Karena ia baru sempat membaca tiga huruf dari nama lengkap gadis itu, Ran. "Lo pasti kesini cari gue kan? Kita jadi ngerjain tugas buat olimpiade kan di perpus?" Sambung lelaki itu sambil seraya merangkul Rara dan berjalan menjauh meninggalkan Pak Dadang.

Rara sontak kaget melihat perlakuan lelaki itu terhadapnya. Memang benar laki-laki tidak waras.

"Pak, saya pamit dulu ya mau ke perpus. Nih saya mau ikut olimpiade lho sama Ran-Ran. Masa bapak mau melarang saya berprestasi sih." Jelas Ryan panjang lebar sambil mempercepat langkahnya untuk meninggalkan guru 'favorite'nya itu.

RAYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang