"Dok! Kami harus menunggu berapa lama lagi? Ini sudah lebih dari sebulan Chanhee terbaring di dalam!" Pekik Liya pada Dokter yang baru saja keluar dari ruang tempat Chanhee terbaring tak sadarkan diri.
Indah dan Aifara yang mengetahui keadaan sahabat mereka- Chanhee yang sangat mengenaskan hanya mampu menangis dalam diam, mereka tak sekuat Liya yang bisa memberontak pada Dokter tersebut.
"Kami sedang terus berusaha. Mohon bersabar sedikit dan teruslah berdoa, Nona Park." Jawab Dokter tersebut kemudian berlalu meninggalkan Liya, Indah, dan Aifara.
Liya terduduk di depan pintu rawat Chanhee dengan kaki yang ditekuk sembari memperlihatkan wajahnya yang sudah sangat kelelahan karna sebulan belakangan ini tidurnya tidak nyenyak.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Ara dengan isakannya.
Liya dan Indah hanya terdiam.
"Ini semua salahku." Ucap Liya tiba-tiba.
"Astaga! Berhenti! Itu bukan salahmu!" Pekik Indah sedangkan Liya menggelengkan kepalanya tanda tak setuju dengan jawaban Indah.
"Aku yang salah, aku yang sudah membiarkannya pergi sendirian. Aku memang sahabat yang bodoh." Kesal Liya sambil sesekali membenturkan kepalanya ke kedua lututnya.
"Liya kumohon.. ini bukan salahmu, Chanhee akan baik-baik saja." Ucap Indah berusaha menenangkan Liya.
Percayalah, Liya tak sekuat yang ada dibayangan Indah. Liya takut, sangat takut kehilangan sahabatnya tersebut karna ia tau, segala yang terjadi pada Chanhee itu karnanya.
"Aku akan masuk duluan." Ucap Liya kemudian dijawab anggukan oleh Indah dan Aifara.
Ruang rawat Chanhee hanya dapat dimasuki oleh satu orang pengunjung, tidak bisa bersamaan dan harus tetap steril. Untuk itu, sebelum masuk.. Liya memakai beberapa pakaian khusus.
Liya duduk dan mulai mengenggam tangan dingin Chanhee seperti yang biasa ia lakukan.
"Chanhee.. bangunlah kumohon. Seindah apa mimpimu hingga kau tak ingin bangun?" Lirih Liya pada Chanhee yang saat ini masih terbaring lemah dengan beberapa alat yang menempel di tubuhnya.
"Chanhee.. kami menyayangimu. Aku menunggumu. Kami menunggumu.. hiks hiks."
Liya mulai menangis dengan perkataannya sendiri, dengan hanya melihat Chanhee terbaring lemah seperti itu, membuatnya semakin merasakan sakit.
Tiba-tiba genggaman tangan Liya pada tangan Chanhee bergerak.
Liya terkejut kemudian memandang tangan yang bergerak-gerak dalam genggamannya.
"Chanhee! Kumohon! Aku di sini!" Pekik Liya pada Chanhee.
Chanhee tidak merespon, ia hanya terdiam. Tapi alat pendeteksi jantungnya lah yang merespon ucapan Liya barusan.
Tiit! Tiit! Tiit!
Dengan cepat, Liya menekan tombol darurat yang berada tepat di atas ranjang tempat Chanhee berbaring.
Tak sampai semenit, beberapa Dokter dan Perawat masuk kemudian mengelilingi Chanhee diikuti Liya, Indah, dan Aifara.
Dokter mulai memeriksa mata Chanhee.
Dada Chanhee naik turun dan alat tersebut semakin lemah.
"Siapkan alat pacu jantung!" Perintah salah satu Dokter yang dijawab anggukan oleh salah satu Perawat.
BRAKK!!
Tiba-tiba pintu rawat inap Chanhee terbuka lalu memperlihatkan sosok seorang pria tinggi berkulit sangat putih.
"Dokter! Tolong kedua teman saya!!!" Teriaknya kemudian salah satu Dokter menghampirinya lalu mengikutinya pergi.
"Aku seperti pernah melihatnya.." Gumam Indah.
Namun, Aifara dan Liya tidak mengindahkan ucapannya karna sedari tadi pandangan mereka hanya ada pada Chanhee yang sedang terbaring dengan napas yang memburu.
"Chanhee!!" Pekik Liya dengan isakannya yang semakin kencang.
"Sebaiknya kalian keluar.." Pintah salah satu Dokter.
"Jangan menyuruhku atau temanku keluar dari tempat ini atau kalian semua akan aku usir." Jawab Liya masih dengan isakan.
Sedangkan Dokter tadi terdiam dan mulai merutuki perkataannya, bagaimana tidak? Cucu satu-satunya pemilik Rumah Sakit itu baru saja mengancamnya.
"Liya sebaiknya kita keluar.." Ajak Aifara pada Liya.
"Tidak akan! Sebelum aku melihat keadaan Chanhee membaik!" Jawab Liya ketus.
Indah, Aifara, dan beberapa Perawat lainnya hanya mampu menghela napas pasrah mendengar jawaban dari si anak keras kepala itu.
"Mck. Kau pikir Chanhee akan senang melihatmu sekeras ini? Aku yakin dia akan mencubit payudaramu hingga membiru melihat kelakuanmu seperti ini!" Pekik Indah yang membuat beberapa pasang mata mendelik aneh ke arahnya.
Liya memutar bola matanya dengan malas.
"Mwo? Wae?" Tanya Indah.
"Ayo kita keluar." Ajak Aifara.
"AKU TIDAK--"
"BISAKAH KALIAN DIAM?! AKU SEDANG BERUSAHA MENYELAMATKANNYA DI SINI! SAHABAT MACAM APA KALIAN YANG BERANI MERIBUTKAN HAL GILA SEMACAM ITU DI DEPANNYA? APA KALIAN TIDAK KASIAN!? HAH!" Teriak Dokter muda tersebut yang sedang menyiapkan alat pemacu jantung untuk Chanhee.
Dokter tersebut bernama Changmin, Dokter muda yang sangat terkenal karna ketampanan dan juga kepintarannya.
Itu tidak penting.
Liya hanya mendelik kesal ke arah Dokter tersebut lalu berjalan keluar meninggalkan ruangan diikuti Indah dan Aifara.
Hanya Changmin yang tidak bisa ia bantah di Rumah Sakit tersebut, Dokter muda itu adalah Dokter kesayangan kakeknya.
Belum sempurna keluar dari kamar Chanhee, langkah Liya terhenti diikuti Indah dan Aifara.
"Astaga. Apalagi sekarang?!" Tanya Indah kesal dengan kelakuan sahabatnya itu yang sangat tiba-tiba.
Liya, Indah, dan Aifara kemudian terpaku melihat pandangan di hadapan mereka yang sangat padat.
Tempat itu dipenuhi dengan beberapa gadis yang berusaha masuk ke salah satu ruangan.
Karena penasaran, mereka pun menghampiri kerumunan tersebut lalu menarik salah satu dari gadis-gadis gila lainnya.
"Ada apa ini?" Tanya Liya.
"Se-... Sehun! Oh Sehun ada di sini!" Jawab gadis tersebut dengan napas yang terengah-engah kemudian kembali ke kerumunannya.
"Sudah kubilang. Aku melihatnya tadi." Sela Indah.
Sedangkan Liya masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya, terlebih lagi Aifara yang sedari tadi hanya terdiam.
Ketiga sahabat tersebut kemudian saling menatap satu sama lain sambil berfikir, kemudian...
"EXO DI SINI!!!" Teriak mereka kompak dan mulai menerobos kumpulan anak gadis tersebut.
••
"Tolong aku..."
Tbc.
Vomment juseyo~
Thanks for reading!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKEN;KAI ✅
Fiksi PenggemarSalah orang, bodoh! -Chanhee COMPLETED [CHAPTERS END ARE PRIVATE] Highest rank: -10 in short story- -138 in fanfiction- This is my fourth book! Copyright; Ceyeahh, September 2017.