"Jadi, lo masih nggak mau cerita kenapa Bagas bisa sampe kayak gitu?" Tanya Athan membuka pembicaraan. Saat ini Athan, Iky, dan Ryan sedang cabut sekolah karena malas. Mereka bertiga memilih cabut ke warung biasa yang menjadi tempat nongkrong langganan mereka.
Setelah kejadian semalam di Bar itu, petugas keamanan langsung mengamankan Bagas dan Ryan. Bagas yang kondisinya sangat buruk, langsung dilarikan ke Rumah Sakit terdekat dan harus mengalami beberapa jaitan kecil di tangannya karena ada robek kecil akibat pecahan-pecahan gelas beling tersebut. Sedangkan wajahnya hanya babak belur akibat pukulan dari Ryan. Namun ia hanya perlu dirawat semalam saja, dan kabarnya sore ini sudah diperbolehkan untuk pulang.
"Gue males bahasnya" jawab Ryan sambil menghirup rokok ditangannya.
"Gue nggak suka sama lo sekarang, Yan." Ucap Athan. "Pertama, lo ngerokok lagi. Kedua, lo pergi ke Club padahal lo udah anti selama setahun ini. Lo cuma ngerusak diri lo sendiri" sambungnya lagi.
"Gue nggak minta kalian buat suka sama gue" jawab Ryan enteng.
"Heh, cabe rawit! Lo bukannya mikir itu sahabat kita lagi di rumah sakit gara-gara lo, eh lo malah nyepelein dia" ucap Iky yang akhirnya angkat suara.
"Kalo bisa dibilang ya, gue juga mau ngehajar lo ampe bonyok kayak yang lo lakuin ke Bagas!" Sambung Iky lagi. Sepertinya kali ini ia sangat dibuat emosi oleh Ryan.
"Nih, hajar gue" jawab Ryan sambil menunjuk pipinya dengan tangannya.
"Sayangnya gue bukan banci yang kalo ada masalah malah ngelampiasin ke sahabatnya sendiri!" Kata Iky sambil memberika penekanan disetiap perkataannya.
Ryan dan Athan yang mendengar jawaban dari Iky barusan langsung melongo tak percaya. Sepertinya baru kali ini mereka melihat Iky sampai sekesal ini.
Ryan hanya diam, tak tahu harus membalas apa lagi.
"Lo kalo ada masalah sama Rara, ya selesain langsung sama orangnya. Nggak usah lo jadiin rokok, mabok-mabok, bahkan lo jadiin sahabat lo sendiri sebagai pelampiasan." Jelas Iky panjang lebar. "Gue emang nggak tahu masalah lo sama Rara itu apa. Tapi yang gue tahu, lo jadi bodoh kayak gini tuh gara-gara cewek itu kan?" Sambungnya lagi.
Ryan dibuat bungkam hanya dengan perkataan Iky barusan. Ia merasa benar-benar terpohok dengan pernyataan Iky.
"Lo naksir Rara?" Tanya Iky.
Jackpot. Ryan merasa itu adalah pertanyaan mematikan yang ia hindari selama ini. Bahkan hatinya pun belum mengetahui jawabannya.
"Nggak tau" jawab Ryan tanpa basa-basi.
"Udah biarin aja dulu, Ky. Biarin si tolol itu mikir sendiri. Yang penting omongan lo barusan tuh udah mewakili tonjokan lo ke dia" kata Athan mencoba melerai perdebatan diantara mereka semua.
"Gue sama Iky kayaknya bakal balik ke sekolah, terserah lo mau ikut atau enggak"
"Gue ke RS ya, mau jenguk Bagas" jawab Ryan sambil berjalan menuju motornya.
"Oke, kalo sempet nanti kita nyusul"
Lalu mereka pun berpisah untuk menuju tujuannya masing-masing.
***
Sesampainya Ryan di Rumah Sakit, tempat dimana Bagas dirawat saat ini, ia langsung menuju kamar Bagas untuk menjenguknya.
"Gas" sapa Ryan lirih ketika melihat kondisi Bagas saat ini.
"Lah, ngapain lo disini? nggak sekolah?" Tanya Bagas kebingungan ketika melihat kedatangan Ryan yang seharusnya sedang berada di Sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYAN
Teen FictionHanya ada dua akhir dalam sebuah pertemuan. Kebahagiaan, atau kesedihan? Ryan, seorang lelaki yang tidak sengaja dipertemukan oleh Rara, anak baru disekolahnya. Entah takdir apa yang akan membawa mereka berdua nantinya. N.B Dicerita ini akan banyak...