Mario benar benar menepati janjinya untuk mengantar alara pulang seperti saat ini ia memarkirkan motornya tepat didepan gerbang rumah gadis tersebut. Alara turun dari motor besar rio lalu menyerahkan helm yang tadi dipakainya. Sebenarnya ia heran mengapa mario tiba tiba memperlakukannya dengan baik padahal baru saja tadi ia menyiksa batin dan mentalnya tapi alara berpikiran bahwa mungkin itu cara mario menindasnya dan pasti besok ia sudah dibully kembali
"m mm akasih" ia lalu berbalik dan menghilang dibalik gerbang tersebut tidak mempedulikan mario yang masih setia menatapnya sedaru tadi, cukup lama mario menatap gerbang tersebut lalu ia memacu motornya dengan senyum tipis ,ralat,itu seringaian
###
Alara melihat dirga yang sibuk dengan laptopnya diruang tamu ,mungkin kakaknya itu sedang mengerjakan tugas kantornya, pikir alara tapi ia heran tidak biasanya kakaknya berada diruang tamu apalagi jika sedang mengerjakan tugasnya bukannya ia mempunyai ruang kerja dirumah ini apalagi ini sudah jam 10 lewat 35 menit.
"apa ia sedang menungguku pulang? "batinnya
"sudah pulang ternyata kukira kau benar benar diculik. "
Alara tidak sadar bahwa sedari tadi ia hanya tinggal melamun di depan pintu yang tak jauh dari ruang tamu menatap dirga yang serius dengan laptopnya, hingga ia baru tersadar saat pertanyaan dengan nada datar itu membuyarkan lamunannya.
"aku kekamar dulu kak" alara tersenyum pada dirga lalu berjalan melaluinya menuju lantai dua tempat kamarnya berada ,tapi ia menghentikan langkahnya saat kakinya menapaki anak tangga pertama
"tadinya aku berharap akan ada yang menculikku tapi kurasa mereka sadar bahwa aku ini seorang pembawa sial dan tidak tertarik menculikku" ia mengucapkan kata katanya dengan lirih tapi ia tahu bahwa dirga pasti mendengarnya karna kakaknya itu terdiam saat mengucapkan kalimatnya ditambah lagi malam yang benar benar hening hanya terdengar detak suara jarum jam ,lalu kembali melangkahkan kakinya memapaki satu persatu anak tangga tersebut.
###
Alara terbangun seperti biasanya. Jam 4 lalu mendengarkan musik dengan earphone di telinganya sambil menunggu adzan subuh berkumandang. Selesai mengerjakan kewajibannya ia masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritualnya sebelum berangkat sekolah.
Setidaknya ia beruntung karna dirga masih menyewa seorang pembantu walaupun tugasnya hanya membersihkan dan menyiapkan sarapan pada pagi jadi ia masih mempunyai kesempatan untyk bersantai santai sebelum kesekolah seperti mendengarkan musik dan membaca novel serta dongengnya yang menumpuk tapi jangan kira bahwa yang membelikannya adalah dirga karna kenyataannya ia membeli semua itu dengan kerja kerasnya, tapi bukan berarti kakaknya itu tidak memberikannya uang ia hanya tidak ingin memakaunya yang nanti membuatnya menjadi anak yang benar benar tidak punya malu.
Back to the topic, rumahnya menyerupai luasnya apartemen rio jadi bisa dibayangkan betapa susahnya jika ia harus membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan sebelum berangkat kesekolah belum lagi rumahnya bertingkat dua.
Alara menatap pada kursi meja makan tempat dirga kakaknya selalu duduk, ia menunggunya. Mereka makan dengan hening yang terdengar hanya dentingan sendok saja dan dalam hati alara berpikir bahwa keputusannya sudah tepat bahwa bulan ini setelah menerima gajinya ia akan segera pindah toh ia ada atau tidak semuanya sama saja bagi dirga.
###
Seperti biasa saat masuk kelas sudah pasti ada jebakan menanti nya dan seperti pagi ini saat membuka pintu kelas tiba tiba saja tempat sampah terjatuh diatas kepalanya lengkap dengan sampahnya sontak seluruh murid yang ada dikelasnya menertawainya. Ia merasa malu dengan keadaannya ingin sekli rasanya menangis tapu ditahannya karna itu hanya akan membuatnya bertambah malu.
Lagi, ia berlari kearah toilet dengan cepat dan tanpa disadarinya ia malah menabrak bahu seorang cowok hingga membuat cowok tersebut hampir kehilangan keseimbangannya karna tidak siap. Bukannya berhenti dan meminta maaf pada cowok tersebut ia malah terus berlari dan membuat cowok yang ditabraknya menatap kepergiannya dengan marah.
Setelah membersihkan dirinya ditoilet alara memasuki kelasnya dengan takut bukan karna jebakan teman temannya tapi karna jam pelajaran telah dimulai dan yamg mengajar adalah sang guru killer
"maaf pak tadi saya ketoilt"
"silahkan keluar dari kelas saya, saya tak akan pernah mentolerir siswi yang tidak disiplin"tegas pak adam
Alara berjalan menuju ke tempat favoritnya yaitu perpustakaan guna mengisi jamnya yang kosong ,tak ada gunanya menyanggah omongan pak adam karna pasti hukumannya akan ditambah lagi
Ia mencari buku dongeng lagi untuk mengurangi kesedihannya dan tanpa sadar seseorang sedang memperhatikannya dengan intens
Tbc.....
Sekian dulu ya dan sorry kalau part ini pendek soalnya udah gak tau mau gimana lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings
RandomCuman cerita klasik tentang pembullyan, tapi bully disini itu agak keras. Seorang cewek nerd yang dibully oleh seorang most wanted disekolahnya. Kalau penasaran silahkan dibaca