kelima

40 6 0
                                    

Cuaca hari ini mendukung,Rizky dan Jingga masih bergelut dengan tugas wawancaranya. Siang ini,taman mulai sepi,orang-orang pada mulai pulang karena panasnya terik matahari. Tapi,bagi Jingga tidak akan melunturkan semangat belajarnya,apalagi dengan Rizky.

"Ky,ini udah tinggal lo tulis aja,dan ini bisa lo salin lagi nanti dibuku tulis,yah." Jelas Jingga,sambil memberikan bukunya pada Rizky.

"Oh,jadi gue tinggal nyalin aja,nih?" Godanya pada Jingga. "Iya-lah,lo mana mau mikirin tugasnya." Ledek Jingga,dengan lidahnya dia julurkan keluar.

"Hmmm,gak gitu juga kali." Kini,Rizky mulai menyimpan bukunya,lantas Jingga langsung menghentikan aktifitas Rizky itu.

"Eh-eh,ko dimasukin,sih? kerjainnya sekarang,Rizky." Katanya,sambil membawa lagi bukanya dan buku Rizky. "Nanti aja lah,Ngga,dirumah. Haus gue pengen minum." Rengeknya pada Jingga,percis seperti anak kecil yang kepengen balon.

"Ihh,apaan sih,Ky. Lo jadi lebay gini." Jingga terkekeh melihat ekspresi wajah Rizky yang memelas. "Yah-yah dirumah aja,nanti nulisnya." Rizky tetap merayu Jingga untuk mengerjakannya nanti lagi,dengan wajah yang memelas.

"Yaudah.." Kata Jingga,pasrah.

"Yaudah,apa,nih?" Sambil menaik turunkan alisnya Rizky bertanya balik pada Jingga. "Tuh,lo,yah. Yaudah,terserah lo aja mau nulis kapan. Yang jelas,hari rabu harus beres,jangan pake lupa!" Jingga mengingatkan Rizky,karena dia sangat pelupa.

"Oke,Ngga. Siaaaap,tapi ingetin lagi aja yaaah." Sambil nyengir kuda,Rizky menyenderkan kepalanya kesamping.
"Iya,iya."

******

Mereka pun pergi meninggalkan taman,kali ini menuju cafe dekat taman disana,cafetaria. "Ngga,ngopi dulu,yuk."

"Iya,boleh."

Ketika berjalan menuju cafe,tidak ada obrolan antara mereka,sepi. Hanya ditemani ketukan suara kaki mereka dengan jalannan. Dan juga,suara deru mobil dan motor yang berkekiaran didekat taman. Orang-orang yang berlalu lalang kesana-kemari,mengobrol dan bermain. Hanya mereka berdua,yang diam tak ada kata.

Sampai Rizky memulai untuk mengobrol. "Ehem,Ngga?" Rizky berdehem,dan menyapa Jingga. Yang dipanggil,melihat kesumber suara,dengan refleks dia menengok Rizky. "I-iya,Ky? kenapa?" Jingga gugup,dia canggung begini suasananya.

"Bete,diem mulu,tumben." Katanya,simpel saja. Tapi bisa menampar hatinya itu.

Jingga bingung harus balas apa,dengan wajahnya yang kaget ketika mendengar Rizky bilang itu. Dan dia masih diam,bum membalas pertanyaan Rizky tadi.

"Tuh,kan. Diem lagi. Kenapa,sih,Ngga?" Rizky menyenggol bahu Jingga dengan bahunya. "Eh,apaan,sih,Ky." Jingga terhuyung karena badanya yang tidak seimbang. "Iya,maaf. Gue lagi males banyak ngomong aja,Ky."

"Bohong,banget lo,Ngga. Gue udah geli pengen jailin,lo."

"Terserah,yang jelas gue males!"

*********

Mereka sudah berada di cafe yang tadi Rizky sebutkan. Rizky memesan kopi late dan Jingga cappucino. Mereka memilih duduk diposisi paling belakang dan dekat dengan kaca yang menghadap ke area taman disebrang.

Mereka berdua diam tanpa kata,Jingga canggung ingin memulai. Karena hatinya kini terasa bergetar tak karuan. Dia hanya melihat lurus kearah jalanna diluar,entah apa yang dia lihat itu.

Tanpa sadar,Rizky memerhatikan Jingga yang dari tadi,ketika ditaman sampai sekarang di cafe tetap diam dan melamun.

"Eheeemmmm." Rizky berbehem agak kenceng. Dan,Jingga menoleh ke arah Rizky,dengan muka yang datar.

"Kenapa,Ky?" Tanyanya dengan wajah yabg tidak bisa dibaca oleh Rizky.
"Gue bete,lo ngobrol ke,apa ke" Omel Rizky,dengan wajah yang capek.

Tanpa sadar,pelayan cafe sudah mengantarkan pesanan yang mereka berdua pesan tadi. Dan mereka menerimanya.

Mereka menghabiskan minumanya,dengan sedikit mengobrol. Tapi,lebih tepatnya,mendengarkan curhatan Rizky.

Kembali lagi pada kenyataan,Jingga harus siap mendengarkan curhatan Rizky tenamtang dia yang ada dihatinya. Harus siap membekukan air mata ketika ada didekatnya. Dan,harus tetap ngasih support dan selalu menyunggingkan bibirnya.

"Gimana,Ky,udah baik lagi kan sekarang?" Tanya Jingga. "Masih gini aja,Ngga. Gue bingung sama rasa gue ini." Wajahnya sedikit menunduk karena dia merasa cape dengan keadaan hatinya saat ini.

"Yang sabar aja,Ky. Gue gak bisa banyak bantu. Tapi,kalau lo butuh gue,gue ada ko buat lo" Jingga menyunggingkan senyuman pada Rizky,lantas Rizky pun membalasnya.

"Thanks yah,Ngga."

********

Jingga masih berfikir,melamunkan satu hari bersama Rizky,tadi. Dia masih bingung,dia ingin pergi tapi enggan untuk pergi. Dan,apa mungkin jingga harus jujur pada Rizky,besok? Jingga belum siap. Karena apa? Dia butuh mental yang kuat,dia butuh alasan yang kuat kenapa dia bisa sampai suka sama Rizky,dan yang pasti Jingga butuh makan banyak,biar pas tahu jawabannya Jingga gak pingsan. Oke ini terlalu lebay.

Dia coba hubungi Widi,Rere,Lani.Dia kayaknya butuh pencerahan masalah hati kepada mereka. Dan,biar memudahkan chat,Jingga buat grup yang isinya cuma mereka saja. Dan Jingga kasih nama "Curhatan Hati Jingga"

*Curhatan Hati Jingga*

Anda memasukan Widia Qanita

Anda memasukan Reinata Andara

Anda memasukan Laniani Amanda

Beberapa menit kemudian,Rere yang pertama kali chat,dilanjut Widi dan terakhir Lani.

Reinata Andara : Apa ini,Ngga?

Laniani Amanda : Lo lagi baik-baik aja,kan,Ngga?

Widia Qanita : Ehh apa ini?

Dan jingga sudah  mengobrol tentang hal yang ingin dia sampaikan hari ini.

Jingga Adyana Bumi : Gue pengen curhat,soal Rizky :(

Widia Qanita : Iya,tahu. Gimana sama Rizky nya tadi? Lo udah siap buat ngungkapinnya?

Lania Amanda : Iya,tahu. Gimana sama Rizky nya tadi? Lo udah siap buat ngungkapinnya? (2)

Reinata Andara : Iya,tahu. Gimana sama Rizky nya tadi? Lo udah siap buat ngungkapinnya? (3)

Jingga melihat layar ponselnya,dan semua chat temannya sama. Huft,dan Jingga mulai menuliskan pesan.

Jingga Adyana Bumi : Yah,tadi sih gitu aja. Gue gugup tahu deket dia. Gak tahu harus ngomong apa kalau gak dia yang mulai. Kikuk banget,suasananya. Oke,lupakan hari tadi. Jadi gini,gue mau bilang,gimana kalau besok gue bilang jujur sama rasa aku ini ke Rizky? Gimana menurut kalian?"
.


.
.
.
.
.
.
.
.

Assalamualaikum,alhamdulilah bisa apdate lagi hehe. Gimana nih,menurut kalian? Jingga mendingnya gimana? Jujur atau engga? Dan bagaimana dengan temennya,yah? Ikuti terus apdate-annya nanti :* byee
Assalamualaikum ;)

Salam Rindu,

Jingga :*

Senja Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang