Some Reason...(#chapter 4)

64 6 0
                                    

Se Hyun berpikir untuk menghindari Sehun lagi hari ini, tapi ia membatalkannya karena toh nanti akan bertemu lagi dengannya seperti kemarin. Lagi pula sepedanya masih rusak, ia tak tahu apa yg Sehun lakukan pada sepedanya setelah tempo hari menitipkannya ke apotek Chanyeol.

Ia keluar kamar dan melihat Jun Myeon sedang menggoreng telur. "apa yg Oppa lakukan?" tanya Se Hyun melihat tingkah kakaknya, tidak biasanya Jun Myeon membuat sarapan. "oh! Se Hyun-ah, kau sudah mau berangkat? Duduklah? Sarapan dulu sebelum berangkat!" ajak Jun Myeon antusias.

Se Hyun menatap Jun Myeon dengan heran "ada apa ini? Oppa membuatku takut" ujar Se Hyun. Bukannya duduk seperti yg Jun Myeon minta, Se Hyun justru berjalan ke kulkas. Ia membuka kulkas dan mengambil sekotak susu juga sebuah apel. "aku tidak biasa sarapan" ujarnya lalu berjalan pergi. "kenapa? Kau paling suka masakan Oppa 'kan?" tanya Jun Myeon mengejar Se Hyun sampai ke pintu "lupankan. Aku pergi dulu... "

Se Hyun membuka pintu depan. Seperti yg di duga, Sehun sudah ada di sana dengan sepedanya. "Kim Se Hyun-sshi? Tidurmu nyenyak?" tanya Sehun sambil tersenyum, seperti biasanya. "ah.. Kurasa tidak. Aku dengar kau sering memikirkan aku akhir-akhir ini, bagaimana kau bisa tidur dengan nyenyak?" sambung Sehun tanpa memberikan waktu untuk Se Hyun menjawabnya.

"siapa yg bilang begitu?" tanya Se Hyun menatapnya dengan kesal. "aku, bukankah aku baru saja mengatakannya?" jawab Sehun tersenyum percaya diri.
"kau benar-benar pria yg percaya diri ya, Oh Sehun-sshi.." Se Hyun hendak melangkah mendahuluinya, namun Sehun menahannya dengan menggenggam tangannya.

Se Hyun terpaku sesaat, ia tidak terpaku karena gugup atau apapun. Ia kaget karena tangan Sehun terasa begitu panas. Ia berbalik, menatap Sehun. "kau mau kemana? Naiklah!" ujar Sehun belum menyadari perubahan ekspresi Se Hyun.

"aku tidak mau" jawab Se Hyun sambil melepaskan tangannya. "kenapa?" tanya Sehun. "aku tidak mau, itu saja" Se Hyun kembali melangkah meninggalkan Sehun di belakangnya. "apa ia demam?.. Karena hujan-hujanan kemarin?"

Sehun menatap punggung Se Hyun yg mulai menjauh. Ia menghela nafas, tapi sekejap kemudian ia tersenyum dan menyusulnya.


"kenapa tidak mau ku boceng? Kau tidak mau di bicirakan anak-anak lain?" tanya Sehun sambil masih duduk di sepedanya. Se Hyun menoleh, menatap Sehun "dasar! Kenapa dia bersikap sok romantis dan memberikan aku payungnya kemarin?" itulah apa yg ia katakan pada Sehun, dalam hatinya. "kalau sudah tahu, kenapa harus bertanya?" kenyataanya, apa yg hati dan mulutnya ucapkan berbeda.

Maka Sehun turun dari sepedanya, dan berjalan menuntunnya. "kalau sekarang bagaimana?" Se Hyun menatap Sehun dengan kesal "mereka akan menciptakan rumor kalau kau tetap bersamaku. Aku sudah bilang jangan lakukan hal aneh dan dekat-dekat denganku 'kan?!" Se Hyun berjalan cepat mendahuli Sehun.

Sehun mungkin tidak tahu, tapi alasan mengapa Se Hyun menolak di bonceng olehnya mungkin karena ia takut Sehun tidak kuat memboncenginya setelah merasakan suhu tubuh Sehun yg amat tinggi, Se Hyun khawatir padanya.
.
.
.
.
.
.
.
Se Hyun kembali mendatangi atap seperti yg biasa ia lakukan. Ia duduk di tepian atap,mendengarkan musik dari earphone dan mengayunkan kakinya. Tiba-tiba ia jadi memikirkan Sehun.

Waktu memegang tangannya, Se Hyun bisa merasakan suhu tubuh Sehun yg begitu tinggi. Ia pikir pasti Sehun sakit karena semalam menyerahkan payungnya dan berlari hujan-hujanan kerumah.
"dasar bodoh" desahnya

Sehun tiba-tiba datang. Kali ini Se Hyun tidak kaget karena ia sudah lebih dulu mendengar langkah kakinya. "sudah kuduga, kau pasti kesini. Kim Se Hyun-sshi" Sehun mendekatinya, ia membawa sekantong makanan di tangannya.

Some ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang