Jun!

1.8K 303 7
                                    

Junhoe itu emang orangnya gapernah peka. Tapi dia ga polos-polos amat.

Kamu udah gedeg banget soalnya dia emang susah dikodein. Kamu kodein haus, kamu kodein laper, kamu kodein cemburu, bahkan kamu kode pengen pun dia ga bakal peka, gapernah nyampe ke otaknya.

Kalo kata Junhoe; jangan suka kodein aku, kalo mau apa apa bilang aja.

Ya gimana ga kodein, emang sifat murni wanita yg hanya bisa menunggu cowoknya peka tanpa harus di perintah kan???

Ini gatau emang Junhoe orang yg bodoh apa saking pinternya apa saking gapunya otaknya jadi kaya gini deh.

"Sayang!" Panggil Junhoe saat melihatmu di ambang pintu. Senyumnya merekah cerah, ia melambaikan tangannya kepadamu.

Kamu yg masih bingung kudu ngapain cuman bisa diem aja. Kaya ada angin dingin yg menerjangmu membuat kamu bergidik ngeri.

Dingin banget, gemeteran, itu yg kamu rasakan pas cowok yg kamu hindarin kini udah 3 langkah didepanmu.

Bayangan video Junhoe terlintas di otakmu. Video punggung cowok itu yg sedang asik berjoged di lantai dansa membuatmu bergetar hebat.

Kamu mengepalkan tanganmu yg sudah basah berkeringat.

"Diem disana" katamu, ia berhenti.

"Loh kenapa yang?" Tanyanya bingung. Kamu makin kesel sendiri liat dia.

"Aku bilang berhenti ya berhenti!!" Pekikmu saat Junhoe maju selangkah dan kamu mundur selangkah juga, menunjuk  dan menatap kakinya.

Ga sanggup liat wajah Junhoe, dia bener-bener nyebelin emang.

"Kamu mau jalan dulu sambil kita omongin baik-baik?"

...

Akhirnya disini kamu, ayunan taman deket rumah. Duduk berdua dengan Junhoe sambil menangkup cup cokelat hangat kesukaannyamu.

Tidak ada yg berbicara sampai Junhoe berdeham.

Kamu meliriknya sekilas. Junhoe menatap tanah dan menelan ludahnya.

Kangen, tapi dianya nyebelin.

Junhoe menarik banyak oksigen, untung gratis. "Kamu kenapa jauhin aku mulu? Kenapa ga bales chat ku?"

Tapi kamu tidak bergeming. Semua emosi yg tadinya kamu tahan sekarang tidak ingin meluap.

"Maaf deh kalo aku ada salah. Iya aku salah mulu, maaf"

Heh.. perkataan macam apa itu. Pasrah? Menyindir? Bercanda? Marahmu tidak se sepele itu!

"Jun!"

Cowok itu menoleh, menggoyangkan ayunannya sedikit.

Kamu menghela nafas, "kamu ga peka"

"Hah? Apa apa yang?"

"Budeg!"

"Salahku apa sih! Kamu sukanya gitu, ga peka ga peka! Dibilang kalo ada uneg-uneg bilang aja gausah kode. Aku itu buk-"

"Bukan anak pramuka.."

"Lah itu tau kan?"

Kalian diam sebentar.

"Let's break up" ucapmu lemah.

"Maumu apa sih yang?!"

Kamu menunduk, ingin menenggelamkan kepalamu dan menangis. Tapi tidak didepan cowok ini.

"Maumu apa?" Ulangnya. Kamu hanya menggeleng.

"Yaudah kalo kamu mau aku lepas ya udah" katanya enteng, sontak kamu menoleh dan berapi-api.

"Yaudah! Putus aja!"

Junhoe terdiam, ia menggoyangkan ayunan agak cepat.

"Kamu itu punya otak ga sih jun?"

"Apasih kok ngomongmu gitu!!"

Untung saja taman kini sudah sepi karena makin malam dan agak jauh dari pemukiman warga, kalau tidak kalian sudah menjadi sasaran amuk warga yg terganggu tidurnya.

"Kamu minum lagi.. diskotik.. kamu bahkan mengingkari apa yg kamu omongin dulu.. kamu berubah" airmatamu mengalir begitu saja akhirnya.

"Oh itu" Junhoe menghentikan ayunannya, "Bilang dong!"

"Goblok ah lo jun sebel gue!!!!!"

Junhoe tersenyum, "Aku sadar aku ga bisa yang, jangan cegah aku buat yg satu ini"

"Maaf ya"

Hatimu kini benar-benar sakit.

"Maaf maaf pala lo hah?!! Aku ini siapa sih yang? Pacarmu apa.bukan?!!!" Pekikmu, cokelat hangat yg kamu pegang jatuh mengenai sepatu dan kaos kaki kerjamu.

Oke doakan ada kaus kaki bersih untuk besok karena ini baru aja ganti.

"Ih kamu kok ngomongnya gitu sih yang??!!!"

Kamu tidak menjawab, kalian kembali terdiam.

"Iya aku egois, aku cuman pengen yg terbaik buat kamu jun. Tapi kamu bikin aku kecewa terus"

"Kamu gaada waktu buat aku sekarang, kamu suka ngilang tiba-tiba udah dugem disaat aku mati-matian berjuang buat masa depan kita, aku lembur tiap hari sambil nahan kangen ke kamu jun! Dan yaampun june, kamu ga ngomong ke aku kalo pergi ke tempat begituan" airmatamu mengalir deras.

"Aku pacarmu bukan sih jun? Kamu punya aku yg harus kamu kabari kan?"

"Okey aku emang terus aja menuntut kamu jun.. aku terus aja egois dan gamau tau gimana perasaanmu aku paham kok" kam mencengkeram celana kerjamu.

"Yang... maaf"

"June kita putus aja"

"Sayang.."

"Ayo kita berjuang buat masadepan masing-masing, ayo udahin aja semuanya"

"Baby" Junhoe sudah didepanmu, berjongkok sambil menggenggam tanganmu. Sedangkan kamu menunduk sambil menangis, tidak ingin terjadi kontak mata diantara kalian.

Kamu menggeleng, "Gamau. Aku gamau terusin. Iya aku egois, tapi kamu sendiri juga egois jun dan gamau tau, aku capek"

Kamu terus saja terisak seiring Junhoe yg kini menelungkupkan wajahnya di pahamu, menggenggam tanganmu. Ia menangis.

Sebenernya kamu ga tega harus begini. Orangtua Junhoe sudah bercerai, Junhoe sendiri sudah tidak memiliki siapa-siapa makanya ia memilih untuk pergi ke ibu kota.

Tapi kalo udah kaya gini kudu gimana???

Kamunya udah muak dan capek dengan sikap Junhoe, bahkan ia sudah mengingkari semuanya. Tapi kamu bener-bener ga tega mau ninggalin dia.

"Tapi kamu bagian dari masa depan aku, (y/n)"



.

.

.

.

Ini part yg.... nghhhhhh gue marah karena sering bermasalah pas gue save dan alhasil ga ke save hasil ketikan gue.

Dari awal bermasalah, pas diedit bermasalah, pas di publish juga bermasalah aku jadi......

Pengen makan June.

Acungkan jari tengah untuk bulat2 yg setahun dan ujung2nya ga ke save padahal udah pake sinyal kuat indosat.

Bukan apa apa, tapi kalo gue ketik ulang malah jatohnya lupa dan blocked. Huhuhu.

Like, loh gue tadi nulis ga gini kalimatnya. Loh kok jadinya gajelas gini, loh? Loh?

Trim's.

Macaron • iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang