Keenam

30 4 0
                                    

Hari rabu,tepatnya kini Jingga bakalan ngungkapin semua isi hatinya ke Rizky,cowo yang jadi idaman dihatinya itu. Jingga sudah mempertimbangkan segala macam resikonya,dan menampung segala argumen dari sahabatnya.

Jingga sudah siap untuk mengungkapkannya. Hari ini harus berhasil. Gerak gerik Jingga kini tak tentu,wajahnya pucat,tangan dan kaki nya bergetar. Baru kali ini Jingga merasakan seolah tubuhnya dingin dan panas. Keringat bercucuran,seolah suasana ketika mendadak ada ulangan matematika.

Oke,itu terlalu berlebihan.

Kakinya berjalan mebelusuri koridor sekolahnya,berjalan diantara orang banyak dengan pikirannya yang entah kemana. Wajahnya menunduk,tangannya saling mengeratkan. Jingga gugup,Jingga tak bisa seperti ini.

Tanpa disadari,kini Rizky sudah berada dihadapan Jingga. Sontak,ketika Jingga menegadahkan wajahnya,tepat dihadapannya Rizky sedang menatap manik mata Jingga. Kaget luar biasanya Jingga saat itu.

"Ri-Rizky?" Nadanya gugup,gelagapan dengan matanya yang membulat.
"Kenapa,Ngga? Kaya yang lagi dimejar setan aja,lo." Candanya pada Jingga,dan tetap diposisinya.

"Apaan sih,lo. Garing banget." Wajah Jingga semakin pucat,ketika dia berada didekat Rizky. "Lo,sakit,Ngga?" Wajah Rizky berubah jadin.
cemas,ketika melihat wajah Jingga yang pucat,dengan mencoba mendekatkan tangannya di jidat Jingga. "E-engga,ko,Ky. Gue baik-baik aja. Yaudah,gue duluan yah. Gue udah di tungguin tuh,sama temen-temen," Jingga mulai memundurkan langkahnya,dan berbalik. "Dadah,Ky. Maaf,gue duluan." Sambil berlari Jingga melambaikan tangannya.

"Aneh,wajah pucat gitu,masih aja semangat." Cibirnya.

*******

"Fiuuuuuuuh." Nafas Jingga tersendat,akibat berlari saat menghindar dari Rizky. Wajahnya semakin pucat,dia tidak bisa seperti ini.

"Tuhaaaan,rasanya jantung gue mau copot gini,dag dig dug nya gak tertahan." Keluhnya,ketika dia sedang duduk didepan parkiran.

"JINGGAAAAAA!!!!" Suara teriakannya manpu membuat Jingga sakit telinga,tidak salah dan juga bukan itu pasti Widia,yang memanggilnya di sebrang parkiran. Widia pun menghampiri Jingga.

"Heh,Ngga,lo jadi gak bilang sama Rizky?" Datang-datang,Widia langsung saja duduk disebelah Jingga,dan tanpa basa-basi dia langsung ngobrol to the point.

"Aduuh,Wid. Bisa gak,kalau lo manggilnya jangan kenceng-kenceng kayak tadi? Bikin gendang telinga gue bergoyang tahu,gak?" Omel Jingga pada Widia,tapi Widia bodo amat dengan omelan Jingga itu,dia lebih fokus untuk menunggu jawaban tentang hari ini.

"Ih,lah biarin,ah cepet deh,gue pengen tahu tadi lo udah belum bilang sama Rizky? Gue penasaran tahu." Oke,sifat penasaran Widia ini sudah sangat meraja rela sejak dulu,bahkan dia gak akan pernah berhenti mengusik kalau belum diberi tahu.

"Widia Qanita yang paling gue sayang,dan paling bawel,lo gak liat nih gue cape,tahu. Tadi gue ketemu sama Rizky,dan lo tahu? Basan gue keringatan panas,keringat dingin tahu gak? Mana wajah gue pucat lagi. Ah pokoknya gue gugup didepan Rizky,Wid." Wajahnya lelah,Jingga menahan air matanya. Namun,apa daya linangannya ternyata terlebih dulu jatuh.

"Tuh,kan. Gue bilang juga apa,ah lo pasti gak bisa bilang,dan bakalan kek gini,kan? Terus,Rizky gak curiga sama lo,Ngga?" Widia malah mengomel Jingga abis-abisan,dia puas karena 3om orang temannya yang lain tidak ada disini.

"Gak tahu jugalah gue,Wid. Mana sempet gue nengok lagi dia,asli deh gue gugup,Wid. Gak bisa apa-apa. Yaudah deh gue pergi aja,dari pada harus pingsan dihadapan Rizky,malu lah."

Jingga menjelaskan semuanya pada Widia,dan dia masih merasakan getaran jantungnya tak berirama.

"Ah,lo gimana,sih? Semalam katanya udah siap." Widia masih saja terus mengomeli Jingga.

"Ah udah lah,jangan bahas itu mulu,gue cape,mau pulang. Oh iya,by the way,yang lain pada kemana,Wid? Kok lo sendirian,sih?" Jingga tidak melihat teman-temannya yang lainnya,bahkan hanya ada Widia disana.

"Oh,itu,tadi mereka pulang duluan katanya,nanti sore kerumah katanya."

"Kerumah,gue? Tumben lo gak bareng pulang? Lo kan paling anti lama di sekolah?" Kata jingga pada Widia,dan Widia hanya membalikan wajahnya kesebelahnya.

"Gue beneran penasaran aja sama hari ini ada apa,eh tahunya kek gini aja. Kalau tahu kaya gini,gue dari tadi juga pulang." Sesalnya,karena telah menunggu lama Jingga,karena kekepoan Widia.

"Yaampun,Wid. Segitu keponya lo sama gue. Nanti juga gue cerita lagian."

"Lo tahu kan,gue paling anti sama kata 'nanti',kalau bisa sekarang,kenapa harus nanti,kan?" Widia paling bisa menjawab pertanyaan yang berbelit kaya gini,dasar yah si kepo.

"Yaudah,pulang,yuk! Cape gue,pengen bobo cantik." Ajak Jingga,dan Widia menuruti saja langkah Jingga keluar dari halaman sekolah.

TBC....
Maaf,baru keburu apdate lagi hehe
Yang udah baca sama vote,makasih yah ;;) kalian luar biasa. Kalian penyemangat aku buat nulis lagi,dan berkarya lewat tulisan ini.

Tolong vote kalau kalian suka yah,dan jangan lupa comment nya juga :*
Terima kasih :)

Salam Hangat,

Rizky Senja Anugrah

Senja Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang