Move?

14 3 0
                                    

Sina masuk kedalam kamarnya menenggelam kan wajah pada bantal dikasur nya, ia menangis.
“Taheyung-aa, hiks hikss”

**Flashback

Sina POV

“Apa kau mau mengizinkan Mina study diParis, dia menginginkannya kan, aku mohon”

Aku kaget.

“Itu masalah pribadimu! Jimin menyukai Mina apa salahnya, perasaan tak bisa disalahkan Yumi. Kau keterlaluan. Aku takmungkin membiarkan Mina pergi ke Paris”

aku tak habis pikir yang Yumi bicarakan.

“kau akan melakukan nya jika lelaki itu Taehyungkan!”

“apa yang kau katakan!, Taehyung dan aku saling mencintai, tidak usa membawa Taehyung dalam masalah ini.”

Aku muak dengan nya, aku melangkah kan kaki ku mecoba keluar dari tempat ini.
Tapi Yumi menarik tanganku.

“Apa kau akan berubah pikiran jika kau melihat ini” aku mengambil secarik photo dari tangan Yumi. Pelupuuk mata ku tak mampu menanpung air mata ku lagi. Rasa kecewa menusuk seluruh tubuhku.

“ini tidak benar” aku merobek photo itu.

“katakan pada ku itu hanya permainanmu.”

“kau tidak lihat mata Adikmu sendiri unnie. Ia selalu mengharapkan tempat dihati Taehyung, dan kau juga tidak menyadari tatapan mata Taehyung. Ia mungkin telah jatuh cinta pada Mina ntah itu sebelum ia kenal dengan mu atau maungkin karna kau tidak punya banyak waktu untuk Taehyung. Walau Mina itu cuek, Mina slalu ada ketika Taaehyung sendirian. Dan Photo itu, satu hari sebelum kepulangan mu. Aku tak tau apayang terjadi selanjutnya jika saat mereka berciuman aku tidak memotret mereka hingga melepaskan ciuman nya, atau mungkin mereka pernah melakukannya lebih dari hal ini.”
Perkataan nya menampar keras hatiku.

“unnie, pertimbangkan kan study Mina. Kau akan bahagia dengan Taehyung, aku pun begitu dengan Jimin, Kita sama sama diuntungkan lewat ini”

Lalu setelah itu yumi mmeniggalkan ku sendiri dengan air mata di kedua pipiku.

**Flashback end.

Jadi? Cinta atau persaudaraan?

Aku melangakahkan kaki ku keluar setelah mengumpulkan serpihan hati ku yang sempat hancur berantakan, Taehyung tidak pernah membuat ku sehancur ini sebelumnya, bahkan dia adalah sandaran ku ketika aku lelah dengan semua pekerjaan ku. aku terlalu sering memberinya cerita kesehariaku dari pada mendengarkan kisah sekolahnya. Aku sedikit kesal dengan perlakuan ku dulu. Perhatian kecil yang mungkin saja membuat seseorang bisa pindah kelain hati dengan perlahan, aku menekan bel apartemen Taehyung. Aku tau ini sudah larut malam tapi aku benar  benar ingin melihat wajah nya saat ini.

“Sina?”
Aku mendengar suara husky nya. Aku merindukan suara sexy lelaki ku. Harus nya aku lebih sering mendengarnya secara langsung, ini sangat sexy dari pada di dengar di telephone. Taehyung ku.

Aku yakin ia melihat mata ku yang sembab. Ia meraih wajah ku dengan mudah oleh tangan nya.

“ada apa?”

Aku melepas tangan ku yang sendari tadi ku masukan di jaket ku lalu meraih pinggang nya dan mendekapnya dalam pelukan ku.

“heyy, kau kenapa ayo masuk dulu”
Aku melepas pelukan ku lalu masuk bersama Taehyung. Aku duduk di sofanya.

“mau kemana?” aku meraih angan kiri nya sebelum ia beranjak pergi lagi.

“aishh, kau kenapa sih. Aku mau ambil air dulu”
“jangann, duduk ajaa” taehyung tersenyum lalu duduk di sampingku. Aku meletakan kepalaku di dadanya, detak jantungnya terdengar oleh telingaku.

“tadi kerumah jin?”

“iyaa, kenapa? Tumben nanya.”

“emang gaboleh?”

“aneh aja”

“ngapain”

“ada deh”

Aku melepas nafas ku kasar.

“kamu suka kesepian?”

“engga, ada banyak temen aku, ada Jimin, Namjoon, Hasoek, Soekjin, Mina.”

“kalau temen nya berkurang satu?”

“gaada yang bakal pergi sin”

“mina… aku mau dia lanjut study nya di paris.”

Tangan Taehyung yang sendari mengelus pucuk kepala ku berhent. Aku menegakkan badan ku melihat semua ekspresi yang ia keluarkan.

Taehyung POV

“mina… aku mau dia lanjut study nya di paris.” Aku sedikit tertenggun dengan apa yang dikatakan oleh Sina, aku memutar ulang kalimat yang di ucapan sini diotak ku.

“heyy” tangan nya mengibas didepan ku.

“kau, bicara apa? Aku tidak menyimaknya, hehe”

“Mina akan lanjut study keParis”
Hati ku selalu dibuat tak sehat setiap kali seseorang menyebut namanya, nama sederhana yang menggetar kan hati Kim Taehyung, ia teman ku. Apakah getaran ini layak untuk sebuah persahabatan?
Aku dan sina berbicara sampai larut, ta terasa ternyata sina tertidur dipelukan ku. Aku tidak mungkin membiar kan Sina tidur diApartemen ku. Aku menggendongnya membawa nya kembali ke apartemen Mina.
Aku menekan bel hingga perempuan denga Hoodie merah besar menetupi tubuhnya. Rambut pendek nya masih berantakan mungkin ia tadi sudah tidur.

“kau bisa tekan password nya sediri”

Ia masih mengucek mata kanan nya, hingga akhir nya ia focus pada kakanya yang berada di pangkuan ku.

“hyaa, kau apakan kakaku. Cepat bawa ia masuk”
Aku langsung melesat kearah kamarnya.  Mina memakai kan selimut ditubuh sina seteelah aku meletakan nya dikasur.

“pulanglah Taehyung”
Mina keluarkamar lebih dulu.
“Mina, apa kau—“

Ah, shit. Aku tidak bisa melanjutkan kata kataku setelah melihat matanya.

“Apa? Ada apa taehyung?”

“Ah tidakk”

*Aku selalu berakhir dengan perasaan yang kacau setelah berbicara dengan nya. pada akhirnya aku yang bertahan dengan rasa penyesalan. *

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang