Sudut pandang orang ketiga
Si manusia kucing itu masuk kembali ke dalam rumah, memulai permainannya. Dia layaknya dewa kematian yang siap mencabut nyawa orang-orang yang berada di situ. Katya dan Shelo berjalan mengitari rumahnya sedangkan Tata, Surya, dan Rama juga berada di rumah itu. Mereka sebenarnya telah berhasil keluar dari rumah itu, tetapi ketika mereka melihat ada si manusia kucing di dekat pos satpam, mereka kembali ke dalam rumah untuk memastikan agar mereka bisa baik-baik saja.
Waktu menunjukkan pukul 4 pagi, polisi belum juga datang. Mereka sisa bermain dengan waktu, menunggu bantuan itu datang. Katya dan Shelo menuju ke dapur, untuk mengambil benda-benda tajam yang ada, tidak ada orang disitu. Mereka mengambil pisau besar dan beberapa pisau dapur yang berukuran lebih kecil. Tata, Surya, dan Rama pergi ke kamar orang tua Katya, di sana, mereka mendapatkan beberapa senjata api. Cukup untuk membunuh si manusia kucing. Suasana menjadi hening, tiba-tiba terdengar suara yang mengusik.
Heong.
"Kalian dimana, anak-anak ?"
Semua orang mendengarnya, mereka mulai bersiap-siap.
AH!
AKU MENEMUKAN KALIAN!
Si manusia kucing itu berjalan pelan, mengitari lorong rumah Katya, menggesekkan pisau-pisaunya di dinding, menghasilkan suara yang membuat telinga seseorang akan terasa ngilu. Katya dan Shelo berlari, mencoba meninggalkan rumah, lalu membakar rumah itu habis, mereka telah mengambil beberapa bahan bakar yang mudah terbakar dari dapur itu. Tetapi, tidak semudah itu, mereka harus berhadapan si manusia kucing itu sekali lagi.
Hai, anak-anak.
~##~
Mereka bertemu di sebuah lorong yang panjang di rumah Katya. Di ujung situ adalah tempat keluar dan mereka akan bisa dengan leluasa berada di luar sana, tidak sesempit di dalam rumah ini lagi. Si manusia kucing itu tersenyum, lalu berjalan lambat menuju arah Katya. Shelo lalu berjalan mundur ke belakang, diikuti oleh Katya. Tiba-tiba dari kejauhan, terlihat Tata, Surya, dan Rama yang sudah tiba di tempat yang mereka ingin tuju. "Hei, jangan ganggu Katya !" teriak Surya.
"Hm, dia lagi. Jangan menggangguku, nak." Si manusia kucing pun berbalik, mendekati Tata, Surya, dan Rama. Belum sampai di tengah, si manusia kucing berbalik dan memberikan gerakan yang mengejutkan, dia berlari kencang menuju Katya, itu membuat Katya dan Shelo kaget, dengan refleks mereka berdua kembali berlari ke belakang lalu berbelok menuju ke ruangan bawah tanah. Si manusia kucing itu lalu berhenti mengejar, dia membiarkannya berada disitu, dia berbalik lagi. Mereka bertiga melawan seekor atau seorang manusia kucing. Si manusia kucing tersenyum, hidup dan mati mereka ada di tangan mereka masing-masing.
Rama memberanikan dirinya, berlagak seperti menantang manusia kucing itu. Ketika manusia kucing itu sudah dekat, Rama mulai memberikan ancang-ancang untuk memberikan tembakan kejutan, "Bersiaplah!"
"Untuk apa ?"
"Mati. Kau tidak bisa apa-apa dibandingkan kami bertiga!" dia lalu mengeluarkan pistol yang dia ambil di kamar orang tua Katya.
"Apa maksudmu dengan bertiga, lihat ke belakangmu, tidak ada orang yang tersisa,"
"Hah ?" Rama lalu berbalik ke belakang, Tata dan Surya ternyata sudah pergi dari situ. Mereka melarikan diri. Rama lalu kembali melihat ke tempat manusia kucing, dan serangan cepatpun datang, Rama bisa menghindarinya, itu adalah serangan yang fatal jika dirinya tadi terkena. Rama lalu berlari, mencari Tata dan Surya.
Ramapun tiba di ruang tamu itu. Di sana, mereka bertemu kembali. Mereka lalu membicarakan rencana yang akan mereka lakukan dalam mengalahkan si manusia kucing. Dari kejauhan, si manusia kucing itu melihat mereka bertiga berdiskusi, dasar bodoh. Batinnya.
"Aku sepertinya tahu cara mengalahkan si manusia kucing itu!" kata Surya.
"Bagaimana ?" tanya Rama
"Dengan air!" dia mengatakan itu sambil menunjuk jangannya.
"Tidak mungkin, lah. Dia itu manusia juga, bukan kucing seutuhnya!" ternyata Tata tidak setuju dengan pendapat Surya, mereka memang bersaudara yang tidak akur.
"Kita coba sa-," belum selesai kalimatnya. Tiba-tiba saja mulut dan kedua mata Rama tembus dengan pisau si manusia kucing itu. Si manusia kucing itu lalu melempar Rama jauh, kepala Rama mengeluarkan banyak darah, tubuhnya terpelanting dari dinding. Si manusia kucing itu tersenyum dan menatap Tata dan Surya. Mereka berpikir akan mati segera.
Bersambung...
