11

2.4K 97 54
                                    


"tumben banget, yo lo datang lebih awal dari kita bertiga?"

"lo bertiga meningan bantu gue nyari sicupu sebelum bel masuk bunyi! Gue punya surprise buat dia"

"ngapian dicari, sicupu udah pasti ada dikelasnya kalau bukan diperpus"
Mendengarnya Rio menaikkan satu alisnya dengan perkataan Aldi yang memang benar dan entah mengapa dia tiba tiba lupa dengan hal itu. Dan itu semua karna sicupu yang sejak kemarin malam tak pernah absen diotaknya. Memikirkan sicupu setiap saat sejak kemarin merupakan mimpi buruk dan kesialan baginya.

Dengan setengah berlari Rio menuju kearah kelas Ara dan dapat dilihatnya dari pintu gadis itu sedang mengeluarkan buku yang akan dipelajarinya. Bukannya menghampirinya dia malah mematung memperhatikan gerak gerik Ara dan membuat kening ketiga temannya mengerut karna Rio mengatakan akan memberi surprise kepada Ara tapi yang dilakukannya hanya mematung sambil terus menatap aneh kearah Alara. Dan ketiganya malah semakin bingung dengan tindakan Rio selanjutnya yang malah meninggalkan kelas bahkan sebelum masuk kedalam dan menghampiri Ara

"kenapa pergi yo, bahkan kita belum masuk kedalam kelasnya" Risal betanya dengan keningnya yang masih berkerut tanda pemasarannya

"bel udah masuk" dan jawaban singkat dari Rio membuat ketiganya menghentikan langkahnya lalu saling menatap dengan raut bingung dan penasaran. Melihat langkah Rio yang meninggalkan mereka, nando menaikkan alisnya sebelah lalu bersedekap tangan sambil terus memperhatikan Rio, dia tahu ada yang ada dengan sahabatnya yang satu itu.

###

Ada yang salah dari cara Rio memandang Ara dan perasaan itu bukan hanya dirasakan oleh Nando tapi juga sikembar Risal dan Aldi.

"khem, yo. Lo gak ada yang dilupain kan?" pertanyaan aneh itu terlontar dari bibir Aldi yang merasa suasana diantara mereka berempat terasa aneh sejak memasuki kelas.

"maksud lo? "

"bukannya tadi lo ada surprise buat sicupu? Tapi kok lo cuma mandangin dia dari luar kelas?" pertanyan yang diajukan Nando entah mengapa membuat seorang Mario terdiam

"nanti" jawaban singkat itu membuat ketiganya saling memandang dengan aneh, seakan akan pernyataan yang dipikirkan oleh mereka benar adanya.

Rio menghentikan motornya didepan halte membuat ketiga temannya heran dan saat melihat kearah pandangan rio ketiganya melajukan motornya meninggalkan rio.

"naik" ucapan itu mau tak mau membuat alara mengangkatvkepala dan memandang takut kearah Mario

"tapi aku harus pulang,aku punya kerjaan yo."dengan berani alara mengucapkan kalimatnya dengan lancar,walaupun tubuhnya gemetaran mengucapkan kalimatnya itu. Dan melihat tatapan tajam dari Rio akhirnya gadis itupun memilih menuruti perintah pemuda tersebut.

   Sesampainya diapartemen mario, alara menarik nafas sedalam mungkin kemudian menghembuskannya secara perlahan guna mengurangi rasa sesak dihatinya. Air mata yang sejak tadi ditahannya sejak pemuda itu memaksanya mengikutinya kini mengalir deras diikuti suara isakan sesugukan saat mario menghempaskan tubuhnya kedinding dengan keras.

"berhenti menangis atau gue akan ngelakuin hal yang lebih kejam" Ara berusaha meredam suara tangisnya yang malah membuatnya semakin merasakan sesak, dia membekap mulutnya dengan kuat walaupun air matanya tetap mengalir.

"good girl" senyuman yang selama ini diharapkan semua perempuan disekolahnya kini terpatri didepannya  dan bahkan pemilik senyuman langkah atau bahkan nyaris punah karna tak pernah ada yang melihatnya tersenyum dan hanya menambilkan senyum miring tersebut menariknya kedalam pelukan erat sipemuda dan membuat tubuhnya bergetar ketakutan.

  Mengurai pelukannya mario lalu menghapus air mata di wajah sembab ara kemudian menariknya atau lebih jelas disebut menyeret masuk kedalam kamarnya lebih tepatnya kedalam toilet yang berada dikamar pemuda tersebut sedangkan alara hanya pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh iblis itu terhadapnya.semua tenaganya sudah terkuras habis untuk menahan tangisnya dan rasa takutnya. Ingin ara mati dengan cepat tanpa harus merasakan sakit tapi ia tahu semua kematian akan tetap terasa sakit dan ia tidak punya cukup keberanian untuk membunuh dirinya sendiri yang hanya akan berakhir menderita selamanya bahkan setelah kehilangan nyawa.

Tbc.......

Sekian dulu ya soalnya aku ngetik di dalam kelas dan lagi belajar fisika hahah gak nyambung banget ya....😆😆

Vote dan comennya ya...biar ada semangat buat nulis lanjutannya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang