Lima: a day with Devin

933 65 4
                                        

Devin dan Marsha duduk berhadapan, mata mereka tidak saling memandang. Tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut mereka.

"Marsh,,," akhirnya Devin pun memulai pembicaraan.

"Ya?" Tanya  Marsha.

"Lo ko pindah ke sekolah ini?"
Tanya balik Devin.

.......

"Bu, handphone saya hilang!" Seseorang berteriak. Seluruh siswa di kelas menoleh ke arahnya.

Tak lama pun dilakukan pemeriksaan, dengan men-cek satu per satu. Marsha pula berdiri dan menyerahkan tas nya.

Tak disangka, handphone dengan casing bergambar menara Eiffel itu berada di dalam tas Marsha.

"Itu handphone saya bu"

Marsha kaget karena handphone itu bisa berada di dalam tasnya.

"Marsha apa benar kamu yang melakukan ini?" Tanya guru kepada Marsha.

"Aku gak percaya kamu ternyata kaya gini" ucap siswi itu.

Marsha hanya terbujur kaku, dia tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi.

Semua orang menatap Marsha seperti seorang pencuri yang telah mencuri sebuah berlian raksasa. Diantara mereka pula ada beberapa murid yang saling berbisik.

Tak Terasa air mata Marsha terjatuh membasahi pipinya, kakinya bergetar hebat.
Spontan dirinya pun berlari ke luar kelas.

Keesokannya Marsha harus tetap bersekolah, pada hari itu pula sekolah akan memberikan keputusan untuk Marsha.

Langkah demi langkah ia lewati,
Bisikan demi bisikan pula harus ia dengar, dia hanya bisa berpura pura tuli.

.

"Marsha katanya di do dari sekolah ini!" Gosip itu tersebar luas. Dan pada kenyataannya itu memang benar.
Marsha merapikan bukunya dari atas meja dengan mata yang sembab.

"Heh, Marsha akhirnya lo di do juga ya. Orang miskin gak tau diri emang pantes digituin" ucap salah satu siswi dengan gayanya yang centil. Seluruh penghuni di kelas menyaksikan apa yang, akan terjadi.

"Saya tau, saya memang miskin.
Tapi saya tak pernah diajarkan untuk memiliki apa yang kita mau dengan cara yang instant.
Dan asal kamu tau mir, hanya tuhan yang tahu apa yang terjadi saat ini "
Tanpa basa basi lagi Marsha pergi meninggalkan suatu tempat yang lebih tepat disebut 'sekolah para iblis'.

****

"Jadi lo difitnah?" Tanya Devin, walaupun sebenarnya ia sudah tau jawabannya.

"Iya, semenjak itu gue berubah jadi orang yang beda. Gue yang dulu udah gak ada"

"

Tringggggggggg" bell masuk berbunyi.

"Ehh gue masuk dulu ya" Marsha berlari menuju kelasnya.

.
.
.
.
.

"Ada satu hal yang membuat kita merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia ini ,yaitu dicintai oleh orang yang tulus"
.
.
.
.
.

"JAFTY "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang