9. First Kiss

2.9K 383 6
                                    

Matt rasanya bisa menghabiskan seumur hidupnya untuk saat-saat ini. Mengecup, menggulum, dan merasakan bibir lembut Sabrina dengan bibirnya. Merasakan rasa manis anggur terbaik dari yang terbaik yang pernah Matt rasakan seumur hidupnya.

Kedua lengan kokoh Matt melingkari tubuh Sabrina. Membawanya semakin dekat hingga satu-satunya yang menghalangi di antara mereka hanyalah baju Sabrina sementara selimut yang tadinya membungkus tubuh Matt telah terjatuh dan mengumpul di kakinya. Dan baju Sabrina... Ya ampun, pakaiannya sangatlah tipis dan Matt bisa dengan mudah mengoyaknya untuk merasakan sensasi ketika kulitnya bertemu dengan kulit Sabrina. Dan perasaan ini, sudah ia tunggu sejak ribuan tahun lamanya.

Sabrina mengerang ketika Matt menggigit bibir bawahnya. Memaksanya membuka bibirnya yang dengan cepat diinvasi oleh Matt. Ketika lidah Matt sudah berada di dalam kehangatan dan kelembutan mulut Sabrina, ia pun ikut mengerang senang. Hasratnya yang telah berkobar semakin berkobar dan rasa-rasanya ia ingin menghentikan waktu.

Menyadari bahwa napas Sabrina tidak sepanjang miliknya, dengan enggan Matt melepaskan bibirnya dari milik Sabrina. Tetap tidak membiarkan bibirnya beristirahat dan malah mengecupi rahang hingga leher Sabrina. Sementara napas Sabrina terdengar kepayahan dan dirinya bahkan tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini.

Ini adalah ciuman pertamanya. Dan menurut teman-temannya, rasanya memang menakjubkan. Tetapi ia tidak menyangka bahwa ciuman bisa membuat tulang-tulangnya terasa seperti jeli.

Ketika akhirnya logikanya kembali, Sabrina menyadari bahwa kedua lengannya melingkar di leher Matt. Tubuh mereka saling menempel sehingga Sabrina merasakan ada tonjolan yang menekan perutnya. Dan Sabrina cukup cerdas untuk tahu apa itu.

Dan juga, menyadari bahwa Matt saat ini dalam keadaan telanjang membuat wajah Sabrina langsung merona merah. Ia berdeham dan berusaha melepaskan diri meskipun Matt sepertinya tidak mengijinkannya dan masih saja mengecup dan menjilati lehernya. Sesekali memberikan gigitan kecil yang membuat Sabrina mengerang.

"Matt, kumohon..." bisiknya dengan mata terpejam. Ia harus menghentikannya atau mereka akan melakukan hal yang Sabrina yakin tidak akan membuatnya bangga.

Tetapi Matt tidak mendengarnya. Tangannya bahkan semakin erat memeluk Sabrina sementara hidungnya mengendusi lehernya.

"Matt, kita harus bi-" Sabrina mendesah ketika Matt menggulum telinganya. Dan sedetik kemudian, Sabrina mendengar kekehan dari Matt.

"Yes, Baby. Kita akan bicara. Hanya saja, aku tidak bisa berhenti untuk terus menyentuhmu," katanya dengan suara serak.

Matt lalu sedikit menjauhkan wajahnya. Menatap wajah Sabrina yang merona merah dan bibirnya yang membengkak dan basah karena ulahnya. Matanya terlihat berbinar dan Matt bersumpah tidak akan mengizinkan siapa pun melihat Sabrina dalam keadaan seperti ini. Sabrina terlalu menggoda saat ini, dan dengan keberadaan empat werewolf di luar sana...

"Ayo kita masuk," ucap Matt dengan cepat. Ia mengambil lagi selimut dan menutupi tubuhnya. Menyeret Sabrina yang masih bingung menaiki tangga dan tiba di kamarnya.

"Aku hampir melupakan bahwa masih ada yang harus kuurusi di luar sana," gumam Matt setelah ia membawa Sabrina duduk di atas tempat tidurnya.

"Serigala-serigala itu," bisik Sabrina. "Apakah Coleen juga seorang werewolf?"

Matt mengangguk dengan bibir yang menipis. "Jangan tersenyum kepadanya, jangan terpesona kepadanya, dan jangan pernah melihatnya," tegas Matt tidak suka.

Sabrina mengernyit. "Mengapa? Bukankah dia tinggal di sini bersamamu?"

"Tidak. Ini adalah rumahmu, Sabi. Rumah kita. Dia tidak berhak tinggal di sini."

The Other HalfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang