"HALLO..." Teriak seseorang dari arah belakang ku, membuat diriku tersentak akibat terkejut yang kurasakan sekian detik yang lalu, sontak aku mutar wajah ku untuk melihat siapa yang datang mengejutkan ku, dari awal aku sudah menduga orang itu Lucy
Dan ternyata..
Memang benar dia.
Ada muka datar di wajah ku, dengan cepat Lucy membalas dengan muka tanpa dosa tertawa sangat kencang tepat di hadapan ku
"Sudahlah aku minta maaf" sahut Lucy di sela tawa yang sudah mulai menghilang kan senyum di bibir nya
"Kau sedang apa?" Tanya Lucy mengalihkan topik karna tidak enak hati kepada ku
"Apa perlu ku jelaskan?" Sambil mata ku beralih ke arah benda yang sedang ku pengang saat ini, terlihat aku tengah memegang selang air yang sangat deras, ya.. aku sedang menyiram tanaman halaman rumah ku karna pa Jhon sudah selesai bekerja.
"Liam dimana?" Kata-kata itu terlontar begitu saja dengan bijak nya sehingga membuat ledekan datang menghujat ku tepat di halaman rumah ku secara live.
"Ehemmm.. ada yang rindu Liam nih, baru di tinggal beberapa jam yang lalu" ledek Lucy membuat ku slah tingkat sendiri, aku hanya terdiam tidak menjawab ledekan Lucy.
"Ah, sudahlah yuk kita ke tempat Liam beristirahat" Lucy berkata sambil mengambil selang yang ku pegang dan memutar keran air sehingga air itu tidak mengucur lagi.
Lucy berjalan lebih dulu di depan ku, jalan ku terseok-seok Karna harus menyeimbangi jalan Lucy, maklumlah aku jarang sekali jalan jarak jauh.
"Payah, baru jalan beberapa meter saja sudah seperti itu" ledek Lucy
"Kau jalan nya terlalu cepat, bisa pelani sedikit tidak ?" Jawab ku sebal
"Kau ini selalu mengeluh, ku lihat di sini banyak orang berjalan kaki, apa kau jarang keluar pagar hanya untuk sekedar berjalan kaki?" Tanya Lucy
Aku hanya menjawab nya dengan gelengan kepala.
"Bagus"
Lucy membawa ku ke suatu tempat yang sangat sepi dan banyak pohon-pohon di samping kanan kiri
"Disini lah pintu pemisah antara dimensi ku dan dimensi mu. rumah yang di tempati Liam tidak jauh dari sini" Lucy tiba-tiba berkata sambil menunjuk ke arah tanah kosong yang di terangi cahaya matahari karna sisi lain nya gelap tertutup rindang nya pepohonan.
Kami lanjut berjalan, tak beberapa lama kemudian ku lihat rumah kayu yang lumayan antik dan sedikit kecil
Tiba-tiba tanpa sadar aku dan Lucy sudah berdiri di depan pintu rumah ini
Tok tok
Lucy mengetok pintu yang ada di hadapannya itu
Selang beberapa menit muncul Liam dari balik pintu, betapa terkejutnya aku, pipiku langsung merah maron melihat sesosok pria yang telanjang dada terlihat rambut nya basah dapat di pastikan Liam habis mandi.
Aku dengan reflek membuang muka
"Sudah, tidak usah malu seperti itu, masuk saja, aku saja tidak malu padamu" ledek Liam yang mempertontonkan dada bidang nya di hadapan ku yang masih lugu
Sialan.. umpat ku.
Liam tersenyum, dan mempersilahkan aku dan Lucy untuk masuk kedalam, begitu aku melangkah melewati pintu, begitu terpesona aku dengan aksitektur rumah ini, rumah sekecil ini ternyata bisa mewah juga ya, jadi teringat dahulu ketika aku dan kedua orang tua ku tinggal di rumah kecil, terlihat sangat berantakan, ya saat itu keluarga ku belum mempunyai pembantu jadi akulah yang mengurus rumah, begitulah.
"Aku baru tau ada rumah bagus di tengah hutan begini" ucap ku tanpa sadar saking terkagum nya dengan rumah kecil yang bagaikan istana ini, ruangan di rumah ini hanya di sekati oleh papan bermotif dan berwarna-warni, dua ranjang putih, lemari kayu yang begitu klamis sangat mengkilap, meja kecil di samping tempat tidur, dapur yang sangat modern di modif dengan dinding keramik bertuliskan if you want to be satisfied, cook and eat food should be delicious, dan kulihat sekilas ada pintu kecil di sudut ruangan yang kutebak adalah kamar mandi. Dinding rumah berwarna biru toska dengan gambar segitiga yang sangat banyak berwarna putih bergaris hitam, dan berlantai kayu berwarna hitam pekat. begitu kalem dan menenangkan jiwa siapa saja yang melihat nya.
"Bukan nya kau tidak tau, tetapi memang kau nya saja yang tidak pernah keluar rumah, kudet" sambung Lucy tiba-tiba mengalihkan pandangan ku.
Aku hanya melirik nya sekilas dan sedikit menarik kan bibir, perhatian ku lebih tertarik dengan Liam yang tengah mencari baju di dalam lemari nya, setelah mendapatkan kaus hijau muda transparan itu langsung dia gunakan, mata aku dan Liam kembali beradu, merah muda pipiku
Lagi lagi..
"Nah, Shopie, seperti nya malam ini aku tidur disini saja, orang tua mu hari ini pulangkan dari new york?, Aku takut mengganggu, pasti mereka kelelahan setelah seharian ini bekerja" kata Lucy sambil memanjakan punggung nya ke kasur putih empuk nya.
"Baiklah" jawab singkat ku sambil melihat ke arah televisi di dekat sofa kecil di hadapan ku
"Nyalakan saja" kata Lucy
"Baiklah" jawabku dan mengambil remot di atas meja televisi.
Kemudian duduk di atas sofa kecil dan hanya satu-satunya selain karpet di lantai
Ku lihat beberapa film-film nya, banyak film seru yang di tayangkan di televisi ini, Karna terlalu asik memperhatikan televisi tempat sadar Liam sudah duduk di samping ku, karna kursi yang ku duduki kecil alhasil pinggang kami bersentuhan
Awal nya ku kira lucy, makanya aku tidak merespon, setelah aku menemukan film yang menurut ku lumayan menarik, aku menyenderkan punggungnya ku dan mendapati Liam sudah berada di samping ku
"Lucy mana?" Teriak ku kaget sambil melotot kearah Liam
"Lucy?, Memang aku dari tadi disini, Lucy di kasur nya" jawab Liam sambil tertawa karena melihat ekspresi terkejut ku yang hampir mengeluarkan bola mata ku.
Ku lihat Lucy tengah tertidur begitu tibra, sampai beberapa detik kemudian terdengar suara ngorok yang di timbulkannya.
Nhkooookh...
Sontak suasana yang tadi nya hanya diisi dengan suara dari televisi saja kini terdengar tawaan yang begitu keras berasal dari suara ku dan Liam, karna efek suara tawa kami yang begitu kencang sehingga membuat Lucy terbangun dibarengin dengan suara tarikan air liur yang ingin menetes namun tidak jadi dari mulut nya.
"Ihh.. " jawab kuserentak dengan Liam.
°°°
Jam terus berputar tanpa terasa waktu sudah menunjukan angka lima sore, setelah seharian menghabiskan menonton film di rumah Liam aku akhir nya pulang dengan berjalan kaki sendirian
Ku hirup udara sore hari yang begitu sejuk nya
Kulihat kanan kiri ketika ingin menyebrang, namum perhatian ku tertuju kepada seseorang di seberang sana, kulihat dari sini ada seorang ibu-ibu yang tengah berusaha membuka pagar rumah ku, apa itu ibu ku?, Tetapi mengapa tidak ada mobil ibu disekitar sini.
Karena takut aku terdiam dahulu memperhatikan orang itu, sesaat orang itu seperti kebingungan dan memanggil manggil ke arah dalam rumah ku, setelah ku perhatikan lagi dan lagi, aku baru teringat.
.
.
.
.
.
.
.
Itu bibi ..Langsung saja aku menyebrang tanpa lihat kanan kiri, di kuping ku terdengar suara klakson, belum sempat melihat dari mana asalnya suara itu, pandangan ku menjadi gelap dan sedikit terasa nyeri di jidat ku, sekejap kudengar suara bibi memanggil nama ku, sambil menangis, awal nya aku ingin menjawabnya, namun tiba-tiba semua gelap dan tidak kudengar suara apapun lagi.
°°°
Maaf baru bisa update hari ini, karna alasan author nya sibukkk..
Jangan lupa vote and comment yokss.. 💓
PS: salam manis dari ku untuk kalian yang sudah setia menunggu kelanjutan ceritanya, maaf keun outhor yang satu ini yaak.. 🙇
Kalau ada typo kasih tau aja yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Love Imagine
FantasyMereka menganggap aku sebagai orang aneh tetapi aku menyebut nya istimewa, mengapa begitu? Ibu dan ayah ku jarang sekali berada di rumah dan aku sangat suka sekali berkhayal dan meyakini bahwa benar adanya dunia imajinasi dan berharap dapat menemuk...